Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali
menggelar acara sekolah kebangsaan, untuk menyambut momentum peringatan Hari
Pahlawan. Acara yang bertempat di Gedung Nasional Indonesia, Museum Dr Soetomo
tersebut, bertujuan untuk kembali membangkitkan semangat perjuangan bagi
kalangan pelajar Surabaya.
Sebelum dimulainya
sekolah kebangsaan, acara diisi dengan penampilan para pelajar Surabaya yang
menyuguhkan teatrikal perjuangan. Dengan tema Sang Penyebar Semangat. Teatrikal
ini, bercerita tentang perjuangan Dr. Soetomo dan Cak Durasim bagaimana
mengunggah semangat para pemuda terdahulu.
Pada kesempatan itu,
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi seorang guru bagi para pelajar. Di
Hari Pahlawan ini, Wali Kota Risma meminta kepada para pelajar agar meniru perjuangan
para pahlawan. Menurutnya, dahulu para pahlawan berjuang melawan penjajah.
Namun sekarang, berjuang bagi para pelajar diartikan dengan belajar tekun dan
tidak mudah menyerah.
“Belajar yang paling
mudah itu mendengar. Mari kita kurangi bicara, dengan banyak belajar dan lebih
banyak mendengar,” kata Wali Kota Risma disela-sela acara Sekolah Kebangsaan
yang bertempat di Gedung Nasional Indonesia, Museum Dr Soetomo, Senin,
(29/10/18).
Wali Kota Risma
menyampaikan, banyak pejuang yang lahir dan besar di Surabaya. Salah satunya
adalah Dr. Soetomo. Kendati demikian, ia berpesan kepada para pelajar agar
mengetahui sejarah tentang pahlawan yang ada di Surabaya. Supaya, mereka tidak
mudah terpecah belah, dan terpengaruh oleh budaya asing.
“Karena, kalian nanti
yang akan meneruskan perjuangan Dr. Soetomo, HOS Cokroaminoto dan meneruskan
perjuangan para pejuang-pejuang terdahulu,” ujarnya.
Wali Kota Risma
menilai, ke depan para pelajar tidak hanya bersaing dengan anak-anak Indonesia.
Namun, mereka ke depannya akan bersaing dengan para pelajar di seluruh dunia.
Maka dari itu, ia ingin agar pelajar Surabaya tidak kenal kata menyerah. Dengan
menyontoh perjuangan para pahlawan terdahulu.
“Kalian adalah
pelajar, tugas kalian adalah belajar. Kalian arek-arek Suroboyo pasti
bisa menjadi nomor satu di Indonesia. Saya ingin kalian semua berhasil dan
sukses,” pesannya.
Di kesempatan yang
sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek
Sugiharti mengatakan bangsa yang baik adalah bangsa yang mengetahui peninggalan
sejarahnya. Oleh karena itu, Disbudpar Surabaya bersama Dinas Pendidikan,
memilih museum Dr. Soetomo sebagai salah satu lokasi sekolah kebangsaan. “Yang
paling baik belajar (sejarah) itu melalui museum. Kita memiliki museum-museum
yang nilai historisnya sangat tinggi. Salah satunya yakni Museum Dr. Soetomo,”
terangnya.
Apalagi, kata dia,
momentum ini bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Sehingga diharapkan para
pelajar Surabaya lebih meresapi dan memahami nilai historis perjuangan bangsa.
Salah satunya adalah perjuangan Dr. Soetomo. “Harapannya agar anak-anak lebih
memahami, lebih mengetahui, goresan (sejarah) itu. Kita libatkan anak-anak di
teatrikal juga, supaya anak-anak lebih meresapi kejadian (perjuangan) itu,”
kata Antiek.
Antiek menambahkan,
usai Wali Kota Risma meresmikan Museum Dr Soetomo pada 2017 lalu, kini semakin
banyak masyarakat, khususnya kalangan pelajar yang berkunjung ke lokasi sejarah
tersebut. Terlebih lagi, Disbudpar Surabaya telah memberikan fasilitas berupa
QR code. Sehingga hal ini semakin memanjakan para pengunjung yang ingin
mendapatkan informasi sejarah perjuangan Dr. Soetomo.
“Informasinya kita
juga sudah milenial. Jadi kita lengkapi dengan QR code, mereka yang ingin
mengerti sejarahnya agar lebih tahu. Dengan begini kan ada nilai tambahnya buat
anak-anak,” pungkasnya. (Ham)