Surabaya NewsWeek-
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati)
Jawa Timur Sunarta beserta Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Surabaya dan Kepala
Kejaksaan Tanjung Perak kompak menanam pohon bersama-sama di Taman Harmoni.
Acara yang dibalut
dalam penghijauan dan pembuatan Biopori itu dalam rangka memperingati bakti
sosial HBA ke-58 dan HUT IAD ke 18 tahun 2018. Para pejabat kejaksaan itu
menanam satu persatu pohon yang terdiri dari berbagai jenis, diantaranya pohon
Jokorondo, Pule, Mahoni dan beberapa jenis lainnya.
Pada kesempatan itu,
Wali Kota Risma mengucapkan terimakasih kasih kepada pihak kejaksaan yang telah
memilih Kota Surabaya dan Taman Harmoni untuk melakukan bakti sosial. Ia pun
optimis apabila taman itu terus dikembangkan dengan konsisten, tidak menutup
kemungkinan akan menjadi wisata taman kelas dunia.
“Taman Harmoni ini
konsep atau temanya bunga. Jadi, seluruhnya berbunga, baik pohonnya maupun
semaknya berbunga, sehingga seluruhnya berbunga. Saya yakin kalau ini bisa
konsisten, suatu saat nanti akan jadi wisata dunia, karena ini luas dan ada
konsepnya,” kata Wali Kota Risma seusai acara taman pohon bersama Kajati Jatim.
Selain itu, di sebelah
barat taman itu Dinas Pertanian membuat hutan kota berupa buah. Di hutan kota
itu, terdapat semua jenis buah-buahan di seluruh Indonesia, termasuk semua
jenis bamboo dan jenis mangga di Indonesia.
“Kita punya semuanya,
mungkin satu tahun lagi akan berbuah, karena usianya sudah cukup,” tegasnya.
Menurut Wali Kota
Risma, Taman Harmoni itu masih baru digarap sepertiganya dari luas keseluruhan
sekitar 60 hektar, sehingga masih banyak yang belum digarap di taman itu.
Makanya, pihak
kementerian dan juga CSR banyak menanam di taman itu. Wali Kota Risma pun tidak
menampik akan ada pihak lain yang akan menanam di taman itu.
“UCLG itu kan sudah
tanam di sini. Bahkan, Singapura pun kemarinnya tertarik untuk belajar ke
Surabaya dari segi taman dan hijaunya kota. Mereka pun bertanya tentang taman
yang memiliki tema, saya jelaskan supaya warga tidak bosen jika pindah-pindah,”
kata dia.
Pada kesempatan itu
pula, Wali Kota Risma menjelaskan riwayat tanah Taman Harmoni yang dulunya
menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang kemudian pindah ke Benowo. Bahkan,
tanah itu sempat tidak dikelola selama hampir 10 tahun.
“Ketika saya menjabat
Kepala Pertamanan, tanah ini tidak bisa ditanami apapun, karena masih
mengeluarkan gas metan yang berbahaya, sehingga saya hanya bisa menanam bambu
sebisanya,” ujarnya.
Selanjutnya, ketika
awal-awal menjabat Wali Kota Surabaya, ternyata ada penelitian dari ITS yang
menjelaskan bahwa tanah di daerah itu sudah tidak mengandung gas metan
berbahaya dan tanahnya sudah stabil, sehingga ia langsung menanami tanah
itu.
“Pokoknya saya tanami
apapun yang kita punya. Sejak saat itu, penanaman di sini terus berlanjut,”
jelasnya.
Oleh karena itu,
apabila ada pihak-pihak yang ingin berpartisipasi menanam di Taman Harmoni, ia
sangat berterimakasih. Sebab, hal itu sangat membantu Dinas Pertamanan untuk
mengembangkan Taman Harmoni.
Sementara itu, Kepala
Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur Sunarta mengatakan bahwa penghijauan ini
merupakan bentu bakti social yang biasa dilakukan oleh pihak kejaksaan.
Selain penghijauan,
ada pula bakti social berupa khitan missal dan nikah missal.
“Kami juga menyadari
bahwa kami ini bagian dari masyarakat. Jadi, kami bukan hanya melulu soal
penindakan hokum, tapi kami juga berbuat untuk masyarakat,” kata Sunarta seusai
acara itu.
Melalui penanaman
pohon itu, ia juga berharap bisa membantu Kota Surabaya supaya terbebas dari
banjir ke depannya. Sebab, melalui pohon-pohon dan Biopori merupakan salah satu
upaya pencegahan banjir.
Di akhir sambutannya,
Sunarta juga memastikan bahwa kerjasama dan kolaborasi dengan Pemkot Surabaya
tidak hanya berhenti sampai di sini. Namun, ia juga memastikan siap memback-up
apapun kegiatan Pemkot Surabaya ke depannya.
“Saat ini, kami juga
ada kegiatan yang sedang ditangani, ada beberapa aset Pemkot Surabaya yang
sedang kami tangani, mudah-mudahan bisa kembali juga seperti Gor Pancasila yang
sudah kembali ke tangan pemkot,” pungkasnya ( Ham)