Surabaya
NewsWeek- Pasca musibah yang terjadi pada Minggu, (13/05/18), Pemerintah Kota
(Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya dalam mengembalikan kota
menjadi normal seperti biasanya. Termasuk bagaimana memulihkan kondisi psikis
anak-anak Surabaya. Dalam hal ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
menggandeng semua pihak terutama para guru, psikolog, dan psikiater untuk
bersama-sama bergandengan tangan menghilangkan rasa takut dan trauma anak-anak
Surabaya.
“Kita
membuat tim yang terdiri dari para psikolog dan psikiater untuk bersama-sama
menyembuhkan kondisi psikis dari anak-anak (korban) ini,” kata Wali Kota Risma,
saat melakukan audiensi bersama para psikolog di ruang kerjanya Balai Kota.
Berbagai
upaya pun ditempuh dalam mengembalikan kondisi psikis maupun kejiwaan dari
anak-anak Surabaya. Wali Kota Risma yang dikenal sangat concern terhadap
anak-anak ini berharap agar kedepan tidak ada lagi anak-anak yang menjadi
korban. Pihaknya pun terus melakukan berbagai treatment khusus untuk
mengembalikan kondisi anak-anak agar kembali normal seperti biasanya.
“Terkait
untuk treatment psikolog, kami sudah serahkan kepada ahlinya. Jika semua sudah
clear, baru nanti saya akan masuk untuk memberikan semangat dan motivasi kepada
anak-anak ini,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Kepala
Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DP5A) Antiek Sugiharti menyampaikan pendampingan yang dilakukan kepada
anak-anak ini, baik melalui individu maupun kelompok seperti di sekolah-sekolah.
Pendampingan pun dilakukan tidak hanya bagi para korban. Namun, juga pada para
teman korban-pelaku. Pihaknya sengaja menggandeng para psikolog klinis,
Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) dan Himpunan Psikolog Indonesia
(HIMPSI) untuk bersama-sama dengan Pemkot Surabaya mengembalikan kondisi psikis
anak-anak Surabaya.
“Saat
ini kita lebih fokus dulu melakukan pendampingan kepada sekolah dari
pelaku-korban dan sekolah dari para korban,” kata dia.
Kedepan,
pihaknya bersama para psikolog, juga berencana akan mengunjungi semua sekolah
di Surabaya. Hal ini dilakukan demi memberikan pemahaman kepada anak-anak
Surabaya agar tidak lagi merasa takut dan khawatir.
“Saat ini sudah ada delapan
sekolah SD, SMP, dan SMA sederajat yang sudah kita kunjungi, dan ini akan
berlanjut untuk semua sekolah di Surabaya,” terangnya.
Ahli
psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Jawa Timur Laksmi Wijayanti
mengatakan sepanjang ini pihaknya terus melakukan berbagai cara supaya
anak-anak ini bisa kembali melakukan kehidupan sehari-hari. Beberapa treatment
khusus pun dilakukan agar anak-anak bisa kembali normal menjalani kehidupan
seperti semula. “Kita lakukan konseling baik itu secara individual maupun
kelompok di sekolah-sekolah,” ungkapnya.
Senada
hal tersebut juga disampaikan oleh ahli psikolog anak Zumrotun yang juga
melakukan pendampingan pada salah satu korban yang masih duduk dibangku kelas 3
Sekolah Dasar. Selain melakukan pendampingan kepada korban, ia juga memberikan
pemahaman kepada orang terdekat korban.
“Baik kepala sekolah, orang tua, maupun
guru juga kita kunjungi. Harapannya, agar bagaimana bisa menjaga kondisi psikis
anak tersebut, agar bisa kembali stabil,” katanya.
Sementara
itu, Ahli Psikolog Anak LSM Genta Surabaya Linda Hartati menambahkan pihaknya
khusus melakukan pendampingan kepada teman dari korban-pelaku di sekolah,
termasuk dengan para teman dekat korban-pelaku.
Menurutnya, kedekatan emosional
dari teman-teman korban-pelaku dirasa sangat baik, sehingga kesan yang diingat
teman-temannya itu adalah kebaikan korban-pelaku yang membuat mereka shock.
“Saya
lebih banyak menyemangati anak-anak itu agar mereka bisa kembali move
on dari kesedihan yang dialami, karena kehilangan temannya,”
pungkasnya. ( Ham )