Surabaya NewsWeek- Ratusan
uang kuno (numismatik) mulai dari jaman penjajahan Belanda, Jepang hingga masa
awal kemerdekaan Indonesia, menambah koleksi baru benda sejarah Museum
Surabaya. Uang kuno tersebut, merupakan hasil hibah dari salah satu komunitas
pemerhati sejarah di Surabaya, yakni Surabaya Vintage Community. Secara
simbolis uang kuno tersebut diterima oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di
Museum Surabaya, yang bertempat di Gedung Siola lantai satu, Senin, (27/08/18).
Wali Kota Risma
mengatakan Museum Surabaya yang berdiri sejak tahun 2015 itu, bakal terus
menambah koleksi benda bersejarah. Terbaru, sebanyak 277 item uang kuno mulai
dari kertas hingga koin menambah koleksi baru museum yang berlokasi di Siola
lantai satu ini.
“Awalnya mereka
(komunitas) ingin ketemu kita untuk menyumbangkan ini. Makanya kita agendakan.
Ini bagian dari terima kasih kami,” kata Wali Kota Risma usai menerima
penyerahan ratusan uang kuno di Museum Surabaya.
Uang kuno yang berasal
dari berbagai tahun ini, kata Wali Kota Risma, akan di pajang di Museum
Surabaya. Namun, pihaknya masih menyiapkan tempat untuk menata lokasi uang kuno
tersebut. Terlebih lagi, uang-uang kuno itu, nantinya juga akan dilengkapi
dengan informasi yang spesifik. Menurutnya, agar masyarakat yang berkunjung
bisa mendapatkan informasi detil terkait koleksi benda numismatik di Museum
Surabaya.
“Supaya nanti
masyarakat yang melihat, utamanya anak-anak, itu bisa tahu, oh ini era apa,”
ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Selain uang kuno, Wali
Kota Risma menuturkan, Museum Surabaya juga bakal menambah koleksi baru. Yakni
berupa souvenir yang berasal dari berbagai Negara. Souvenir tersebut, merupakan
hasil hibah dari tamu mancanegara yang ikut festival Surabaya Cross
Culture. “Saat ini tidak terlalu (berharga). Tapi mungkin 20 tahun lagi,
akan menjadi sesuatu (berharga),” tuturnya.
Wali Kota Risma
mengaku ingin menambah lagi museum di Surabaya. Menurut ia, kota yang berbudaya
adalah kota yang memiliki museum. Apalagi, Surabaya dikenal sebagai Kota
Pahlawan yang sarat akan sejarah.
“Alhamdulillah makin
lama makin banyak koleksinya. Jadi, saya terima kasih kepada Surabaya Vintage
Community yang telah memberikan sumbangsinya,” imbuhnya.
Ketua Umum Surabaya
Vintage Community Ali Budiono menyampaikan ratusan uang kuno tersebut merupakan
hasil koleksi pribadi dari para anggotanya. Selain koleksi pribadi, beberapa
uang kuno yang dihibahkan itu, merupakan hasil barter dengan sesama kolektor
benda sejarah. “Jumlah total jika diuangkan (uang kuno) kalau nominal
saat ini mencapai sekitar Rp 37 juta lebih,” katanya.
Penyerahan uang kuno
ini, merupakan tahap pertama yang dihibahkan. Nantinya, kata dia, pihaknya akan
kembali menghibahkan berbagai barang numismatik kepada Pemkot Surabaya. Barang
numismatik bisa terdiri dari uang kertas, koin hingga medali. “Ini masih
baru tahap pertama yang kita hibahkan untuk Pemkot Surabaya. Rencananya, nanti
ada tahap kedua dan ketiga,” terangnya.
Ali mengungkapkan,
uang paling kuno yang dihibahkan saat ini berasal dari jaman penjajahan
Belanda, tahun 1855 berupa koin. Ia mengaku juga memiliki koleksi uang kuno
yang berasal dari tahun 1700, berupa koin perak. Nantinya, uang kuno itu, juga
bakal kembali dihibahkan ke Pemkot Surabaya.
“Jadi Indonesia kan
dijajah Belanda selama 350 tahun. Dulunya itu kan ndak ada uang kertas, koin
semua, nantinya juga akan kita sumbangkan ke museum,” ujarnya.
Ia mengaku, uang yang
paling sulit dicari yakni uang jaman penjajahan Belanda dengan nominal
tertinggi, yaitu seribu golden. Sebab menurutnya, uang tersebut biasanya hanya
dimiliki oleh kalangan orang kaya, pejabat tinggi Negara, hingga keluarga
keraton.
“Jadi jaman belanda
itu ada uang kertas yang sampai seribu golden. Sementara yang paling banyak
berupa (uang) logam, benggol, dan koin," urainya.