Surabaya NewsWeek- Pengolahan sampah di Kota Surabaya rencananya
akan dijadikan role model oleh Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan ( KLHK ), pernyataan ini mengemuka setelah delegasi United
Nations Environment Programme (UNEP), yang berada di bawah naungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meninjau secara langsung pengolahan sampah di
TPA Benowo dan PDU Jambangan.
Dirjen Pengelolaan
Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) Rosa Vivien Ratnawati
menjelaskan, delegasi United Nations Environment Programme (UNEP)
ingin melihat komitmen dan keseriusan yang dilakukan Indonesia dalam mengolah
sampah. Dalam hal ini, kata Dia, Surabaya bakal dijadikan contoh karena sudah
melakukan hal yang luar biasa serta memiliki inisiatif tentang pengelolaan
sampah sampai mampu memberikan kehidupan untuk masyarakatnya.
“Surabaya telah
berhasil melakukan hal itu dan siap untuk dijadikan tempat pembelajaran-pembelajaran
dari negara-negara internasional yang akan datang ke sini,” ujar Rosa di
kediaman Wali Kota Jalan Sedap Malam pada Minggu, (28/10/2018).
Disampaikan Vivien,
saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sendiri ingin menjadikan
sampah sebagai sesuatu yang bersifat secular economics. Artinya,
sampah tidak menjadi cost, namun sampah dapat menjadi sumber daya
yang dapat dimanfaatkan dan bersifat ekonomi. “Kita sudah lihat sampah bisa
digunakan sebagai bahan yang bernilai,” tuturnya.
Lebih lanjut terkait
limbah B3, pemerintah sebelumnya memiliki prinsip cradel to grave (ayunan
bayi) dan grave (kuburan). Namun saat ini, lanjut Vivien,
pemerintah sudah mengubah menjadi cradel to cradel. Artinya,
limbah tidak hanya dimusnahkan saja, melainkan bisa diubah menjadi hal yang
ekonomis dan bermanfaat. “Limbah beracun itu sangat mungkin dilakukan seperti
bahan jalan, batu bata dan bakar bakar,” jelas Perempuan berkacamata itu.
Director Marine and
Coastal Ecosystem, Divison of Environmental Policy and Implementation Dr. Lisa Emelia Svensson menuturkan,
Kota Surabaya adalah kota yang luar biasa. Alasannya, warga tidak
sekedar diberikan informasi dan pendidikan terkait pengurangan limbah dan
sampah plastik, melainkan diajarkan tentang bagaimana cara mengelola limbah dan
sampah utamanya sampah plastik yang kini menjadi perhatian dunia.
Menurutnya, kerja
pemerintah dan masyarakat Surabaya sangat mengagumkan karena Ia telah melihat
sendiri bagaimana kerja nyata pengolahan sampah yang dilakukan Surabaya.
baginya, cara itu sudah mencapai level internasional. “Saya melihat Dia (Risma)
tidak sekedar wali kota, melainkan sebagai perempuan pahlawan yang sangat luar
biasa untuk mengubah kota ini menjadi lebih sejahtera salah satunya melalui
pengelolaan sampah,” ungkap Lisa.
Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini menambahkan, meski Kota Pahlawan akan dijadikan percontohan terkait
pengolahan sampah, dirinya tetap mengingatkan bahwa goalnya bukan percontohan
atau prestasi, melainkan membuat warga Surabaya menjadi sejahtera.
“Goalnya bukan
percontohan tapi mensejahterakan warga Surabaya dan itu akan kita tingkatkan
terus. Kita tidak boleh cepat berpuas diri,” tutur wali kota sarat akan
prestasi itu. ( Ham )