Suksesnya event Startup Nations Summit
(SNS) yang dihadiri oleh peserta dari berbagai negara di belahan dunia ini,
menjadi bukti bahwa Kota Surabaya sudah layak jadi kota entrepreneur Asia.
Namun, seberapa layak Kota Surabaya menjadi pusat entrepreneur di Asia?
Surabaya NewsWeek-
Petang itu suasana koridor di Gedung Siola masih terlihat ramai dengan anak
muda yang sedang diskusi dan banyak pula yang fokus memperhatikan laptopnya.
Sebagian mereka juga sedang sibuk mengetik sembari menjelajah dunia maya.
Perhatian mereka sedikit
teralihkan ketika Presiden Global Entrepreneurship Network (GEN) Jonathan
Ortmans bersama sejumlah peserta SNS dan para pendampingnya memasuki koridor.
Sebagian dari mereka memperhatikan Jonathan dan tamu-tamu yang datang. Namun,
beberapa anak muda lainnya tidak menghiraukan para tamu-tamu itu, karena sedang
asik menggarap berbagai tugas atau proyeknya.
Jonathan bersama para
peserta SNS dan pendamping mereka, nampak melihat kondisi Koridor yang menjadi
tempat berkumpulnya para startup di Kota Surabaya. Bahkan, ia juga sempat
memasuki ruangan khusus para startup yang sudah diakui oleh Pemkot Surabaya. Ia
merasa kagum dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan oleh Pemkot
Surabaya untuk mengembangkan startup di Kota Surabaya.
“Ini fasilitas yang
luar biasa bagi para startup, karena anak muda Surabaya yang ingin memulai
sesuatu bisa menuangkan ide-idenya di tempat ini. Jadi, anak muda Surabaya itu
harus lebih peka dalam mengenali banyak masalah yang terjadi di sekitarnya dan
berusaha untuk mengatasi masalahnya itu,” kata Jonathan, Sabtu (17/11) petang.
Berbagai fasilitas itu
sudah dirasakan oleh para pelaku startup di Kota Surabaya. Mereka banyak yang
mengaku sangat difasilitasi oleh Pemkot Surabaya dalam mengembangkan karya dan
inovasinya. Founder platform Riliv, Audrey Maximillian Herli, mengatakan
Pemkot Surabaya sangat membantu para pelaku startup di Kota Surabaya. Mulai
dari business networking, mentoring, coworking space, kemudahan pembuatan event
dan promosi. “Selain itu, terdapat pula pelatihan hak paten dan HAKI serta
bantuan pengurusannya,” kata Maxi – sapaan Audrey Maximillian Herli.
Dengan berbagai
fasilitas yang telah diberikan oleh Pemkot Surabaya, maka para pelaku industri
kreatif bisa meningkatkan capacity building, kemudahan akses pasar, dan
kesempatan untuk berkolaborasi dengan corporate atau pun startup yang lain di
Kota Surabaya. “Jadi, saat ini iklim intrepreneur dan iklim startup sudah
tercipta di Kota Surabaya, sehingga kita tinggal memanfaatkan berbagai
fasilitas yang telah disediakan oleh pemkot,” kata dia.
Iklim entrepreneurship
yang berkembang pesat itulah yang menjadikan Kota Surabaya terpilih menjadi
tuan rumah Startup Nations Summit (SNS) yang digelar mulai 14-18 November 2018.
Dalam event ini, ada empat acara sekaligus, yaitu Innocreativation pada 14-15
November 2018, Bekraf Festival 2018 pada 14-17 November 2018, Startup Nations
Summit (SNS) Surabaya pada 16-17 November 2018, dan ditutup dengan Mlaku-mlaku
Nang Tunjungan yang memamerkan berbagai hasil produk UMKM binaan Pemkot
Surabaya.
Dimulainya Ibu Kota
Entrepreneur Asia
Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini mengakui terpilihnya Surabaya sebagai tuan rumah SNS membutuhkan
proses yang sangat panjang. Sebab, dia harus bolak-balik mendatangi acara SNS
dan menemui Jonathan untuk meminta Surabaya jadi tuan rumah acara SNS. Selain
itu, dia mengaku berkali-kali mengajak Bekraf untuk membuat acara di Surabaya
dan mengajak Founder and Chairman CT
Corp Chairul Tanjung untuk turut membuat acara di Surabaya.
“Akhirnya, digelarlah
serangkaian acara ini. Melalui event kolaborasi terbesar di Surabaya ini, kami
ingin membuat sesuatu yang besar untuk Indonesia. Kita ingin suatu saat nanti,
Surabaya menjadi HUB-nya
di Asia dan ASEAN untuk industri kreatif, entrepreneur dan penggunaan teknologi
informasi,” kata Wali Kota Risma seusai pembukaan SNS di Grand City Mall, Jumat
(16/11/2018).
Wali Kota Risma
mengaku sengaja ngotot untuk menjadi tuan rumah SNS ini karena ingin membangunkan
anak-anak Surabaya bahwa dunia ini sudah berubah. Kini, Surabaya sudah
memasuki era baru pertumbuhan startup, sebuah era dimana belajar mandiri telah
dimulai, dan menjadi entrepreneurship serta pelaku industri kreatif merupakan
pilihan yang tepat.
“Menjadi entrepreneur
adalah sebuah pilihan tepat. Sebab, tantangan anak muda ke depannya adalah
bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan mencari dan
menunggu lowongan pekerjaan,” kata dia.
Selain itu, ia
menjelaskan penduduk Kota Surabaya itu terdiri dari 40 persen usia muda,
sehingga dia ingin anak Surabaya dan anak lainnya di Indonesia bergerak
mengikuti perubahan. Makanya, melalui serangkaian acara ini dia ingin membuat
shock anak muda Surabaya supaya mulai merintis usahanya.
Yang tak kalah
pentingnya, serangkaian acara ini diharapkan dapat merubah paradigma anak muda
Surabaya beserta para orang tuanya yang selalu menunggu dan mencari lowongan
pekerjaan. Ia memastikan, saat ini sudah bukan zamannya menunggu pekerjaan,
tapi sudah harus bisa menciptakan pekerjaan.
“Saya berharap ada
paradigma yang berubah, bahwa ini lho ada peluang lain. Kalau jadi pegawai itu
terbatas incomenya, tapi kalau jadi pengusaha kan tidak ada batasnya,” ujarnya.
Ia juga mengaku sangat
bersyukur karena warga Surabaya mau diajak untuk berwirausaha, dan saat ini
pergerakannya sangat pesat. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta Pahlawan
Ekonomi dan Pejuang Muda yang rutin digelar setiap minggunya. “Saya mulai
dengan 89 kelompok dan saat ini sudah mencapai 9.500 lebih kelompok yang tumbuh
di Surabaya. Tentunya saya masih ingin banyak lagi startup yang tumbuh,”
imbuhnya.
Sementara itu,
Presiden Global Enterpreneurship Network (GEN) Global Jonathan Ortman menilai
dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah SNS karena melihat perkembangan
entrepreneur muda di Surabaya yang terus bermunculan. Disamping
itu, ada sosok Wali Kota Risma yang terus mendukung warganya untuk menjadi
entrepreneur. Dengan berbagai kebijakan dan programnya, tentu Surabaya layak
jadi kota entrepreneur di Asia maupun di ASEAN.
“Event SNS ini
merupakan langkah awal bagi Surabaya untuk menjadi kota entrepreneur di Asia
dan ASEAN. Apalagi karakter anak muda Surabaya mau belajar, ditambah sosok Ibu
Risma yang memiliki kharisma sebagai pemimpin yang luar biasa. Jadi, warga
Surabaya beruntung memiliki pemimpin seperti ini, sangat sedikit di dunia ini,”
kata Jonathan ditemui saat welcome dinner di Balai Kota Surabaya.
Dengan berbagai alasan
itu, maka dia pun memilih Kota Surabaya untuk meluncurkan GEN Indonesia, sebuah
organisasi non profit yang tidak hanya berbasis pada negara-negara besar
tertentu. Nantinya, GEN Indonesia akan menjadi salah satu bagian dari GEN
Global untuk membantu melihat bagaimana perkembangan ekonomi dan sistem yang
relevan di Indonesia.
Bahkan, ke depannya GEN
Indonesia ini akan membangun sebuah jaringan yang lebih baik untuk membantu
mendorong lebih banyak enterpreneur muda di Indonesia, termasuk
akan membantu memberikan mentoring atau pelatihan-pelatihan pengembangan usaha
kepada sebuah perusahaan.
“Hal ini akan menjadi
basis yang sangat penting untuk pengembangan kewirausahaan. Kita bisa
bekerjasama dengan entrepreneur yang sudah ada untuk meningkatkan
program-program yang sudah dilakukan,” imbuhnya.
Innocreativation
Sebelum pembukaan
event resmi SNS, acara itu sebenarnya diawali dengan acara innocreativation
yang merupakan kerjasama Pemkot Surabaya dengan detik.com. Dalam acara
ini, para pelaku startup hingga artis ibu kota yang juga terjun ke dunia
startup turut dihadirkan untuk membagikan pengalamannya.
Salah satu forum yang
paling viral dan mendapatkan perhatian dari semua pihak adalah ketika Wali Kota
Risma menjadi moderator Ernest Prakasa dan Panji Pragiwaksono. Forum itu
penuh dengan canda tawa, namun ilmu dari Ernest dan Panji juga sangat mudah
dicerna oleh audiens yang rata-rata anak muda.
Pembicara lainnya adalah
CEO Buka Lapak Achmad Zaky, CEO Kita Bisa Timmy Alfatih, Managing Director
Google Indonesia Randy Jusuf, Senior Director of Business Development
Tencent International Business Benny Ho, South East Asia Head of Customer
Engineering at Google Anish Malhotra, Head of Consumer Marketing at
Google Fibriyani Elastria, Head of Sales Go-Pay Arno Tse, General Manager
External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin.
Selain itu, ada pula Dian
Sastrowardoyo, Ernest Prakasa, Pandji Pragiwaksono, Dimas Djay, Ruben Onsu,
Giring Nidji, Andrian Ishak, Eka Gustiwana, Pongki Barata. Pada acara itu,
peserta juga akan dihibur oleh performance musik dari Afgan, Sheryl Sheinafia,
dan NEV+Bams serta Mocca.
Bekraf Festival
Salah satu rangkaian
acara SNS yang digelar pada saat itu adalah Bekraf Festival. Pada acara itu,
Wali Kota Risma juga melakukan Memorandum of Understanding (MoU)
dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia, Triawan Munaf. Melalui
MoU ini, maka ke depannya Bekraf siap membantu para pelaku startup di Kota
Surabaya, termasuk menguruskan HAKI dan berbagai perijinan lainnya.
Pada saat pembukaan
acara SNS, Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI Triawan Munaf mengapresiasi
digelarnya SNS di Surabaya. Sebab, melalui acara ini, pihaknya akan mendapat
landasan penting dalam membuat kebijakan demi kemajuan dunia startup dan
industri kreatif di Indonesia.
"Dari SNS kami
bisa mendapatkan perspektif dari berbagai negara. Sehingga membantu kami
membuat policy nantinya. Terima kasih Bu Risma telah menghelat acara ini,"
kata Triawan saat sambutan pembukaan SNS.
Ia juga menilai bahwa
startup itu memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
Negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah RI juga sedang fokus
mengembangkan startup dengan membuat kebijakan-kebijakan yang sangat mendukung
terhadap tumbuh kembangkan suatu startup.