Surabaya NewsWeek- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan laporan
dari Kapolrestabes Surabaya bahwa siang tadi pihak kepolisian tengah melakukan
penggeledahan di rumah kontrakan bomber Mapolrestabes Surabaya di Jalan Medokan
Ayu VI, Surabaya, Selasa (15/5/2018). Hasilnya, ditemukan bahan peledak yang
daya ledaknya lebih tinggi dibanding sebelumnya yang ditemukan di gereja.
Karena daya ledaknya
lebih tinggi, maka Kapolrestabes Surabaya berencana membawa bahan peledak itu
ke Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan. Namun, Wali Kota Risma meminta untuk
diledakkan di sekitar Medokan karena dia menilai jaraknya terlalu jauh. Bahkan,
Wali Kota Risma bersedia menyediakan lahan lebar yang jauh dari rumah penduduk,
dan ternyata Kapolrestabes pun menyetujuinya.
“Rencananya memang mau
dibawa ke Pusdik Brimob, karena kalau diledakkan disitu khawatir kena rumah
warga. Gak usah lah Pak (Kapolrestabes), saya carikan lahan di sekitar situ.
Akhirnya, kita siapkan lahan BTKD (Bekas Tanah Kas Desa) di Madokan Sawah
Timur yang luas, sekarang kita sedang melakukan penggalian di sana,” kata Wali
Kota Risma di ruang kerjanya.
Pada kesempatan itu,
Wali Kota Risma juga menyampaikan bahwa yang paling penting dalam musibah ini
adalah deteksi dini. Sebab, apabila masalah keluarga ini bisa dideteksi sejak
dini, maka dapat dipastikan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan
tidak akan ada korban lebih lanjut.
“Makanya, nanti malam
saya akan ketemu dengan RT/RW. Besok pagi saya akan ketemu dengan kepala
sekolah dan siangnya saya akan ketemu dengan takmir masjid untuk melakukan
deteksi dini hal-hal seperti ini,” tegasnya.
Di samping itu, lanjut
dia, Pemkot Surabaya juga tengah menyiapkan alat untuk mendeteksi dini
warga-warga yang mencurigakan. Nantinya, Pemkot Surabaya bisa memantau warga
itu apakah baru kembali dari luar negeri atau bagaimana, sehingga pengembangan
alat ini nanti akan bekerjasama dengan pihak Imigrasi dan pihak kepolisian.
“Semoga segera selesai. Nanti kalau sudah siap, akan saya sampaikan ke
teman-teman media,” tegasnya.
Selain itu, Wali Kota
Risma memastikan bahwa saat ini Pemkot Surabaya juga membentuk trauma center
untuk mendampingi anak-anak korban bom di Surabaya. Meskipun, sejak awal
kejadian, tim psikolog Pemkot Surabaya sudah mendampingi pihak keluarga yang
menjadi korban bom.
“Trauma center ini
anggotanya gabungan, tidak bisa pemkot saja, meskipun kami memiliki banyak
psikolog. Nanti anggotanya ada dari pihak kepolisian supaya bisa mengikuti
perkembangaknnya. Kami juga dampingi anak-anak di sekolah korban dan di kelas
korban,” imbunya.
Wali kota perempuan
pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya saat ini
terus mengawal dan menfasilitasi pengiriman jenazah korban, karena sudah ada
yang dikirim ke Solo dan ada pula yang akan dikirim ke Pasuruan. Pemkot
Surabaya juga membantu pemakaman korban supaya lebih lancar. “Bahkan, kami juga
berencana menanggung semua biaya pendidikan salah satu anak korban, sekarang
masih kami hitung semuanya,” tegasnya.
Pada kesempatan itu,
Wali Kota Risma juga meminta warga Kota Surabaya untuk tidak takut dan tidak
khawatir terhadap ancaman ini. Sebab, kalau warga Surabaya takut, maka akan
semakin diinjak-injak. Ia juga mengingatkan bahwa semuanya sudah ada yang
ngatur dan warga Surabaya akan dilindungi oleh Allah. “Saya juga tidak hanya
berdoa, tapi saya berbuat apapun yang saya bisa,” pungkasnya. ( Ham )