Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima
kunjungan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik
Indonesia dan Konjen RI di Ruang Sidang wali kota, Rabu, (30/01/18). Kunjungan
itu, bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pontensi ekonomi daerah,
terutama produk andalan yang potensial untuk dipromosikan ke luar negeri.
Sebagai materi pembekalan guna mendukung pelaksanaan tugas di negara tujuan.
Kepala Biro Hukum dan Administrasi Kementerian dan Perwakilan
Republik Indonesia Okto Dorinus Manik mengatakan kunjugannya ini dalam rangka
menggali potensi-potensi ekonomi yang ada di Jawa Timur khususnya Kota
Surabaya. “Jadi, tujuan kami lebih banyak menggali potensi untuk bisa kami
kerjasamakan di seluruh perwakilan kita dan luar negeri,” kata dia.
Disamping itu, lanjut dia, kunjungannya kali ini untuk meminta
masukan dan arahan dari Wali Kota Risma. Sebab, pihaknya menilai, selama ini
wali kota perempuan pertama di Surabaya itu dikenal sudah banyak pengalaman
dalam berbagai bidang kerjasama dengan dunia internasional. Oleh karena itu,
pihaknya datang langsung untuk bertemu dengannya. “Karena kita juga tahu
bagaimana kiprah Bu Risma di dunia Internasional,” ujarnya.
Bahkan, pihaknya mengaku senang, selain bisa bertemu langsung
dengan pejabat nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya, masukan-masukan yang
telah diberikan Wali Kota Risma itu, dinilai sangat bermanfaat untuk mendukung
tugas masing-masing duta besar saat menjalankan misi di negara tujuan. “Kami
malah senang bisa datang bertemu dengan Bu Risma. Yang artinya, kerjasama kami
khususnya perwakilan duta-duta besar baru dalam bertugas, nanti bisa
meningkatkan kerjasama kami yang selama ini sudah ada,” paparnya.
Ia menambahkan, sebelumnya pihaknya juga telah melakukan
kunjungan ke asosiasi pengusaha industri di Surabaya dan beberapa kota Jawa
Timur. Ia menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi lokal nantinya akan menjadi
fokus utama untuk dikembangkan ke luar negeri. "Kami kemarin juga
ketemu dengan asosiasi pengusaha. Jadi saya kira, potensi (ekonomi) itu akan
kita kembangkan, akan kita kerjasamakan lebih lanjut," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyambut baik
kedatangan para Duta Besar dan Konjen RI tersebut. Ia mengaku, bahwa kedatangan
mereka ini bukan yang pertama kalinya. Sebelum berangkat menjalankan tugas,
mereka biasanya berkunjung ke beberapa pihak untuk melakukan sharing sekaligus
meminta saran. “Sebetulnya (kunjungan) ini bukan pertama kali, sudah dua atau
tiga kali gitu. Sebelum mereka bertugas, mereka ke sini dulu,” kata Wali Kota
Risma.
Dalam pertemuan dengan para Duta Besar dan Konjen RI itu, Wali
Kota Risma berbagi beberapa hal, diantaranya potensi pangsa pasar asing, serta
pengalaman-pengalaman saat ia berkunjung dan berinteraksi langsung dengan dunia
internasional. “Aku kan sering keluar (negeri), jadi pengalaman apa itu yang
tak sampaikan. Bagaimana hubungan sister city itu bisa imbang.
Nah itu yang tak sampaikan tadi,” paparnya.
Wali Kota Risma mengungkapkan selama ini orang menganggap bahwa
potensi pasar luar negeri itu bagus. Namun, ia menilai, seharusnya yang menjadi
fokus utama adalah bagaimana mengupgrade daya beli masyarakat lokal. Alasannya,
ia mencontohkan, jika saja salah satu kota di luar negeri penduduknya hanya 300
ribu sampai 1 juta, namun mereka bisa hidup sejahtera dan makmur, seharusnya
kota-kota Indonesia bisa lebih sejahtera, karena jumlah penduduknya lebih
unggul. “Mungkin sekitar berapa persen itu miskin. Nah, bagaimana mengupgrade yang
miskin ini supaya dia bisa membeli produk. Artinya, saya mencoba konsentrasi di
pasar lokal,” jelasnya.
Dengan begitu, lanjut dia, industri-industri lokal khususnya
para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa meningkat. Ia
menjelaskan, dalam persaingan dunia industri global, ada standart-standart
persyaratan yang harus dipenuhi, namun jika tidak bisa memenuhi hal itu, justru
dapat merugikan pelaku industri sendiri. Karena itu, ia mengimbau bahwa
standarisasi menjadi aspek utama, sebelum pelaku industri itu ingin
mengembangkan sayap ke dunia internasional. “Kita kalau tidak hati-hati justru
kita kemudian akan kalah, dan itu kalahnya bahaya sekali, karena cost yang
sudah kita keluarkan (untuk) pengiriman itu biayanya tidak mudah,” katanya.
Pada pertemuan itu, Wali Kota Risma juga berbagi pengalaman saat
lawatannya ke Hangzhou China. Kala itu, ia dipercaya sebagai Presiden Belt Road
Local Cooperation (BRLC), yang bertugas menjadi koordinator anggota perdagangan
di Jalur Sutra yang ingin mengembangkan ekonomi dan perdagangan. Bahkan, ia
juga berbagi pengalaman saat menjalankan tugas sebagai Presiden United Cities
and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac). Ia berharap, ada manfaat yang
didapat saat ia dipercaya mengemban tugas kehormatan tersebut, baik bagi Bangsa
Indonesia maupun negara lain di seluruh dunia.
“Presiden Beld and Road (BRLC) Jalur Sutra itu apa yang saya
kerjakan, saya diangkat jadi Honour Presiden, kemudian Presiden UCLG, terutama
(bermanfaat) untuk kota-kota di Indonesia dan kota-kota negara lain, yang
terutama masih miskin,” pungkasnya.
Perlu diketahui, pada pertemuan itu juga dihadiri oleh beberapa
Pejabat Pendamping dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI yakni, Okto
Dorinus Manik (Kepala Biro Hukum dan Administrasi Kementerian dan Perwakilan),
Daniel Tumpal Simanjuntak (Direktur Afrika), Ratu Silvy Gayatri (Sesditjen
Amerika dan Eropa), Rossy Verona (Sesditjen Asia Pasifik dan Afrika), Rainer
Lauhanapessy (Pejabat Fungsional Diplomat Direktorat Amerika I) dan Suaji Raja
(Pejabat Fungsional Diplomat Direktorat Timur Tengah).
Sementara itu, untuk Duta Besar dan Konjen RI yang hadir yakni,
Abdul Kadir Jailani Duta (Kanada), Usra Hendra Harahap (Nigeria), Julang
Pujianto (Suriname), Chandra Widya Yudha (Serbia), Berlian Napitupulu (Korea
Utara), Hajriyanto Thohari (Lebanon), Cheppy Wartono (Mexico), Arrmanatha Nasir
(Perancis), Andriana Supandy (Papua Nugini), Abdurrahman Dimas Wahab
(Hongaria), Siti Nugraha Mauludiah (Polandia), Al Busya Basnur (Ethiopia),
Wajid Fauzi (Syria) dan Saud Purwanto Krisnawan (Los Angeles - AS). ( Ham )