Surabaya NewsWeek-
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan Penandatangan Nota Kesepakatan
(MoU) dengan Bank Mayapada Internasional Tbk yang diwakili oleh Prof. Datuk Sri
Tahir. Kali ini, Pemkot Surabaya menerima dana hibah berupa dua bus tingkat
serta beasiswa donasi pendidikan sebesar Rp 5 miliar.
Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini mengatakan, sebelumnya Prof Datuk pernah membantu Pemkot
Surabaya berupa bantuan beasiswa donasi pendidikan senilai RP 5 miliar bagi
anak-anak pasukan kuning dan pekerja lapangan agar bisa sekolah.
“Sekarang mereka sudah
jadi pilot dan teknisi pesawat terbang,” kata Risma saat melakukan pers
conference di lobby balai kota Surabaya.
Disampaikan Wali Kota
Risma, bus tingkat ini akan beroperasi secara umum. Namun, kata dia, rute bus
dan sasaran penumpang lebih dikhusukan bagi mahasiswa yang berada di wilayah
timur dan barat yakni Kampus C Unair, ITS dan UNESA Lidah Kulon.
“Kita lagi konek kan
dan maunya disitu. Bus ini memang umum tapi lebih dikonekkan ke tiga perguruan
tinggi besar untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Kan sayang, tinggal memetik
hasil selama kuliah tiba-tiba kecelakaan,” ujarnya.
Selain bantuan bus,
Pemkot Surabaya juga mendapat bantuan dana beasiswa pendidikan bagi anak anak
yang mengalami putus sekolah sebesar Rp 5 miliar. Melalui dana tersebut, Wali
Kota Risma akan menyekolahkan kembali anak-anak yang mengalami putus
sekolah.
Selain itu, hasil bantuan
beasiswa tersebut juga akan dibuat sekolah SMA plus bagi anak-anak SMA di
wilayah Surabaya Barat yang mengalami putus sekolah.
“Harapannya setelah
lulus mereka langsung siap bekerja,” terang Wali Kota yang baru saja menerima
penghargaan Lee Kwan Yew beberapa waktu lalu di Singapura.
Tidak berhenti sampai
disitu, Wali Kota Risma juga bekerjasama dengan Universitas UBAYA untuk
menampung anak-anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi karena terbentur biaya.
“Setelah lulus dari
bangku perkuliahan, mereka langsung bekerja karena UBAYA sendiri telah menjalin
kerjasama dengan 16 perusahaan. Harapannya, setelah lulus akan ditampung ke
perusahaan bersangkutan,” urainya.
Sementara itu, Kepala
Dinas Perhubungan (Dishub) Irvan Wahyu Drajad menambahkan, bus tingkat dengan
kapasitas sekitar 71 penumpang itu melayani rute barat timur dengan jarak
kurang lebih 31 km.
“Bila terlalu panjang
akan dipecah dua, dari UNESA ke Joyoboyo – Joyoboyo ke ITS,” jelasnya.
Diharapkan, setelah
serah terima yang dilakukan Bank Mayapada dan Pemkot Surabaya, status
penggunaannya dapat langsung diserahkan kepada Dishub. Setelah itu, langsung
dilakukan uji coba rute kemudian melakukan sosialisasi untuk softopening
atau pengoperasiannya. "Rencana bulan Agustus kami
operasionalkan,” kata Irvan.
Mengingat bus tingkat
ini masih berplat merah, Irvan mengatakan, setiap penumpang tidak dikenakan
biaya. Cukup membayar dengan sampah plastik sebagai bentuk edukasi bagi
masyarakat mengurangi bahaya polusi sampah plastik di Surabaya. “Sistemnya
tidak jauh berbeda dengan Bus Suroboyo,” papar Irvan.
Adapun penambahan
jumlah armada bus yang akan dilakukan Dishub hingga bulan desember sebanyak
14 bus. Masing masing 10 bus low deck (bus suroboyo) dan 4 bus
sekolah.
"Ini dilakukan
untuk menurunkan angka kecelakaan dan kemacetan di Surabaya,” tambahnya. ( Ham)