Surabaya NewsWeek- Kerjasama
Triple Helix antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, perguruan tinggi, dan
perusahaan, yang diwujudkan dalam bentuk beasiswa pendidikan D3 Politeknik
Universitas Surabaya (Ubaya), nampaknya mulai membuahkan hasil. Dari ratusan
orang yang daftar, ada sebanyak 81 pendaftar dinyatakan diterima. Mereka pun
berhak menyandang dua status, yaitu mahasiswa dan karyawan.
Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini berpesan kepada mahasiswa penerima beasiswa Pemkot Surabaya itu
untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Sebab, saat ini anak yang
kurang mampu bisa sejajar dengan anak-anak lainnya.
“Jadi, jangan
sia-siakan program beasiswa Pemkot Surabaya ini. Sekarang anak yang kurang
mampu bisa sejajar dengan anak-anak lainnya,” kata dia saat memberikan kuliah
umum berjudul Membangun Kesatuan dan Keberagaman dalam rangkaian acara masa
orientasi bersama (MOB) mahasiswa Politeknik Ubaya di Gedung PF Lt 6 Kampus II
Ubaya Kalirungkut.
Wali Kota Risma
menjelaskan, ia sudah mengantar anak-anak kurang mampu ini untuk melanjutkan ke
pendidikan tinggi. Setelah lulus studi, penerima beasiswa ini langsung
penempatan kerja ke perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kerjasama Triple
Helix.
“Dengan mengerahkan
segala kemampuan, pasti semua diberi kesempatan. Tidak ada yang tidak mungkin
asal kita semua mau berusaha. Seperti Kota Surabaya yang sudah sejajar dengan
kota-kota lain di dunia,” tegas Wali Kota Risma.
Dia juga meminta
kepada penerima beasiswa untuk tidak memikirkan dari mana asal keluarganya.
“Kalian harus bersyukur dari manapun asal kalian. Pokoknya jangan lelah untuk
terus berusaha,” tuturnya.
Meski demikian, lanjut
Wali Kota Risma, jangan pernah sekalipun melupakan jasa orang tua. Karena hal
ini tidak terlepas dari jasa-jasa mereka.
“Setelah lulus nanti
kalian terikat dengan perusahaan tempat bekerja. Bekerjalah dengan baik,
berilah yang terbaik dari diri kalian. Dengan begitu, Tuhan pasti tidak menutup
mata atas usaha kalian,” ungkap wali kota yang sarat prestasi ini.
Wali Kota Risma
mengingatkan untuk tidak malu bertanya kepada siapapun bila menemui kendala.
Karena ini adalah tempat belajar. “Tinggal kalian mau atau tidak. Karena
semuanya sangat mungkin apabila sama-sama kerja keras,” katanya. Mulai dari
Politeknik Ubaya ini, lanjut dia, bisa dibuktikan bersama-sama dengan
karya.
Sementara itu,
Direktur Politeknik Ubaya Benny Lianto Effendy Sabema menyatakan, tahun ini
pihaknya menerima sekitar 300 mahasiswa baru. 81 diantaranya merupakan mahasiwa
penerima beasiswa Pemkot Surabaya. “Kerja sama Triple Helix ini merupakan
terobosan baru, karena melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan perusahaan,”
kata Benny.
Sebagai beasiswa plus,
kata Benny, penerima beasiswa menyandang dua status sekaligus saat masih dalam
proses perkuliahan, yakni mahasiswa dan karyawan. Sebab, saat proses seleksi
beberapa waktu lalu, mereka dites juga oleh perusahaan yang akan mempekerjakan
mereka.
"Semangat belajar
penerima beasiswa harus berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa lain
itu perlu kuliah kemudian mencari kerja. Kalau penerima beasiswa ini dapat dua
status, mahasiswa dan karyawan," katanya.
Model perkuliahan,
lanjut Benny, diajari oleh dosen Politeknik Ubaya dan pihak perusahaan. Saat
magang, penerima beasiswa juga magang ke perusahaan tersebut. Sehingga, ketika
lulus penerima beasiswa sudah matang untuk bekerja.
Salah satu penerima
beasiswa Pemkot Surabaya adalah Ivan Dwi Putra Iswanto. Alumni SMAN 7 Surabaya
tahun 2017 ini mengaku tidak akan menyia-nyiakan beasiswa Pemkot Surabaya yang
sudah berhasil diperoleh.