Surabaya NewsWeek- Menyikapi
adanya perbedaan dua lembaga, hasil survei elektabilitas bakal Wawakli Surabaya
Tahun 2020, DPC Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Kota Surabaya mengumpulkan
semua calon anggota legislatif
"Kamis (24/1)
malam, kami kumpulkan semua caleg di kantor DPC PKB Surabaya. Kami sampaikan
kepada para caleg agar, tetap waspada terhadap hasil survei yang berbeda itu,
sambil menunggu survei di internal PKB yang baru," ujar Mazlan Mansyur Sekretaris
DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya, Minggu ( 27 / 1/ 2019 )
Dua lembaga survei
yang sempat dibahas yaitu, Surabaya Survey Center (SSC) yang merilis hasil
surveinya pada 9 Januari 2019 dan Proximity pada 24 Januari 2019.
Hasil survei SSC yang
dilaksanakan di 31 kecamatan mulai 20-31 Desember 2018 menyebutkan,
elektabilitas Cawali yang diusung PKB yakni, Fandi Utomo berada diposisi kelima
atau 4.3 persen. Urutan pertama Whisnu Sakti Buana (15,4 persen) disusul Puti Guntur
Seokarno (15,1 persen), Adis Kadir (6,9 persen), Ahmad Dhandi (4,5 persen) dan
Armuji (4,5 persen).
Untuk SSC, Riset yang
dilakukan menggunakan 1.000 responden melalui teknik stratified multistage
random sampling dengan "margin of error" atau memiliki toleransi
kesalahan 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Lain halnya, dengan hasil
survei Proximity yang dilaksanakan di 31 kecamatan pada 11-20 Januari 2019
menyebut Fandi Utomo berada diurutan ketiga atau 6,4 persen. Urutan pertama
Whisnu Sakti Buana (24,7 persen) disusul Puti Guntur (10,6 persen), Azrul
Ananda (5,3 persen), Armuji (3,8 persen), Adis Kadir (1,8 persen) dan Ahmad
Dhani (1,6 persen).
Riset yang dilakukan
Proximity menggunakan menggunakan 800 responden dengan metode multistage random
sampling dengan "margin of eror" atau memiliki toleransi kesalahan
3,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mazlan menjelaskan,
selain persoalan elektabilitas Cawali, dalam pertemuan para caleg dari PKB
se-Surabaya tersebut juga dibahas mengenai elektabilitas figur / tokoh calon
anggota legislatif DPR RI.
Perlu dikertahui bahwa,
Fandi Utomo merupakan bakal Cawali Surabaya yang akan diusung oleh PKB dan juga
termasuk caleg DPR RI, daerah pemilihan Jatim 1 (Surabaya - Sidoarjo).
Hasil survei yang
dilakukan Proximity menyebut elektabilitas Fandi Utomo masih unggul
dibandingkan dengan caleg PKB lainnya yakni Arzeti Bilbina dan Syaikul Islam.
Namun hasil survei
internal PKB pada akhir Desember 2018 menyebutkan bahwa, Fandi Utomo masih
kalah dengan Syaikul Islam dan Arzeti Bilbina.
"Jadi semua caleg
kita suruh lihat fenomena dan problematika dari hasil survei ini. Kalau nanti
caleg berhadapan dengan masyarakat yang menjurus ke hasil survei, sudah siap menjawab,"
tandasnya.
Salah seorang caleg
PKB yang enggan namanya disebut mengatakan bahwa, DPC PKB Surabaya mendadak
mengumpulkan para caleg karena, adanya pemberitaan bahwa elektabilitas Fandi
Utomo merosot.
"Gara-gara
berita-berita itu, sampai-sampai mendatangkan lembaga survei. Apalagi beberapa
minggu ini, Fandi seolah-olah menghantam wali kota Surabaya dengan
komentar-komentarnya," ungkap sumber yang namanya tidak mau dipublikasikan.
Keika ditanya, apakah
lembaga survei itu sengaja dibayar, untuk menandangi hasil survei sebelumnya
dan memberikan kepercayaan bagi caleg PKB di Surabaya agar, tetap memberikan
dukungan, sumber tersebut enggan menanggapi.
"Saya tidak tahu
itu. Tapi kok ya aneh, tiba-tiba muncul lembaga lembaga survei," paparnya..
Ia menyayangkan karena,
dalam pertemuan tersebut, tidak ada tanya jawab. Padahal, lanjut dia, kalau
diberi kesempatan tanya jawab, banyak di antara caleg PKB akan menanyakan soal
elektabilitas Fandi Utomo.