Surabaya
NewWeek- Forum Pimpinan
Daerah (Forpimda) Kota Surabaya bersinergi bersama untuk menguatkan kerukunan
dan persatuan umat beragama dengan kembali flashback mengenang
jasa-jasa para pahlawan. Secara bersama-sama, Forpimda Kota Surabaya melakukan
ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP), Kusuma Bangsa, Surabaya, Rabu,
(30/05/18). Kegiatan ini, menjadi moment penting untuk kembali membangkitkan
sendi-sendi perjuangan, mengingat kembali bagaimana para pahlawan yang telah
gugur berjuang merebut kemerdekaan.
Kunjungan yang merupakan rangkaian dari Hari
Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 725, diikuti oleh Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Danrem 084/ Bhaskara
Jaya Kolonel Kav M. Zulkifli, Kepala Kejari Tanjung Perak Surabaya Rachmat
Supriyady, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota
Surabaya, Camat, dan Lurah.
Dalam moment tersebut, acara diawali dengan
penghormatan kepada arwah para pahlawan yang dipimpin langsung oleh Wali Kota
Risma selaku pimpinan ziarah. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengheningkan
cipta serta peletakan karangan bunga. Sebuah karangan bunga diletakkan Wali
Kota Risma di bawah monumen Garuda Pancasila dan Pejuang.
Usai peletakan karangan bunga, dilanjutkan
dengan tabur bunga ke beberapa makam pahlawan. Beberapa batu nisan bertulis tak
dikenal juga mendapat taburan bunga dari wali kota perempuan pertama di
Surabaya ini. Dalam kesempatan ini, Wali Kota Risma juga sedikit bercerita
kepada Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, bahwa di area TMP ini
banyak sekali terdapat makam dengan batu nisan yang pendek dan tidak diketahui
namanya.
“Ini pahlawan yang tidak dikenal pak (sambil
tunjuk makam), Ini makam pahlawan yang benar-benar terjadi tahun 1945. Dan itu
masih banyak lagi ribuan yang dimakamkan dimana-mana,” kata Wali kota Risma,
kepada Kapolrestabes Surabaya.
Selain itu, ia juga bercerita kepada
Kapolrestabes dan Danrem 084/Bhaskara Jaya bahwa dulu orang tuanya
juga seorang pejuang. Pada zaman penjajahan dulu, orang tua Wali Kota Risma
sering mengantarkan jenazah para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
“Orang tua saya dulu juga seorang pejuang. Beliau sering mengantarkan jenazah
pahlawan yang telah gugur,” imbuhnya.
Menurut Wali Kota Risma, sebuah Negara
terbentuk bukan karena secara tiba-tiba, ataupun sebuah hadiah pemberian.
Banyak hal yang telah dikorbankan. Seluruh suku, ras, dan agama pada saat itu
bersinergi bersama-sama dalam merebut kemerdekaan. “Negara ini jadi bukan
karena tiba-tiba, bukan karena pemberian. Tapi karena perjuangan yang luar
biasa,” tegasnya.
Maka dari itu, wali kota perempuan pertama di
Surabaya ini menekankan agar masyarakat bisa saling menghargai sebuah
perbedaan. Karena menurutnya, kemerdekaan ini diraih tidak hanya dari satu
suku, golongan ataupun agama. Namun, lanjutnya, seluruh suku, ras, dan agama
turut bersama-sama berjuang dalam merebut kemerdekaan. “Kemerdekaan itu
diperjuangkan seluruh agama dan seluruh suku saat itu,” kata dia.
Di moment Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) yang
ke 725 ini, Wali Kota Risma juga kembali mengigatkan kepada seluruh masyarakat,
dan khususnya warga Surabaya, agar terus menghargai jasa-jasa para pahlawan
yang telah bersusah payah merebut kemerdekaan. “Saat ini kita hanya tinggal
mengantarkan anak-anak kita agar bisa berhasil dan sukses. Mari kita hargai itu
semuanya, kita hargai perbedaan,” pungkasnya. (Ham)