Surabaya
NewswWeek- Usai kedatangan tim
pertama menyalurkan bantuan kepada korban gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat
(NTB). Selanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun melakukan evaluasi
mengenai rencana bantuan yang akan kembali dikirim ke sana.
Dari hasil tinjauan
tim pertama di lapangan, bentuk bantuan yang paling mendesak yakni berupa
kebutuhan sehari-hari. Seperti makanan, penjernih air, terpal, dan selimut.
Bahkan, dari hasil evaluasi di lapangan, Pemkot Surabaya juga akan mengirimkan
bantuan ke Lombok Barat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan
Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan
dari hasil evaluasi, selanjutnya Pemkot Surabaya akan konsentrasi untuk
menyalurkan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari. Sejak hari Kamis, 9 Agustus
2018, Pemkot telah mengirimkan sebanyak 709 pack bantuan.
“Bantuan tersebut, selain dikirim menggunakan
moda transportasi udara, sebagian dibawah bersama tim yang berangkat pertama,
terdiri dari 18 orang,” kata Eddy saat menggelar jumpa pers di Kantor Bagian
Humas Pemkot Surabaya, Selasa, (14/08/18).
Bantuan yang telah dikirim itu, lanjut Eddy,
terkirim dalam empat tahap. Yakni pada tanggal, 9, 10, 11, dan 13 Agustus 2018.
Hingga saat ini, total bantuan berupa barang yang telah dikirim oleh Pemkot
Surabaya sebanyak 709 koli. Diantaranya yakni, penjernih air sebanyak 105 pack,
mie goreng 34 pack, kain kafan 4 pack, selimut 23 pack, beras 86 pack,
obat-obatan 26 pack, pakaian 114 pack, susu 24 pack, paralon plus pompa air 13
pack, genset 14 pack, terpal 14 pack, tenda plus tali 12 pack dan sebagainya.
“Tim pengganti kedua, ada 18 orang juga sudah
berangkat Minggu lalu ke Mataram, menggantikan tim gelombang pertama. Kita
jadwalkan mereka disana sekitar enam hari. Kita masih lihat kalau masih dibutuhkan
akan dikirim tim ke tiga,” ujarnya.
Disampaikan Eddy, hari ini Pemkot Surabaya
kembali mengirim bantuan seperti 30 penjernih air, enam pompa air, dan 14
genset. Bahkan, malam ini, pemkot telah menyiapkan bantuan berupa tandon lipat
dengan kapasitas 800 liter sebanyak 17 buah dan 1000 liter 15 buah, untuk
rencana kembali dikirim ke Lombok.
Menurut Eddy, kebutuhan air bersih saat ini
menjadi salah satu prioritas utama yang paling mendesak disana. Tim pertama
yang tiba di Lombok pun sempat menunjukkan kepada para pengungsi, bagaimana
menggunakan penjernih air yang langsung bisa dikonsumsi tanpa ada efek samping.
“Masyarakat disana sangat kesulitan air. Benar sekali ketika bu Risma memberikan instruksi untuk mengirim bantuan berupa penjernih dan pompa air. Sehingga diharapkan, dengan adanya air yang ada disungai, bisa dialirkan untuk mensuplai kebutuhan sehari-hari para pengungsi di sana,” tuturnya. ( Ham )