Surabaya NewsWeek- Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini bergerak cepat menghadapi peristiwa teror bom di Kota Surabaya.
Setidaknya, ada lima “jurus” atau langkah taktis yang dilakukan oleh Wali Kota
Risma dalam menghadapi teror bom ini.
Pertama aksi, Wali
Kota Risma tidak tinggal diam melihat peristiwa teror itu. Ia pun langsung
turun ke lapangan meninjau tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya yang terkena
teror. Di gereja, Wali Kota Risma mendampingi kunjungan Presiden RI dan
Kapolri.
Selanjutnya, Wali Kota Risma mengumpulkan organisasi
perangkat daerah (OPD) terkait dan memerintahkan untuk memback up kerja
kepolisian. Bahkan, Wali Kota Risma juga turun mengikuti penggerebekan rumah
terduga teroris yang dilakukan oleh Densus 88 di daerah Wonorejo.
“Ini adalah cobaan yang mana kita tidak boleh menyerah dan kita tidak boleh
kalah dengan hal-hal yang sifatnya menakut-nakuti warga Surabaya semuanya.
Ingat kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa,” pesan Wali Kota Risma kepada warga
Surabaya.
Kedua simpati, Wali Kota Risma
menunjukkan rasa simpatinya kepada para korban teror bom dengan menjenguk
korban luka-luka yang dirawat di rumah sakit. Bahkan, ia juga menyempatkan
waktu untuk melayat ke rumah korban yang meninggal seraya menguatkan para
keluarga yang ditinggalkannya.
Ketiga dialog, Wali Kota Risma tidak mau
kejadian serupa terjadi lagi di Kota Surabaya, sehingga dia langsung menggelar
sejumlah dialog, diantaranya menggelar dialog dengan RT/RW. Saat bertemu dengan
RT/RW, ia mengimbau untuk selalu deteksi dini dan menekankan agar tetap waspada
terhadap orang-orang yang mencurigakan dan tidak mudah terprovokasi.
“Saya juga minta warga untuk ikut mempresure ruang gerak pelaku teror.
Makanya, Siskamling dan PAM swakarsa, kalau bisa mohon untuk diaktifkan
kembali," kata Wali Kota Risma kepada para RT/RW.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan ciri-ciri
para pelaku teror yang tinggal di tengah-tengah masyarakat. Biasanya, orang
seperti itu justru lebih sopan dan ramah terhadap tetangga. Namun, untuk
kehidupannya keseharian ataupun pekerjaannya, pasti akan lebih tertutup.
“Kalau dirasa ada warga yang dicurigai, jangan memaksa untuk mengatasinya.
Saya tidak mau terjadi apa-apa dengan warga saya. Silahkan penjenengan
memberikan informasi saja, biarkan nanti aparat yang bergerak,” pesannya.
Selain itu, Wali Kota Risma juga berdialog dengan Kepala Sekolah se
Surabaya. Saat itu, ia meminta kepala sekolah untuk berkomunikasi dengan wali kelas
agar mampu mendeteksi anak-anak yang mengalami perilaku ‘aneh’ ketika
berbicara. Sebab, hal itu akan menjadi informasi awal untuk
ditindaklanjuti.
“Guru BK (bimbingan konseling) dan agama saya minta untuk aktif
berinteraksi dengan anak-anak, karena sangat berperan penting dalam
mengembangkan perilaku dan pola pikir anak,” kata dia.
Selanjutnya, Wali Kota Risma juga berdialog dengan Takmir Masjid se
Surabaya. Saat itu, ia menjelaskan bahwa ajaran islam tidak pernah mengajarkan untuk
menyakiti orang lain. Makanya, ia meminta kepada seluruh takmir masjid untuk
terus memegang teguh ajaran rasul. Ia juga menjelaskan bahwa islam itu adalah
agama rahmatan lil ‘alamin, yaitu agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan
bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi
sesama manusia.
“Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang menerangkan bahwa islam
itu ajaran yang sangat mulia. Maka dari itu, mari kita bersatu dan saling
bersilaturahmi dengan erat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,”
pesannya.
Dialog berikutnya dengan guru agama se Surabaya. Pada saat itu, Wali Kota
Risma menjelaskan manusia hidup itu tidak hanya mengurusi hubungan manusia
dengan tuhannya saja, tapi juga harus memperhatikan hubungan antar sesama
manusia. Hal ini pula yang harus diperhatikan oleh anak-anak di sekolah. “Makanya,
harus genjot kembali pembelajaran toleransi, agar anak-anak bisa lebih care dan
juga peduli kepada sesamanya,” katanya.
Bahkan, ia juga meminta untuk mengajari anak-anak tentang sejarah yang
telah dilalui Indonesia untuk memperoleh kemerdekaannya. Anak-anak perlu
diingatkan bahwa Indonesia punya sejarah yang dibangun dengan berdarah-darah,
sehingga sangat tidak layak apabila melupakan sejarah.
“Saya mohon mengajarkan bahwa
kita punya sejarah dan perjuangan yang sangat luar biasa. Kalau kita sekarang
bisa menikmatinya, lalu melupakannya, berarti kita menjadi orang yang tidak
tahu berterimakasih,” ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Risma juga berdialog dengan para psikolog dan
psikiater. Saat dialog itu, ia meminta untuk bergandeng tangan menghilangkan
rasa takut dan trauma anak-anak Surabaya.“Kita sudah membuat tim yang terdiri
dari para psikolog dan psikiater untuk bersama-sama menyembuhkan kondisi psikis
dari anak-anak (korban) ini,” imbuhnya.
Keempat santunan, Wali kota yang sarat
dengan prestasi ini memberikan santunan kepada korban teror bom yang luka-luka
maupun yang meninggal. Santunan itu berupa uang, perawatan sampai sembuh bagi
korban yang luka-luka, bantuan pemakaman bagi korban yang meninggal, ganti rugi
kerusakan bagi korban terdampak teror bom yang mengalami kerugian materiil, dan
beasiswa bagi anak korban teros bom.
“Semua nanti pengobatan hingga proses
pemakaman dan lain-lain, itu akan ditanggung oleh Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya. Jadi, keluarga ndak perlu kuatir, kami akan bantu selesaikan nanti,”
imbuhnya.
Kelima penghargaan, untuk memberikan
aspirasi kepada semua pihak yang telah membantu penanganan teror bom di
Surabaya, Wali Kota Risma memberikan penghargaan yang diserahkan pada Hari
Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110. Penghargaan itu diberikan kepada pihak
rumah sakit, universitas, psikolog, dan kepolisian.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma memastikan bahwa
teror bom di Surabaya tidak membuat penduduk Kota Pahlawan larut dalam duka dan
amarah. Justru sebaliknya, peristiwa itu semakin menguatkan rasa persatuan dan
kesatuan antar sesama dan umat beragama.
“Tidak boleh menyerah. Usaha dan niat baik yang sudah
lama kita pupuk jangan sampai dirusak oleh orang-orang yang ingin memecah belah
kerukunan sesama manusia. Kita harus bekerjasama dan berinteraksi antar
masyarakat,” pungkasnya.( Ham )