Surabaya NewsWeek- Pasca
disebutnya nama Fandi Utomo bacaleg DPR RI dan bakal calon Walikota Surabaya,
oleh Surabaya Survey Center ( SSC ) terkait elektabilitas yang turun dan
terancam gagal, DPC Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) meminta untuk tidak
menganggap remeh hasil survei itu.
"Fandi jangan
angap remeh hasil survei. Jadikan survei itu cambuk buat untuk melakukan intropeksi,"
papar Mazlan Mansyur Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya,
Rabu ( 23 / 1/ 2019 ).
Hasil survei Surabaya
Survey Center (SSC) yang dilaksanakan mulai 20-31 Desember 2018 di 31 Kecamatan
di Kota Surabaya menyebut, elektabilitas Calon Wali Kota Surabaya pada Pilkada
Surabaya 2020 untuk urutan peratama adalah Whisnu Sakti Buana dengan perolehan
15.4 persen.
Sedangkan untuk urutan
kedua dan ketiga adalah, Puti Guntur Soekarno dengan 15.1 persen dan Adies
Kadir dengan 6.9 persen, Ahmad Dhani dan Armuji berada di posisi keempat dengan
perolehan 4.5 persen, Fandi Utomo dengan 4.3 persen dan Arzeti Bilbina dengan 4
persen.
Mazlan mengatakan,
jika hasil SSC menyebuk elektabilitas Fandi turun, maka Fandi harus mengatur
ulang strateginya lagi supaya apa yang diharapkan bisa diraih.
"Ini bukan
berarti mempercayai penuh hasil survei. Tapi tetap jangan mengabaikan hasil survei,"
tandas Mazlan.
Terkait, pernyataan
Direktur SSC Mochtar W. Oetomo yang menyebut turunnya elektabilitas Fandi
dikarenakan salah kalkulasi dan pemetaan dalam kampanye, Mazlan mengatakan
tidak selalu benar karena tingkat pemahaman politik masyarakat Surabaya berbeda
dengan daerah lain.
"Cuma kalau
misalnya, untuk menggenjot lagi kinerjanya, pengenalan ke bawah. Insya Allah
elektabilitas Fandi akan naik juga," ungkapnya.
Lain halnya, dengan
Ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rouf mengatakan, dengan adanya hasil survei
tersebut, maka sebagai caleg dan cawali, Fandi Utomo perlu diruwat atau
dipulihkan kembali seperti keadaan semula.
"Kalau salah
langkah, perlu diruwat lagi supaya kembali ke jalan yang benar," ujarnya..
Masih Musyafak, kalau
bahasa agama, ruwat bisa dikatakan bagian dari syukuran atau menysukuri nikmat
yang berikan Allah SWT . "Jadi perlu membuat syukuran. Apalagi Fandi ini
kan caleg unggul," tandas Musyafak.
Ia menambahkan bahwa,
Fandi mempunyai tugas khusus mengambil suaranya yang dulu di Partai Demokrat.
"Hal ini sesuai pesan K.H. Ma'ruf Amin (cawapres) kembalilah orang NU yang
dulu berada di partai lain, untuk kembali ke PKB," tambahnya.
Sebelumnya, Direktur SSC
Mochtar W. Oetomo mengatakan bahwa, turunnya elektabilitas Fandi Utomo karena
ada double agenda. Pada saat bersamaan Fandi sosialisasi untuk Pilkada Surabaya
sekaligus untuk Caleg DPR RI.
"Sehingga semacam
ada kerancuan informasi yang diterima publik. Agenda mana sebenarnya yang
penting dan utama," terangnya.
Ia mengatakan, agenda
yang terdekat adalah Pileg 2019 tapi yang disosialisasikan lebih masif malah
Pilkada Surabaya 2020. Dua agenda informasi politik dalam waktu bersamaan tentu
akan menjadi lebih sulit untuk diterima oleh publik.