Surabaya Newsweek- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka
seminar berskala internasional bertajuk Nordic Talks yang
diselenggarakan oleh empat negara yaitu Norwegia, Denmark, Finlandia dan
Swedia di gedung siola lantai IV. Hadir dalam acara tersebut Duta Besar
Norwegia Vegard Kaale, Duta Besar Swedia Johanna Brismar Skoog, Duta Besar
Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen dan Duta Besar Finlandia Paivi Hiltunen
beserta peserta jajaran dan peserta.
Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan
beberapa poin bagaimana upaya mengatasi berbagai macam persoalan kota mulai
dari kesehatan, pelayanan masyarakat dan pendidikan.
Disampaikan Wali Kota Risma, salah satu alasan mengapa Surabaya
secara perlahan-lahan mampu mengentaskan kemiskinan, memberikan pendidikan dan
kesehatan secara gratis yakni mengubah sistem pelayanan dan perizinan yang
sebelumnya menggunakan kertas menjadi elektronik atau online.
Hal ini, lanjutnya, yang kemudian menghemat keuangan pemerintah
sebesar 25 persen lalu disalurkan di bidang pendidikan dan kesehatan secara
gratis kepada warga Surabaya. “Dengan adanya terobosan semacam ini, uang yang
biasanya digunakan untuk membeli kertas dan lain sebagainya dialihkan ke sektor
pendidikan, kesejatan dan pelatihan bagi pelaku UKM,” kata Wali Kota Risma.
Keuntungan ini kemudian benar-benar direalisasikan Wali Kota
Risma untuk mengentaskan kemiskinan dengan melatih ibu-ibu rumah tangga menjadi
Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang diharapkan mampu mendongkrak income ekonomi
mereka. “Ada sekitar 9.500 pelaku UKM Pahlawan Ekonomi saat ini dan sebagian
besar sudah mengekspor produknya di beberapa negara,” terang Wali Kota sarat
akan prestasi ini.
Tidak hanya itu, Wali Kota Risma juga memberikan pelayanan
kesehatan gratis kepada setiap warga yang tidak mampu. Menurutnya, bantuan
kesehatan bagi warga miskin berupa pembayaran asuransi yang terbagi menjadi
dua. Pertama, untuk membayar asuransi kesehatan bagi warga tidak mampu,
sedangkan satu kantong untuk warga yang tergolong middle. “Untuk
warga menengah memang tidak terlalu miskin tetapi dalam urusan kesehatan hampir
sebagian besar tidak mampu,” ujar Wali Kota sarat akan prestasi itu.
Sementara di ranah pendidikan, dirinya memberikan pendidikan
gratis bagi pelajar mulai TK sampai SMP, membangun 141 perpustakaan dan
menyediakan trainer untuk mendampingi anak anak belajar.
“Kemampuan keuangan dan SDM kami terbatas, tetapi akan terus kita maksimalkan,”
imbuhnya.
Seusai acara Wali Kota Risma mengaku bahwa nama Surabaya sudah
dikenal dunia. Hal itu dibuktikan melalui banyaknya acara internasional dan
Surabaya dipercaya sebagai tuan rumah. “Rasanya acara internasional bulan ini
dan bulan depan akan sangat padat di Surabaya,” ungkap wali kota sarat akan
prestasi itu.
Terkait masalah perkotaan, Wali Kota kelahiran Kediri itu
menuturkan berdasarkan ramalan di tahun 2040, hampir 60 persen manusia akan
tinggal di perkotaan. Oleh karena itu, kata Dia, mulai saat ini berbagai macam
permasalahan kota seperti banjir, perumahan dan pemukiman serta sampah mulai
dicari solusinya.
“Saya kira kita harus banyak belajar dan banyak mendengar,
mengingat perkembangan tekonologi dan pertumbuhan ekonomi begitu cepat,” tutur
Wali Kota Risma.
Ditanya
apakah ada rencana untuk merangkul keempat negara sebagai sister city dengan
Surabaya, Wali Kota Risma mengaku bukan tidak mungkin jika ke depan akan ada
kerjasama di beberapa bidang yang dirasa cocok dengan kebutuhan antar negara.
“Harus ada simbiosismutualisme seperti halnya pendidikan,” pungkasnya.( Ham )