Surabaya
NewsWeek- Ada 695 peserta
calon penerima beasiswa D3 Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), mulai
menjalani serangkaian tes. Rangkaian tes tersebut, terdiri dari Tes Potensi
Akademik (TPA), Tes Substansi Akademik (TSA), Tes Psikologi dan Tes dari pihak
perusahaan. 695 peserta ini, merupakan hasil seleksi administrasi yang
dilakukan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya dari total 754 pendaftar.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota
Surabaya Aston Tambunan mengatakan, 695 pendaftar itu akan merebutkan 100 kuota
beasiswa. Setelah dinyatakan terima, penerima beasiswa bisa berkuliah di D3
Politeknik Ubaya selama tiga (3) tahun gratis. Sebelumnya, para peserta telah
menjalani Tes Potensi Akademik (TPA) di Fakultas Psikologi Gedung D Lt. 1-4 dan
Fakultas Hukum Gedung A Lt. 2 Kampus Ubaya, Tenggilis pada Sabtu, (14/07/2018).
“Nanti oleh Pemkot Surabaya melalui Dispendik
Surabaya, penerima beasiswa mendapat uang saku dan uang penunjang perkuliahan.
Yang jelas, program beasiswa dari wali kota Surabaya ini untuk memutus rantai
kemiskinan," kata dia, Selasa, (17/07/18).
Aston menjelaskan, kuota yang tersedia dengan
jumlah peminat beasiswa ini memang kurang seimbang. Untuk itu, 695 peserta yang
menjalani TPA diminta berjuang dan berdoa sungguh-sungguh agar diterima.
"Dispendik Surabaya hanya seleksi
administrasi, selanjutnya diseleksi Ubaya. Selamat berjuang dan jangan pernah
putus asa," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Ubaya Benny
Lianto Effendy Sabema menyatakan, hasil TPA tersebut, rencananya bakal
diumumkan hari ini, Selasa, (17/07/2018). "TPA ini memiliki standar nilai.
Kalau misalnya nilainya tidak memenuhi standar, ya tidak lolos tahap
berikutnya," katanya.
Menurut Benny, beasiswa D3 Politeknik Ubaya
yang bekerja sama dengan Pemkot Surabaya ini merupakan beasiswa plus. Sebab,
mereka yang bisa diterima akan memiliki dua status sekaligus, yakni mahasiswa
dan karyawan.
"Semangat belajar penerima beasiswa harus
berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa lain itu perlu kuliah kemudian
mencari kerja. Kalau penerima beasiswa ini dapat dua status, mahasiswa dan
karyawan," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, setelah lulus TPA, peserta
kemudian menjalani Tes Substansi Akademik (TSA) pada 19 Juli mendatang.
Selanjutnya, tes psikologi pada 1 Agustus dan tes dari pihak perusahaan pada
9-15 Agustus.
"Empat rangkaian tes ini yang menentukan
peserta berhak menerima beasiswa. Setelah lulus kuliah mereka bisa langsung
bekerja ke perusahaan," tuturnya.
Model perkuliahan, kata Benny, diajari oleh
dosen Politeknik Ubaya dan pihak perusahaan. Saat magang, penerima beasiswa
juga magang ke perusahaan tersebut. Sehingga, ketika lulus penerima beasiswa
sudah matang untuk bekerja.
"Ini yang disebut pendidikan vokasional yang
asli. Berkuliah diajari oleh dosen dan pihak perusahaan. Model baru ini kalau
berjalan baik bisa menjadi contoh," tandasnya.
Pengawas Wilayah TPA Agus Wijaya
mengungkapkan, pengerjaan TPA diberi waktu selama 2 jam 15 menit. Soal TPA
sebanyak 100 butir. 75 soal menggunakan kalimat Bahasa Indonesia, 25 butir
sisanya berbahasa Inggris.
"Materinya seputar logika dan pengetahuan
umum," kata pria yang juga Ketua Prodi Manajemen Pemasaran Ubaya ini.
Tiap ruang TPA, lanjut Agus, berisi 50 peserta
dengan dua dosen pengawas. Model ruangan sudah seperti standar SBMPTN yang
jarak antarkursi peserta diatur sedemikian rupa. "Total ruang yang
digunakan berjumlah 15," pungkasnya.( Ham )