Surabaya NewsWeek- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
mengumpulkan guru agama SD dan SMP se-Surabaya di Convention Hall Jalan Arief
Rahman Hakim Surabaya, Jumat (18/5/2018). Pada kesempatan itu, Wali Kota
perempuan pertama di Kota Surabaya itu meminta kepada guru-guru agama untuk
menambahkan dan menggenjot pembelajaran rasa toleransi antar sesama, terutama
di sekolah.
Wali Kota Risma menjelaskan bahwa manusia hidup itu tidak hanya
mengurusi hubungan manusia dengan tuhannya saja, tapi juga harus memperhatikan
hubungan antar sesama manusia. Hal ini pula yang harus diperhatikan oleh
anak-anak di sekolah. “Dengan rasa toleransi ini, maka diharapkan anak-anak
bisa lebih care dan juga peduli kepada sesamanya,” kata Wali Kota Risma seusai
acara.
Selain itu, dengan rasa toleransi itu, maka anak-anak bisa
mengerti terhadap orang lain, sehingga apabila ada temannya kesulitan, dia juga
bisa merasakannya. Syukur-syukur apabila anak-anak bisa langsung menolong dan
membantu temannya yang susah itu. “Jadi, tolong ajari anak-anak untuk bisa
membantu kepada sesamanya. Jangan sampai mau dipecah belah, karena akan mudah
untuk dijajah kembali, termasuk penjajahan dalam bidang ekonomi,” kata dia.
Menurut Wali Kota Risma, penting juga mengajarkan anak-anak
sejarah yang telah dilalui Indonesia untuk memperoleh kemerdekaannya. Anak-anak
perlu diingatkan bahwa Indonesia punya sejarah yang dibangun dengan
berdarah-darah, sehingga sangat tidak layak apabila melupakan sejarah.
“Saya mohon mengajarkan bahwa kita punya sejarah dan perjuangan
yang sangat luar biasa. Kalau kita sekarang bisa menikmatinya, lalu
melupakannya, berarti kita menjadi orang yang tidak tahu berterimakasih,”
ujarnya.
Di samping itu, para guru agama se Surabaya juga diminta untuk
selalu mengajarkan perkataan dan perbuat jujur. Bahkan, para guru juga diminta
untuk mengajari cara berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. “Tumpuan
saya adalah panjenengan semuanya, saya yakin panjenengan bisa merubah semua
ini,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Wali Kota Risma mengajak kepada semua pihak,
terutama guru agama untuk saling bergandeng tangan dalam melakukan pembinaan
dan pendidikan kepada anak-anak. Wali Kota Risma menilai, para guru agama di
masing-masing sekolah itu sangat penting. “Mari kita bersama-sama mendidik
anak-anak supaya menjadi anak yang mulia di mata tuhan,” kata dia.
Saat forum itu, Wali
Kota Risma juga menjelaskan bahwa kondisi dan tantangan anak-anak sekarang
berbeda dengan kondisi dan keadaan pada masa dulu. Sebab, saat ini sudah
mengenal internet dan sudah ramai media sosial, sehingga apabila tidak
dibimbing dengan baik-baik, anak itu bisa bahaya. “Kalau tidak kita bimbing,
maka tidak menutup kemungkinan akan dibimbing oleh orang lain. Itu pun kalau
baik, kalau orang lain itu tidak baik, maka akan bahaya kepada anak-anak,”
tegasnya.
Terlepas dari itu
semua, Wali Kota Risma juga mengaku sudah meminta kepala sekolah se Surabaya
untuk menghilangkan rasa trauma bersekolah kepada anak-anak. Hal itu harus
dilakukan di awal-awal masuk sekolah, bahkan ia meminta pertama kali masuk
sekolah tidak ada pelajaran, hanya diisi dengna bimbingan keagamaan dan
kegiatan menyenangkan seperti bernyanyi.