Surabaya
NewsWeek- Sebanyak 18 orang
rombongan dari Kamboja belajar tentang pengelolaan lingkungan, tata kota dan
pengaturan lalu lintas di Surabaya. Rombongan yang dihubungkan oleh Global
Green Growth Institute (GGGI) ini diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Selasa (14/8/2018).
18 orang rombongan
yang ikut dalam pertemuan itu adalah Wakil Wali Kota
Battambang Mr Hoeurn
Doeur, Wakil Wali Kota Siem Reap Ms. Lim
Phallika, Wali Kota Bavet Mr Seng
Seila, Wali Kota Kampong Cham City Mr Chan Phally, Wali Kota Kep Ms Tit Sokha, Wakil Kepala Petugas
Kota Sihanoukville Teang Vannarith, Wali Kota Soung Ms Chea Naron, Wakil Direktur DDC Kementerian Dalam
Negeri Mr Ing
Chhe, Wakil Direktur DDC Kementerian Dalam Negeri Mr Meas Chhivhun.
Selain itu, Wakil Sekretaris Jenderal
Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Mr H. E E Vuthy, Direktur Departemen Ekonomi Hijau Ms Taing Meng Eang, Direktur SMCD / MPWT MsChao Sopheak Phibal, dan Staf Teknis Senior SMCD /
MPWT Ms Lun Heng. Rombongan ini disertai pula oleh Kepala Kebijakan GGGI
Kamboja Pheakdey Heng, Petugas Senior Admin GGGI KambojaPutheary
Kuy, Senior Officer GGGI Indonesia Kurnya Roesad, Senior
Associate GGGI Indonesia Anna Urbinas, dan Asisten Senior GGGI Indonesia Yorkie
Sutaryo.
Saat pertemuan itu,
Wali Kota Risma menjelaskan berbagai hal tentang pembangunan Kota Surabaya,
terutama pengelolaan lingkungan, tata kota dan pengaturan lalu lintas di
Surabaya. Secara lebih detail, ia menjelaskan tentang pembangunan taman yang
saat ini sudah 420 taman dengan 133 hektar, pembangunan 403 lapangan olahraga
yang tersebar di berbagai titik di Kota Surabaya dan pembangunan jalur hijau
sekitar 35 hektar.
“Pembangunan jalur
hijau itu penting untuk menyerap karbon dioksida yang ada di jalanan, supaya
tidak ke perumahan warga, sehingga kualitas udara dan suhu udara tetap bagus.
Makanya, kita pilih tanaman yang rata-rata bisa menyerap karbon dioksida
menjadi lebih besar,” kata Wali Kota Risma kepada rombongan itu.
Untuk merawat taman
dan jalur hijau itu, Pemkot Surabaya membuat rumah kompos yang saat ini
berjumlah 26 unit. Bahkan, rumah-rumah
kompos itu jadi pembangkit listrik. Rumah kompos itu mengelola sampah-sampah
yang ada di Surabaya.
Pada kesempatan itu,
Wali Kota Risma juga menjelaskan program SITS di Dishub Surabaya. Berbagai
terobosan tentang pengaturan arus lalu lintas dan terobosan tentang
transportasi missal juga dijelaskan panjang lebar oleh Wali Kota perempuan
pertama di Kota Surabaya ini. “Kami juga punya Bus Suroboyo yang gratis, cukup
membayar dengan botol plastik,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal
Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Mr H. E E Vuthy mengatakan Surabaya itu adalah kota yang
ramah lingkungan dan sudah menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan. Tak
heran jika masyarakatnya di Kota Pahlawan ini bisa hidup dengan mutu udara dan
air yang lebih baik. “Mereka juga ingin menerapkan itu di kotanya, makanya dia
berkunjung ke Surabaya,” kata Vuthy seusai pertemuan.
Menurut Vuthy, banyak hal dipelajari selama
bertemu Wali Kota Risma di ruang sidangnya itu. Terutama dalam hal penerapan
kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan, termasuk pertanian urban,
pembangunan jalur hijau, pengelolaan sampah, dan rumah kompos yang sudah dijadikan
tenaga pembangkit listrik.
“Sebetulnya beberapa sudah diterapkan di sana,
tapi yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi kesadaran masyarakat untuk
tidak membuang sampah sembarangan dan bisa bisa didaur ulang seperti di
Surabaya,” imbuhnya.
Yang paling menarik dan inovatif, lanjut dia,
sampah botol plastik bisa dijadikan untuk membayar bus, sehingga dia mengaku
sangat kagum dengan inovasi ini. “Ini sangat inovatif, sebelumnya saya tidak
pernah mendengar semacam ini,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengaku setelah pertemuan
ini akan didiskusikan dengan perwakilan dari Kemendagri Kamboja dan beberapa
kota yang ikut untuk bisa bekerjasama dengan Kota Surabaya.
“Nanti kita rumuskan dulu persisnya bidang apa yang perlu dikerjasamakan dengan Surabaya. Tapi tentunya kami akan diskusi dengan Surabaya dulu,” pungkasnya.( Ham