Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya menggelar simulasi dan mitigasi menghadapi bencana gempa. Kegiatan
ini, sebagai bentuk edukasi mitigasi bencana ke masyarakat. Seperti, tindakan
apa saja yang harus dilakukan jika terjadi bencana gempa. Simulasi ini,
melibatkan beberapa instansi terkait. Diantaranya, Satpol-PP, BPB Linmas, Dinas
Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, Pemadam Kebakaran (PMK), Dinas Perhubungan, BPBD
Provinsi Jatim, Kepolisian, TNI, Tagana, Basarnas, dan warga Kecamatan
Krembangan Surabaya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan
Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan simulasi dan mitigasi bencana
gempa ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Walaupun
potensi terjadinya gempa di Surabaya kecil, namun tetap harus diwaspadai.
Karena, selama ini warga Surabaya belum terbiasa bagaimana mengambil suatu
tindakan jika terjadi gempa.
“Oleh karena itu, kita melatih kepada mereka
supaya tahu cara-caranya. Kalau ada bencana gempa apa yang harus dilakukan, apa
saja yang perlu diselamatkan dan hal-hal yang harus dilakukan pasca bencana,”
kata Eddy diakhir kegiatan simulasi dan mitigasi bencana gempa yang bertempat
di RW III Kelurahan Dupak Surabaya, Minggu, (28/10/18).
Alur dari pelaksanaan simulasi ini, didahului
dengan gempa bumi yang tiba-tiba melanda kampung RW III Kelurahan Dupak
Surabaya. Kesibukan warga di kampung itu pun mendadak berubah panik. Masyarakat
tampak berhamburan ke luar rumah. Banyak dari mereka yang terluka. Tidak
berselang lama, jajaran petugas langsung berdatangan melakukan evakuasi korban.
Warga pun langsung dipisahkan antara yang terluka dan selamat untuk dilakukan
pendataan.
Tak hanya gempa, berselang beberapa menit,
kebakaran pun kemudian melanda. Petugas dari PMK dengan sigapnya berusaha
memadamkan api. Nampak dari petugas BPB Linmas dengan respon cepat mendirikan
tenda darurat. Warga yang selamat, langsung diungsikan menuju tenda darurat.
Sementara untuk korban yang terluka, kemudian langsung dirawat ke rumah sakit
terdekat.
Eddy mengungkapkan, pihaknya rutin setiap
bulan melakukan edukasi mitigasi bencana ke masyarakat. Bahkan, ada beberapa
institusi dan warga masyarakat yang mengajukan agar diberi pelatihan dan
sosialisasi bagaimana kiat-kiat menghadapi situasi bencana.
“Kita rutin setiap
bulan ada dua lokasi pelatihan-pelatihan seperti ini, dan pelatihan lain yang
diajukan ke kita,” ujarnya.
Disamping itu, Pemkot Surabaya juga rutin
memberikan edukasi mitigasi bencana ke sekolah-sekolah, dengan membentuk
sekolah siaga bencana. Bahkan, kata Eddy, pihaknya juga turun langsung ke
tingkat kelurahan, hingga perusahaan atau mall-mall di Surabaya.
“Jika semakin
banyak masyarakat yang paham bagaimana menghadapi situasi bencana, maka
diharapkan nantinya semakin sedikit potensi kerugian yang ditimbulkan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua RW III Kelurahan Dupak
Surabaya Sudari Anto mengaku sangat antusias mengikuti jalannya simulasi dan
mitigasi bencana gempa. Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat kini
punya persiapan, apa saja yang harus dilakukan jika terjadi bencana seperti
gempa.
“Kita tidak mengharapkan terjadinya bencana gempa. Namun demikian, kita
tetap antisipasi jika terjadi bencana di wilayah kita,” kata dia.
Kegiatan ini, lanjut dia, melibatkan seluruh
warga di masing-masing kelurahan, Kecamatan Krembangan Surabaya. Mulai dari
anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Mereka terlihat antusias
mengikuti jalannya simulasi tersebut. Sehingga, simulasi ini terlihat seperti
kejadian nyata.
"Simulasi ini, dilaksanakan selama dua
hari. Yakni, 27-28 Oktober 2018. Yang kemarin itu, gladi kotor dan gladi
bersih. Dan sekarang, pelaksanaannya,” tutupnya. ( Ham )