Surabaya NewsWeek- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) terus
berupaya mewujudkan Surabaya Kota Perdagangan dan Jasa berkelas dunia. Untuk
mencapai tujuan itu, maka Pemkot Surabaya menggandeng beberapa stakeholder
untuk menampung ide-ide strategis dalam meningkatkan dan mengembangkan
investasi di Kota Surabaya.
Kepala Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya Nanis Chairani
mengatakan tren investasi di Surabaya terus meningkat. Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan pada tahun
2018 sebesar Rp 42,77 triliun. Pada enam bulan pertama ini sudah terlampaui,
dengan capaian angka Rp 37,03 triliun.
“Tentunya kita terus
ingin meningkat. Karena persaingan kita saat ini bukan hanya regional namun
juga sudah meliputi global,” kata dia..
Menurut Nanis,
investasi pada sektor industri makanan (UKM) mendapat kontribusi yang cukup
besar. Selain itu, pada sektor industri jasa, seperti perhotelan dan restoran
juga masih menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Apalagi, Surabaya
telah mendapat penghargaan kota pariwisata terbaik di Indonesia.
“Hal ini pastinya
menjadi daya tarik lagi bagi investor untuk bisa masuk ke Kota Surabaya,”
jelasnya.
Berbagai upaya pun
dilakukan demi mendatangkan investor ke Surabaya. Walaupun, kata Nanis,
Surabaya tidak mempunyai potensi wisata alam. Namun, Pemkot Surabaya terus
berupaya untuk menarik investor. Tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari
luar negeri. Salah satu caranya dengan meningkatkan pembangunan
infrastruktur.
“Kita mempercantik
kota ini itu salah satu daya tarik. Pastinya mereka (investor) akan melihat
sesuatu yang berbeda,” ujar mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya ini.
Nanis menargetkan,
tahun 2019 investasi di Kota Surabaya diharapkan mampu meningkat sebesar 5%.
Bahkan, diharapkan bisa mencapai pada kisaran 20% dari RPJMD yang sudah
ditetapkan.
“Kalau dihitung pada
semester I sekarang saja, dari 42,77 triliun sudah mencapai 37,03 triliun.
Insya Allah di akhir tahun ini bisa mencapai sebesar 20%,” jelasnya.
Ketua Dewan Pariwisata
Indonesia (DEPARI) Jatim Yusak Anshori mengatakan potensi investasi di Surabaya
dirasa sangat tinggi. Beberapa faktor pun tidak luput menjadi pengaruh
peningkatan investasi di Surabaya. Seperti perijinan yang kian mudah dengan
adanya Surabaya Single Window (SSW), kebijakan-kebijakan Pemkot Surabaya dalam
investasi, serta pengaruh kepala daerah juga menjadi daya tarik sendiri bagi
para investor.
“Di Surabaya saya kira
beliau (Wali Kota Risma) sering turun ke bawah. Berbagai kebijakannya itu bisa
mampu meningkatkan investasi sebesar 20%,” kata dia.
Yusak mengungkapkan,
ada beberapa indikator lain yang menjadikan Surabaya layak menjadi tujuan para
investor. Diantaranya yakni, kebutuhan pangsa pasar di Surabaya yang cukup
besar, mencapai angka 3,2 juta. Kedua, akses masuk Surabaya dinilai begitu
mudah. Dan ketiga, lokasi Surabaya yang begitu ideal.
“Berbagai pertimbangan
itu menjadikan Kota Surabaya layak menjadi salah satu kota para investor,”
ungkapnya.
Sementara itu, Kasi
Promosi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Jawa Timur Isnugroho Sulistyono
menambahkan saat ini investasi yang paling menonjol di Surabaya terdapat pada
sektor jasa, baik perdagangan maupun jasa industri. Menurutnya, penempatan
zonasi wilayah perlu dilakukan demi meningkatkan investasi di Surabaya.
“Dengan dibarengi
penempatan zonasi daerah, saya kira Kota Surabaya menjadi suatu hal yang luar
biasa untuk investasi,” terangnya.( Ham )