Surabaya NewsWeek - Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) bersama United Cities and Local Goverments
Asia Pasifik (UCLG ASPAC) serta Deutsche Gesellschaft für Internationale
Zusammenarbeit GmbH (GIZ), Jerman menggelar Forum Group
Discussion (FGD) bertajuk “Localising SDGs and Multi Stakeholder
Partnership for SDGs in Indonesia” pada Selasa, (15/5/2018) di Hotel Ciputra
Word, Surabaya.
Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama
Pembangunan Internasional Dewo Broto Joko menyampaikan, maksud dan tujuan acara
ini untuk mendaerahkan pengembangan pembangunan berkelanjutan (Sustainable
Developments Goals – SDG) di daerah kabupaten dan kota serta mendorong
para pemangku kepentingan tingkat kabupaten/kota untuk menyusun Rencana Aksi
Daerah (RAD) dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
“Kami akan
memfasilitasi dan melakukan pendampingan terhadap kota-kota yang akan menyusun
RAD,” kata Dewo di sela-sela acara yang juga dihadiri Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini, Hans Farnhammer selaku head of development european
delegation to Indonesia and Brunei Darussalam dan tamu dari perwakilan UCLG Uni
Eropa.
Menurut Dewo – sapaan akrabnya, alasan
dipilihnya Kota Surabaya karena dinilai sebagai kota yang mampu melaksanakan
SDG dengan baik dan lebih maju ketimbang daerah-daerah yang lain. “Kita jadikan
Surabaya sebagai referensi untuk daerah-daerah yang lain,” ujarnya.
Saat ini, cakupan penerima manfaat terakhir
UCLG dan GIZ di Indonesia sebanyak 30 pemerintah daerah masing – masing terdiri
dari 16 provinsi, 14 kota dan 5 asosiasi lokal pemerintah seperti APEKSI,
APKASI, APPSI, ADEKSI dan ADKASI.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini dalam sambutannya menerangkan berbagai macam pembangunan
berkelanjutan atau SDG yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya dalam membangun
kota maupun mensejahterakan warganya antara lain, memberi makan gratis kepada
lansia, anak yatim, mengelar pasar murah, menyediakan ambulance gratis 24 jam
dan pelayanan kesehatan gratis.
“Selain itu, memberikan pendidikan gratis,
pemberdayaan ekonomi, pemanfaatan sampah, pembangunan infrastruktur jalan dan
percepatan pelayanan administrasi bagi masyarakat menggunakan sistem
elektronik,” urainya.
Menurut Wali Kota Risma, implementasi pembangunan
berkelanjutan dapat dilakukan di Surabaya, karena semua stakeholder ikut
membantu dan berpartisipasi sehingga SGD dapat terwujud di kota pahlawan.
“Terkadang teori dan praktek tidak sesuai,
maka dari itu, kita tidak bisa melakukan sendiri,” tuturnya.
Mendengar penjelasan yang disampaikan Wali
Kota Risma, Head of Development European Delegation to Indonesia and Brunei
Darussalam Hans
Farnhammer mengapresiasi kinerja yang
sudah dilakukan Pemkot Surabaya sekaligus menilai Surabaya merupakan kota yang
sangat maju.
“Saya rasa Uni Eropa dan Surabaya sudah bisa
menjalin kerjasama dan mengimplementasikan SDG secepat mungkin dengan kami,”
tandas Hans.
Hal senada juga disampaikan Dewo. Dirinya
mengaku, Pemkot Surabaya merupakan kota yang maju dan telah menjalankan serta
mencapai SDG dengan baik. “Saya rasa, Surabaya tinggal menyempurnakan yang
kurang-kurang saja,” imbuhnya.( Ham )