SURABAYA - Dunia politik cenderung
abu-abu (grey politic) dan inkonsistensi ini, tetapi tidak bagi Gerindra dalam
menyikapi persoalan Pilgub Jatim. Partai besutan Prabowo itu berupaya menjaga
konsisten dalam bersikap maupun kepemimpinan, meski di kaloangan arus bawahnya
Gerindra dan Rakyat Jatim umumnya lebih condong memilih Cagub No. 1.
Why? Pertanyaan sederhana dan menggelitik benak kaum
politisi dan para pengamat politik ini sesungguhnya mengandung makna nan dalam
dan fenomena sosial politik yang unik dan menarik, apalagi Gerindra sudah baku
menyatakan sikap dukung Cagub No. 2.
Ir. H. Tjutjuk Sunario, MM yang juga Penasehat Fraksi
Gerindra itu dengan enteng menguraikan sekaligus menanggapi fenomena arus
bawahnya Gerindra Jatim yang bisa dinilai kontraversi ini. “Oh begitukah? Tapi
yang jelas kami selaku awak Partai Gerindra secara struktural bersikap
konsisten dan tidak mungkin bersikap abu-abu,” tandas Tjutjuk panggilan
akrabnya saat temu usai sidang paripurna istimewa DPRD Jatim, jumat lalu.
Sebagai tokoh gaek politisi di Gerindra Jatim itu
menambahkan bahwa pola Demokrasi Terpimpin di partai kami berlaku, dan ini
membawa implikasi sekaligus konsekuensi terhadap siapa saja yang menjadi
anggota maupun simpatisan partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya) ini.
“Maka loyalitas kepemimpinan adalah utama dengan
junjung tinggi segala keputusan politik yng sebelumnya secara Demokrasi
Pancasila sudah dimusyawarahkan lebih dulu, begitu pula soal Pilgub Jatim 2018
ini diputuskan secaa demokrasi dan harus dihargai sebagaimana aturan baku dalam
partai Gerindra,” papar Tjutjuk Sunario yang juga paham dunia olahraga Golf di
saat sebagai Eksekutif Perusahaan Swasta Nasional.
Tjutjuk pun optimis sikap Gerindra tidak salah da222lam
menentukan dukungan Cagub di Jatim, dan Gerindra optimis, kalau Cagub No 2
menang secara Ksatria,” pungkas Tjutjuk, karena mesin politik partainya Gerindra
itu berjalan normal dan konsisten. (asa/shol)