Surabaya
NewsWeek- Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya, mendapat kunjungan dari Tim Evaluasi Nasional Kota Layak
Anak (KLA). Tim juri yang berjumlah lima orang tersebut, mengawali kunjungannya
dilapangan dengan mendatangi sejumlah tempat di Surabaya. Seperti Puspaga, CC
Room 112, dan Koridor Co-Working Space. Kunjungan tersebut dalam rangka
penilaian dan verifikasi lapangan lomba Kota Layak Anak tahun 2018.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, bagaimana cara
selama ini Pemkot Surabaya menangani permasalahan anak di Surabaya. Dalam
kesempatan ini, juga dihadiri oleh Forpimda Kota Surabaya, Kepala Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Surabaya dan Camat.
Dihadapan Tim Juri, Wali Kota Risma menyampaikan berbagai upaya
Pemkot Surabaya dalam menjadikan Kota Pahlawan, menjadi kota yang layak
terhadap anak. Mulai dari menyediakan berbagai fasilitas untuk anak-anak,
hingga bagaimana menyelesaikan masalah anak-anak yang mengalami kasus hukum.
“Kita punya berbagai fasilitas untuk menampung anak-anak
menyalurkan hobinya, dan berbagai fasilitas pendukung untuk sekolah mereka.
Kita punya Taman Baca Masyarakat (TBM), Broadband Learning Center (BLC), rumah
bahasa dan berbagai fasilitas olahraga di Surabaya,” kata Wali Kota Risma, saat
menyampaikan paparan di hadapan Tim Evaluasi Kota Layak Anak, bertempat di
rumah kediaman.
Wali Kota Risma mencontohkan, Pemkot Surabaya melalui DP5A juga
mempunyai Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di gedung Siola. Di Puspaga,
warga Surabaya bisa melakukan konsultasi seputar masalah keluarga hingga
konsultasi bagi pasangan yang akan menikah (Pra-nikah).
“Pemkot juga mendorong anak-anak muda untuk aktif di Karang
Taruna, yang tersebar di 154 kelurahan di Surabaya,” paparnya.
Selain itu, lanjut ia, Pemkot Surabaya juga memiliki tempat
khusus yang bertujuan untuk menampung anak-anak Surabaya yang tersandung dengan
berbagai kasus hukum. Menurut ia, penempatan anak-anak tersebut diperlukan
untuk memberikan pembinaan kepada mereka agar bisa berubah dan tidak mengulangi
perbuatannya.
“Kami juga memiliki shelter khusus untuk anak-anak yang memerlukan
penanganan khusus,” terangnya.
Sekitar 1 jam lebih, Wali Kota Risma menyampaikan paparannya
dihadapan Tim Juri, tentang bagaimana keberhasilan Kota Surabaya dalam
menjadikan kota metropolitan yang ramah terhadap anak-anak.
Seorang Pakar Anak dari Ketua Tim Evaluasi Kota Layak Anak (KLA)
Hamid Patilima memberikan apresiasi positif kepada Wali Kota Risma atas
keberhasilannya dalam penanganan yang telah dilakukan kepada anak korban
jaringan teroris.
“Menurut saya ibu telah sukses untuk mengatasi itu,” ujarnya
yang langsung disambut tepuk tangan dari para tamu undangan.
Menurut Hamid, salah satu kota yang menempati urutan utama Kota
Layak Anak baru Surabaya dan Surakarta pada tahun 2017. Ia berharap Kota
Surabaya bisa menularkan ke kota-kota lain, tentang bagaimana keberhasilan
Surabaya menjadi Kota Layak Anak.
“Dokumen-dokumen ini harapannya nanti ada di kantor wali kota.
Dan pada saat ada orang yang ingin belajar di Surabaya, setiap indikator yang
dicapai oleh Surabaya, kemudian akan menyebar ke seluruh Indonesia,” pesannya.
Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi menambahkan dalam
analisanya, ia mencatat ada tiga hal yang membuat Surabaya lebih unggul dari
kota-kota lain. Strategi Tri Pusat Pendidikan yang telah diterapkan oleh Pemkot
Surabaya, yang dimulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sangat
efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan Surabaya.
“Saya pikir ketiga-tiga pilar itu diperkuat, saya yakin
anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang luar biasa,” tutupnya. ( Ham )