Surabaya NewsWeek- Rencana perubahan nama
Jalan Dinoyo dan Gunungsari pro kontra terus bergulir. Intervensi partai
politik (parpol) mulai memanas menjelang deadline penggodokan pansus Raperda
perubahan nama jalan di Komisi D DPRD Surabaya.
Ketua DPD
Nasdem Surabaya Sudarsono Rahman mendorong pansus mempertimbangkan secara
matang sebelum mengambil keputusan. Terutama aspek manfaat dan mudhoratnya yang
akan timbul dari rencana perubahan itu.
"Kalau
mudhoratnya lebih besar, kami siap bela rakyat, kalau banyak rakyat terdampak,
kita menolak," ujarnya.
Pria yang
akrab dipanggil Cak Dar ini menjelaskan, aspek mudhorat itu berkaitan dengan
kepentingan dan hak masyarakat, serta terkait dengan administrasi kependudukan.
Terutama soal penerimaan dan penolakan warga terdampak di Gunungsari dan
Dinoyo.
"Pansus
harus tahu betul, yang terdampak ini banyak tidak, terus mereka yang terdampak
sikapnya bagaimana, menolak atau menerima," jelasnya.
Cak Dar
berharap pansus melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk melakukan mapping
masyarakat. Tujuannya agar mengerti betul respon yang berkembang di kalangan
warga di dua tempat itu.
Dia mengaku
tidak akan mengintervensi dua kader Partai Nasdem yang saat ini duduk menjadi
Wakli rakyat di DPRD Surabaya. Partai pasrah sepenuhnya kepada Fatchul Muid dan
Vinsensius Awey.
"Kebetulan
yang jadi ketua pansus dari Nasdem, pak Muid, saya pasrah sepenuhnya,"
tegasnya.
Sementara
itu, Ketua Pansus Fatchul Muid meminta anggotanya untuk tidak memikirkan
kepentingan sesaat. Sebab, rencana perubahan nama jalan ini harus berhati-hati
dalam mengambil keputusan.
"Kalau
salah melangkah, habis semua perwakilan partai ini, karena ini tahun
politik," jelasnya.
Muid
mengungkapkan, dari hasil rapat dan masukan dari berbagai kalangan, pro kontra
justru terjadi di luar masyarakat terdampak. Masyarakat terdampak dari
perubahan itu sepakat menolak total, baik perubahan sebagai jalan apalagi
berubah total, ( Ham )