Surabaya NewsWeek- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya menggelar upacara peringatan Hari Bela Negara ke-70 di
Halaman Taman Surya pada Rabu, (19/12/2018). Upacara ini digelar sebagai bentuk
peringatan pada 70 tahun silam, MR Syafrudin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran
RI yang telah mendeklarasikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Atas jasanya tersebut, berhasil mengatasi kekuatan militer penjajah, dan menunjukkan
kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih tetap berdiri.
Wakil Wali (Wawali)
Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang bertindak sebagai inspektur upacara
mengatakan, penetapan peristiwa bersejarah ini sebagai Hari Bela Negara
merupakan penegasan bahwa Bela Negara sejak dulu telah memiliki konteks yang
sangat luas. Bela Negara tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan
senjata semata, namun harus dilakukan melalui beragam upaya dan profesi.
“Segenap aparatur
negara, baik sipil maupun militer, yang tengah berjuang melakukan tugasnya di
pelosok Tanah Air sesungguhnya sedang melakukan Bela Negara,” kata Wisnu saat
membacakan amanat tertulis Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (Menkopolhukam).
Ia menyampaikan di
tengah banyaknya tantangan yang melintas batas ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan keamanan nasional, bangsa lain telah semakin
maju memasuki era robotik. Tahun ini, pemerintah sudah memulai langkah dengan
merampungkan RoadMap Industri 4.0. “RoadMap ini,
mengakselerasi kesiapan rakyat menghadapi era robotik. Era dimana ratusan ribu
jenis pekerjaan manual akan digantikan oleh teknologi-teknologi disruptif,”
ujarnya.
Oleh karena itu,
lanjut dia, wujud Bela Negara di tengah teknologi disruptif bukanlah larut
dalam disruption dan tenggelam dalam teknologi disruptif.
Justru bangsa harus sekuat tenaga mempertahankan makna pembangunan
berkelanjutan. “Baik dalam konteks sosial maupun alamiah,” imbuhnya.
Pada momentum Hari
Bela Negara ini, Wisnu juga mengajak semua elemen masyarakat untuk kembali
mengingat dan mensyukuri Kemerdekaan Bangsa dan Negara yang telah dianugerahkan
oleh Tuhan, sebagai modal dasar kerja Bangsa di segala bidang.
“Mari kita syukuri
bersama keberadaan ratusan suku bangsa, bahasa, adat istiadat, beragam agama,
dan kepercayaan di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.
Ia menambahkan tugas
bela negara tentulah bukan tugas yang ringan seiring dengan makin kompleksnya
tantangan yang dihadapi. Namun, ia yakin melalui sinergi antar segenap elemen
Bangsa, baik aparatur negara, sipil, militer, pengusaha, pelajar, pewarta
hingga tokoh masyarakat mampu membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat,
mandiri, adil dan makmur, serta berkepribadian dalam kebudayaan.
“Selamat Hari Bela
Negara Tahun 2018, jaga selalu persatuan dan kesatuan bangsa, pertebal rasa
cinta tanah air dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai tugas
dan profesi masing-masing,” tutupnya. ( Ham )