Surabaya
NewsWeek- Negara Jerman dan Taiwan yang mengikuti serangkaian agenda pra
kongres United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac) pada
13-15 September 2018 menjejaki tempat sejarah di Surabaya yaitu Monumen Tugu
Pahlawan dan museum House of Sampoerna.
Berangkat dari gedung
convention hall dyandra pukul 9 pagi menggunakan moda transportasi bus, para
delegasi terlebih dahulu singgah di monumen Tugu Pahlawan. Selama perjalanan,
rombongan dijelaskan berbagai macam infrastruktur modern maupun tradisional serta
tata kelola kota yang ada di Kota Surabaya.
Setibanya di Monumen
Tugu Pahlawan, rombongan diajak berkeliling untuk melihat sekaligus mengingat
kembali rentetan cerita sejarah perjuangan pertempuran yang terjadi di Kota
Pahlawan dan barang-barang zaman perjuangan.
Representative
pemerintah asal Jerman Ify (26) sangat takjub dan tertarik melihat berbagai
macam cerita serta koleksi sejarah yang ada di dalam museum. Baginya, tempat
ini sangat bagus untuk generasi muda agar dapat mengingat dan mengenang jasa
para pahlawannya.
“Pertama kali ke
Surabaya dan saya sangat tertarik melihat benda-benda sejarah disini. Akan
menjadi cerita saat pulang ke Jerman,” kata Ify di sela-sela acara, pada Rabu, (12/9/2018).
45 menit mengitari
seisi barang dan mendengar cerita sejarah perjuangan di museum Tugu Pahlawan,
beberapa delegasi melanjutkan perjalanan menuju House of Sampoerna. Setibanya
disana, mereka disuguhkan senyum pegawai dan aroma kretek yang sudah melegenda
di Kota Surabaya sejak tahun 1913.
Salah seorang petugas
dengan cakap menjelaskan sejarah singkat museum dan silsilah keluarga Sampoerna
kepada para delegasi. Beranjak ke lantai 2, rombongan nampak takjub dan
antusias saat melihat cara kerja pembuatan rokok Sigaret Kretek Tangan (STK)
yang semuanya dikerjakan kaum hawa.
Saking takjubnya,
beberapa delegasi memberanikan diri untuk mempraktekkan cara pembuatan hingga
pengemasan rokok kretek yang kini dihuni
lebih dari 1.700 pekerja.
New Cities Goverment
asal Taiwan, Kan Chuan Lin (30) mengaku senang. Alasannya, baru pertama kali dirinya melakukan hal
semacam itu.
“Dapat ilmu baru dan
itu terlihat sangat indah,” ungkapnya.
Selain itu, Chuan –
sapaan akrabnya mengapresiasi jam kerja yang diterapkan di perusahaan Sampoena.
Menurutnya, pemberlakuan 7 jam kerja sesuai dengan aturan dan itu akan membuat
pekerja merasa nyaman saat bekerja. "Itu peraturan yang manusiawi dan
perlu diterapkan di beberapa negara yang masih memperkerjakan pekerjanya di
atas 7 jam,” tandasnya.
Hal senada diungkapkan
Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banda Aceh, Fadhil.
Dirinya sangat senang dan kagum melihat cara kerja pembuatan rokok yang masih
mempertahankan cara tradisional. "Ada nilai seni yang dipertahankan dan
itu sangat bagus," jelasnya.
Adapun para delegasi
akan melanjutkan city tour ke jembatan suroboyo, Kenjeran malam harinya.
Mereka, akan melihat berbagai macam hiburan dan atraksi keindahan jembatan
suroboyo diterangi gemerlap lampu warna-warni dan iringan musik jazz. ( Ham )