Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai teknologi inovasi untuk menunjang
sistem keamanan dan kenyamanan kota. Terbaru, Pemkot Surabaya bakal menerapkan face
recognation system atau alat pendeteksi wajah. Nantinya, teknologi tersebut
bakal diterapkan pada kamera pengawas CCTV yang tersebar di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
mengatakan, teknologi tersebut selain berfungsi sebagai pantauan arus lalu
lintas lapangan, juga mempunyai kemampuan untuk melacak wajah seseorang dalam
segala hal. Mulai dari menangkap pelaku tabrak lari, pendeteksi orang hilang,
hingga pelaku teroris. "Sejak pertengahan bulan lalu CCTV di Surabaya
sudah dilengkapi software face recognation system atau alat
pelacak wajah," kata Wali Kota Risma di ruang kerjanya, Selasa,
(09/10/2018).
Wali Kota Risma mengungkapkan, ide
ini muncul usai ia menjadi pembicara dalam sebuah forum Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) untuk topik terorisme beberapa waktu lalu. Kemudian, ia mengajak
ahli IT Pemkot Surabaya untuk membuat sendiri. Sehingga nantinya, teknologi face
recognation system tersebut, diharapkan dapat meningkatkan keamanan kota.
"Saya lihat ada teknologi yang
bisa mengikuti wajah seseorang, kemudian saya mencoba mengajak ahli IT di
Pemkot untuk membuat sendiri,” ujar Wali Kota Risma.
Bahkan wali kota perempuan pertama
di Surabaya ini menuturkan, sebelumnya Pemkot Surabaya secara bertahap telah
melakukan peremajaan pada 1.200 unit CCTV yang tersebar di Kota Surabaya.
Peremajaan tersebut, terutama dilakukan terhadap kamera CCTV yang sudah
berkurang fungsinya dan buram. "Sehingga diharapkan dengan peremajaan
tersebut, dapat menguntungkan dan mendukung program software face
recognation," imbuhnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub)
Surabaya Irvan Wahyudrajat menyampaikan teknologi face recognation system
tersebut, telah diterapkan setahun yang lalu pada kamera CCTV di Terminal
Purabaya. Ada titik 16 kamera yang terpasang teknologi pendeteksi wajah tersebut.
“Tujuannya pertama, untuk mendeteksi adanya calo di terminal. Selain itu, juga
berfungsi untuk mendeteksi para pendatang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji
mengungkapkan ada dua teknologi baru yang diterapkan pada kamera CCTV di
Surabaya. Pertama, yakni teknologi face recognation system atau alat
pendeteksi wajah dan kedua teknologi pendeteksi ciri-ciri tertentu. “Jadi ada
dua fasilitas (sistem) yang kita kembangkan sekarang. Ini sudah jadi sekitar 90
persen. Namun masih uji coba di beberapa titik,” kata Agus.
Nantinya, dua teknologi tersebut
akan diterapkan pada 600 titik CCTV pada server jaringan Diskominfo. Namun,
pihaknya mengaku masih terus melakukan uji coba dan mengembangkan dua teknologi
tersebut. “Nanti ini akan diterapkan yang jaringannya Diskominfo, yang jaraknya
tidak jauh dari servernya. Nanti kemudian akan bertahap penambahan titiknya,”
ujarnya.
Ditanya bagaimana cara kerja
teknologi sistem tersebut, Agus menuturkan, pada sistem yang pertama cara
kerjanya akan mentraining atau mengumpulkan data orang sebanyak mungkin
berdasarkan wajah. Kemudian data orang tersebut akan tersimpan dalam database
Diskominfo. “Sementara sistem kedua, sifatnya pemantauan profil, ini untuk
kamera yang ndak bisa jarak dekat. Misalnya mendeteksi orang pakai baju ini.
Kalau ada model orang yang kayak itu, nanti yang akan dipertajam,” tuturnya.
Agus mengaku, teknologi tersebut
cara kerjanya hampir sama dengan sistem CCTV yang diterapkan di Terminal
Purabaya. Namun bedanya, kali ini sistem itu dibuat sendiri oleh pihak
Diskominfo. “Kalau ini memang ibu (Wali Kota Risma) yang nyuruh minta untuk
bikin sendiri, terus dikembangkan, kan bisa belajar terus. Biar tidak
mengandalkan dari produk pihak luar,” ungkapnya.
Bahkan ke depannya, kata dia, jika
pengerjaan dua teknologi itu sudah mencapai tahap 100 persen, nantinya Pemkot
Surabaya akan mematenkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dua inovasi terbaru
itu. “Kalau sudah jadi, mesti ibu (Wali Kota Risma) akan mengajukan HKI nya,”
tutupnya. ( Ham )