TULUNGAGUNG - Menurut Kepala Dinas
Peternakan Tulungagung, drh. Tatik Andayani beberapa waktu lalu bantuan kambing
PE ( peranakan etawa ) harga spesifikasi elektronik satu ekor pejantan Rp 3,350
juta dan betina Rp 2,4 juta di bagi dalam 5 kelompok per kelompok 15 ekor
betina dan 1 ekor pejantan usia 12 sampai 18 bulan untuk betina 8 sampai 12
bulan. Untuk KK ( kambing kacang ) per kelompok 10 ekor semua betina harga per
ekor Rp 1,4 juta, ucapnya. DHBCHT (Dana hasil bagi cukai hasil tembakau
Tulungagung) dimanfaatkan yang sebaik
baiknya.
Pengadaan
PE, KK, itik dara betina, chopper dan mesin tetes, dengan jumlah PE 80 ekor, KK
130 ekor, itik dara betina 1850 ekor, 2 chopper dan1 mesin tetes anggaran Rp
657.700 juta APBD ( Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ) Tulungagung 2018.
Pengadaan PE diserahkan ke rekanan CV. Sumber Karya Mandiri untuk CV. Makarya
jenis KK, namun, usia kambing yang diterima kelompok kebanyakan di bawah umur
yang seharusnya melalui tata cara pembelian barang dan jasa yang ditentukan
melalui e-katalog. Kambing datang tidak bersamaan dalam jarak waktu yang jauh
antara PE dan KK juga pakan lebih dulu dari KK.
Apa
yang dikatakan kepala dinas pakan ternak dari UD ( unit desa ) pabrik , tapi,
bahan baku pakanan ternak ditemukan dalam karung polos tidak berlabel UD.
Anggaran bahan baku pakan ternak tersendiri Rp 38.250 juta diberikan satu kali
langsung ke kelompok penerima ternak berupa pakan. Kepala Dinas lagi ke
Surabaya, sementara PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) Soni dinas luar dan PPTK (
pejabat pembuat teknik kegiatan ) Sri sedang tugas ke wilayah Kecamatan Sendang,
terang salah satu staf bagian umum, Selasa (28/1) siang. Kemudian Kamis (29/11),
Tatik Andayani enggan bertemu pergi meninggalkan kantor melalui pintu lain,
sementara PPK dan PPTK tidak dapat dikonfirmasi, Dengan turunnya berita ini
pejabat pengadaan ternak kambing belum dapat ditemui sebagai orang yang
bertanggung jawab dengan dana kegiatan
yang berasal dari dana masyarakat. Bersambung.
(Nan)