Surabaya NewsWeek- Tiga
siswa SMKN 1 yang menjadi korban kekerasan fisik mendapat trauma healing atau
pendampingan oleh psikolog dari Pemkot Surabaya.
Pemberian trauma
healing diberikan setelah dinas terkait mendapat perintah dari Wali Kota Tri
Rismaharini yang saat sedang di luar negeri.
"Pagi tadi Bu
Wali telepon agar tiga siswa segera dilakukan pendampingan," kata Kepala
Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DP5A) Kota Surabaya Candra Uratmangun, Jumat (28/9/2018).
Selain tiga siswa,
orang tua atau wali murid ketiganya juga mendapat pendampingan dari DP5A.
"Ketiganya sekarang lagi ditangani oleh psikolog termasuk orangtua
siswa," ujar Candra
Candra menyayangkan
ada peristiwa yang menimpa pada ketiga siswa disaat Kota Surabaya terus
berusaha menjadi kota layak anak.
"Saat kami
berusaha menjadi kota ramah dan layak anak tapi ada peristiwa seperti ini.
Terlepas dari permasalahan itu, kami akan berusaha untuk mengembalikan
kepercayaan diri siswa agar, tidak ada trauma berkepanjangn," tambah
mantan Kadis Pemadam Kebakaran ini.
Sebelumnya tiga siswa
SMKN 1 kelas 11 multimedia 2 mendapat kekerasan fisik yang dilakukan Kepala
Sekolah. Para siswa itu mendapat kekerasan fisik berupa tempeleng, dijambak
hingga dicubit dada serta tangan ditampel saat berusaha meminta maaf.
Parahnya, MRA adalah
salah satu siswa merupakan siswa inklusi yang membuat orangtua mendesak kasek
mundur meski sudah ada permohonan maaf secara lisan dan membuat surat
pernyataan diatas materai.( Ham )