Surabaya NewsWeek- Kepedulian
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap masa depan anak jalanan, ternyata
bukan isapan jempol belaka. Di Pondok Sosial Kampung Anak Negeri, Dinas Sosial
(Dinsos) Surabaya, yang bertempat di Jalan Wonorejo Timur No. 130 Rungkut,
pemkot membina anak-anak jalanan, anak putus sekolah, hingga anak-anak dengan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS). Pembinaan tidak hanya dilakukan secara formal, namun juga pengembangan
bakat dan minat hingga anak-anak itu mampu menorehkan prestasi.
Kepala Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) Kampung Anak Negeri Dinsos Surabaya Erni Lutfia menyampaikan
anak-anak yang tinggal di Kampung Anak Negeri memiliki berbagai latar belakang.
Mereka berasal dari anak putus sekolah, anak hasil penjangkauan, hingga
anak-anak hasil penertiban razia Satpol PP di jalanan.
”Bagi anak jalanan yang
terkena razia Satpol PP selanjutnya didata, jika masih mempunyai keluarga akan
dipulangkan. Sementara yang tidak mempunyai keluarga, kami bina di Kampung Anak
Negeri,” ujar Erni, sapaan-akrabnya, sepekan yang lalu.
Erni mengatakan, saat ini
Kampung Anak Negeri ditinggali sebanyak 35 anak. Mereka berusia rata-rata mulai
dari 7 hingga 18 tahun. Sistem pembinaan yang diterapkan pun ada dua jenis.
Yakni pendidikan formal dan non formal.
“Untuk pendidikan formal,
mereka bersekolah. Kalau SD di SDN Kedung Baruk, SMPN 23 dan SMKN 10 Surabaya,”
ungkapnya.
Sementara itu, bagi anak
yang mengalami putus sekolah atau di drop
out, akan diikutkan kejar paket. Setiap hari, Kampung Anak Negeri tidak
pernah sepi dari aktivitas. Sejak pagi, mereka sudah diajak untuk sholat subuh
berjamaah. Selanjutnya, bagi yang menempuh pendidikan formal, akan diantar ke
sekolah.
Sementara itu, bagi anak
yang menempuh pendidikan kejar paket, siangnya diberi kegiatan wirausaha.
Bahkan, Erni mengaku, ada juga pembinaan untuk keagamaan yang berkaitan dengan
baca tulis Al-Qur’an setiap malam sehabis shalat maghrib.
“Untuk malam harinya, usai
shalat isya mereka kemudian belajar keterampilan minat dan bakat. Ada yang
berlatih seni melukis, musik, olahraga tinju, balap sepeda, dan silat,”
paparnya.
Tak pelak, banyak dari
mereka yang telah berhasil menorehkan berbagai prestasi, baik tingkat regional
maupun nasional. Seperti Ari Mukti (14), pernah meraih juara satu pertandingan
tinju kelas 38 kilogram, Kejurda Tinju Amatir Yunior Youth Se Jawa Timur tahun
2017.
Dari cabang silat, Muhammad
Hasyim (14), pernah meraih juara satu tapak suci usia dini, se-Kota Surabaya.
Di cabang balap sepeda, Marfel Maulana (7), meraih juara tiga, Kejuaraan Balap
Sepeda MTB Piala Koni Kota Surabaya. Dan Luhur Aditya Prasoja (16), juga pernah
meraih juara dua, Kejuaraan Balap Sepeda Usia Dini Seri ke 3, Trophy Ketua ISSI
Jawa Tengah.
Bahkan, kata Erni, di tempat
ini mereka juga diajak belajar berwirausaha. Seperti cuci motor, pembuatan ayam
geprek, servis handphone, dan minuman
tradisional kunir asam. Beberapa produk mereka kemudian dipasarkan ke hotel dan
kantoran.
Pihaknya berharap, agar ke
depannya anak-anak itu bisa hidup secara mandiri. “Jadi ada pembinanya juga
yang membimbing mereka, dan mereka juga dapat tambahan uang saku dari hasil
wirausaha tersebut,” tuturnya.
Berbagai cerita suka dan
duka pun tidak luput dari upaya membimbing anak-anak itu agar meraih masa depan
yang cerah. Erni menuturkan, ketika awal mereka tinggal di Kampung Anak Negeri,
biasanya akan sulit untuk mulai beradapatasi.
Sehingga, beberapa kali anak
sempat ingin kabur. Namun demikian, dengan kesabaran dan pendekatan secara
psikologis, akhirnya anak-anak itu mau menurut tinggal di Kampung Anak Negeri.
“Kami juga punya tim khusus
yang bertugas mencari anak-anak yang kabur. Mereka kami cari mesti ketemu. Kita
kemudian lakukan pendekatan assesmen kepada mereka dengan didampingi psikolog,”
imbuhnya.
Upaya
yang dilakukan Pemkot Surabaya ini, semata-mata tidak lepas dari keseriusan
pemerintah untuk memperhatikan masa depan anak bangsa. Menurut Erni, anak-anak
yang biasa dipandang sebelah mata oleh masyarakat ini, jika diperhatikan dan
dibimbing dengan benar, ternyata juga mampu untuk berprestasi.
“Kita
juga dibantu TNI, mereka dilatih belajar disiplin. Yang pasti kita harus terus telaten
dan sabar untuk membimbing mereka,” pungkasnya.( Ham )