BANYUWANGI - Desa Jambewangi kecamatan Senpu Banyuwangi baru-baru
ini telah menerima bantuan “ Alat-alat Mesin dan Proses Pengelolahan Kakao Hulu
Hilir” dari Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi RI
(Kemendes)
Untuk itu Kepala desa (Kades) Jambewangi “ Supriono.
S.E “ menindak lanjuti bantuan yang diberikan Kemendes, dengan mengadakan “ Pelatihan
dan Pengenalan Alat-alat Mesin dan
Proses Pengelolahan Kakao Hulu Hilir” kepada masyarakat desa Jambewangi yang
daerahnya berpotensi penghasil kakao.
Pelatihan diadakan pada hari Selasa (11/12) bertempat
di Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Jambewangi bekerjasama dengan rekanan
Kemendes RI yaitu dari Pusat Penelitihan Kopi Dan Kakao Indonesia yang ada di
Jember (Jatim).
Supriono, S.E sebagai kepala desa Jambewangi waktu
mendampingi masyarakat pelatihan dikomfirmasi menjelaskan “ pelatihan ini
sebagai tindak lanjud bantuan alat-alat mesin proses pengelolahan kakao dari
Kemendes. Dimana desa Jambewangi merupakan daerah kabupaten Banyuwangi yang berpotensi penghasil kakao”.
Selama ini masyarakat petani
kakao desa Jambewangi belum tersentuh perhatian
, bimbingan dari dinas terkait, dan Alhamdhulilah Kemendes telah jeli melihat
potensi desa Jambewangi bisa menghasilkan kakao, maka diberikanlah batuan
alat-alat mesin proses pengelolhan kakao ini sebagai mana dengan tujuan untuk
“pruduk unggulan desa”
Untuk meningkatkan ini, sementara masyarakat kita yang
berjumlah 25 orang dilatih lebih dahulu, sebagai bentuk dorongan peningkatan
kakao yang ada di desa Jambewangi bisa meningkat. Sebab selama ini petani kakao
tanamnya cuma asal-asalan, sebab belum
bisa menghasilkan yang diinginkan, akhirnya pohon kakao ditebangngi, diganti dengan
tanaman buah naga.
Dengan adanya bantuan alat-alat mesin kakao ini, maka
petani kakao dibina , ditata kembali, sehingga potensi yang kita miliki bisa
terangkat kembali, eman-eman lahan yang luasnya kurang lebih 150 Ha berpotensi
tanaman kakao tidak ditanami, sebab petani kita sebelumnya hasil kakaonya
hanya di jual ke tengkulak saja.
Kita punya potensi kakao dan alat mesin ada, sehingga
meninjuk Pusat Penelitihan Kopi dan Kakao Indonesia yang ada di Jember, untuk
mendampingi sampai produk jadi, sampai pemasarannya.
Diharapkan dengan adanya bantuan peralatan dari Kemendes , dan
kita mempunyai perkebunan kakao, semua akan menjadi sebuah potensi yang harus
kita kembangkan, sehingga nanti bisa menjadi desa wisata kakao, desa wisata
pertanian , dan tanah yang kita miliki ini tanah kas desa., sehingga PAD bisa
meningkat. Katanya.
Edy Suhariyanto dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia yang ada di Jember sebagai instruktur pelatihan Pengenalan Alat-Alat
Mesin dan Proses Pengolahan Kakao Hulu Hilir di komfirmasi menjelaskan bahwa
mengadakan pelatihan di desa Jambewangi ini , karena diundang oleh Kemendes.
Dalam hal ini rekanan Kemendes untuk memberikan pelatihan tentang “Tehnologi
Pengelolahan Kakao.
Berdasarkan keterangan dari Kades Jambewangi, bahwa daerah
ini sangat berpotensi dan ada beberapa tanaman kakao. Dan potensi tanaman kakao
ini sekarang banyak diganti dengan tanaman buah naga. Tanaman kakao ini harus
dikembalikan lagi , sebab sekarang sudah ada alat-alat mesin untuk memroses
pengolahan kakao sampai produk hulu, hilir.
Dengan diadakan pelatihan ini, diharapkan nantinya
para masyarakat petani kakao bisa ada nilai tambah akan diperoleh petani, nilai
tambah yang pertama dari buah menjadi biji kering, mutunya meningkat, pasti
harganya meningkat, yang ke dua , bijinyang mutunya bagus bisa diolah menjadi
coklat.
Dan coklat ini bermanfaat bagikesehatan cukup baik,
dengan rasa yang natural, akan memeiliki nilai jual yang tinggi, dan nanti
BUMDES memasarkan coklat hasil olahan yang siap komsomsi, tetapi harus ada
ijinnya lebih dahulu sesuai regulasi, sehingga nanti akan menjadi nilai tambah
bagi masyarakat itu sendiri. Katanya. (jok)