Surabaya NewsWeek- Wakil Wali Kota Tomohon Syerly Adelyn
Sompotan bersama Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka
diterima langsung Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan di ruang
sidang wali kota pada Selasa, (23/10/2018).
Wakil
Wali Kota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan menuturkan maksud dan tujuan
kunjungan kerja untuk mendapatkan ilmu terkait kerukunan umat beragama di Kota
Surabaya. Pasalnya, kata dia, kerukunan umat beragama di Surabaya sudah diakui
dunia, bahkan ada 6 rumah ibadah berdampingan di daerah Sumur Welut.
“Itu contoh nyata
kerukunan umat beragama di Surabaya dan saya harap hasil kunker ini bisa
memperkokoh kerukunan umat beragama sekaligus mencegah konflik di Kota
Tomohon,” ujarnya di sela-sela sambutannya.
Hendro
Gunawan selaku Sekretaris Daerah Kota Surabaya menyampaikan, kerukunan umat
beragama di Surabaya sangat kondusif. Hal ini dikarenakan Pemkot Surabaya
melibatkan semua unsur mulai dari kejaksaan, kepolisian, LSM, Danrem, tokoh
masyarakat dan pemuka agama. “Tujuannya, agar banyak sumbangsih ide yang
diterima dalam menjaga kerukunan umat beragama di Surabaya,” kata Hendro.
Lebih
lanjut, Hendro menjelaskan langkah konkret ketika Surabaya menghadapi darurat
kerukunan umat beragama saat bom Surabaya mengguncang tiga gereja beberapa
bulan lalu. Menurutnya, jajaran Forpimda dan FKUB bersinergi bersama-sama
melakukan sosialisasi, pendekatan, pendampingan kepada korban dan seluruh
masyarakat tingkat kecamatan dan kelurahan hingga tuntas.
Bahkan, kata Hendro, pemkot
ikut menangung biaya pendidikan dan memberikan pekerjaan kepada korban yang
terkena bom. “Nilai kerugian materiel semuanya ditanggung Pemkot Surabaya
dengan melibatkan seluruh elemen. Itu yang membuat Surabaya cepat bangkit,”
urainya.
Tidak hanya itu, lanjut
Hendro, pada beberapa kesempatan, setiap agama saling bahu membahu. Dia
mencontohkan saat ibadah gereja, GP Anshor menjaga gereja untuk merekatkan
kerukunan antar umat beragama. Begitu pun sebaliknya. “Semua turut membantu dan
menjaga lokasi dengan melibatkan semua unsur agama tanpa memandang etnis dan
religiusnya,” tuturnya.
Ketua FKUB Surabaya
Muhammad Yazid menambahkan, cara pandang warga Surabaya dalam menyikapi
kerukunan umat beragama sudah sangat dewasa. Hal ini dibuktikan ketika Surabaya
diguncang bom dan mereka semua bangkit untuk saling membantu satu dengan yang
lain. “Kami ingin menciptakan kedamaian dan sikap toleransi di Surabaya,” tutur
Yazid.
Disampaikan Yazid, untuk
mempererat kerukunan umat beragama, FKUB Kota Surabaya mengadakan forum
group discussion (FGD) dengan melibatkan pemuda lintas agama untuk
mengantisipasi gerakan-gerakan radikal. Selain itu, lanjutnya, FKUB turut
menggandeng ibu-ibu dengan wadah dialog perempuan lintas agama. Tujuannya,
menambah wawasan terkait kerukunan umat beragama.
“Jadi, kalau ada gesekan
atau provokasi yang tujuannya memecah belah kerukunan umat beragama, mereka
semua bisa memfilter atau menyikapi hal tersebut dengan bijak dan cerdas,”
tambahnya.
Usai mendengar
penjelasan dari Sekda Kota Surabaya dan FKUB Kota Surabaya, Ketua FKUB Kota
Tomohon Joy Palilingan mengaku tertarik dengan Forum Pemuda dan dialog Wanita
Lintas Agama. “Kita tindaklanjuti ilmu yang sudah didapat dari Kota Surabaya
untuk menjaga kedamaian dan kerukunan umat beragama di Kota Tomohon,” tegas
Joy. ( Ham )