Surabaya Newsweek- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
menggandeng pihak swasta dari PT PP Properti Suramadu untuk mengembangkan
kawasan pesisir Kenjeran, Surabaya. Sebagai langkah awal pengembangan kawasan pesisir,
pihak swasta akan membangun kereta gantung yang pondasinya bakal dimulai akhir
bulan ini.
Direktur Utama
PT PP Properti Suramadu Rudy Harsono mengatakan sudah menyediakan lahan 6,5
hektar untuk mengembangkan kawasan pesisir Kenjeran. Nantinya, lahan sebanyak
itu akan dibangun apartement, mall, dan office, serta yang tak kalah menariknya
adalah pembangunan kereta gantung.
“Pembangunan
kereta gantung ini sebagai langkah awal untuk mengembangkan kawasan pesisir
Surabaya. Nantinya, dari pihak kami akan membangun kereta gantung sepanjang 725
meter,” kata Rudy kepada wartawan saat jumpa pers di Koridor.
Menurut Rudy,
kereta gantung itu akan melintas di atas Jembatan Suramadu yang tingginya 25
meter. Pembangunannya mulai dikerjakan akhir bulan ini hingga tiga bulan ke
depan, dan ditargetkan bisa digunakan akhir tahun ini. “Kereta gantung itu
sudah kami pesan dari Cina sebanyak 20 unit. Tiap unit nantinya akan bisa
memuat maksimal 6 orang,” kata dia.
Rudy berharap,
dengan pengembangan kawasan pesisir di 6,5 hektar yang nantinya juga akan
dilengkapi kereta gantung, bisa menumbuhkan perekonomian warga sekitar. Bahkan,
ia berharap industri-industri kreatif yang berasal dari para nelayan, turut
bertumbuhan di kawasan pesisir itu.
Selain itu,
untuk mendukung tumbuh kembangnya pelaku industri kreatif di Kota Surabaya,
terutama anak-anak muda kreatif, pihak PT Properti Suramadu berkolaborasi
dengan Pemkot Surabaya dan Kreavi. Kolaborasi ini menghadirkan Kreavi challenge
bertajuk Surabaya Ocean Resort Branding
Challange. Kompetisi ini mengundang para pelaku ekonomi kreatif, para
kreator dan desainer serta umum untuk turut serta merancang nama, logo,
tagline, dan turunan desain yang akan dikembangkan di lahan 6,5 hektar itu.
“Sebenarnya,
kami sangat bisa melakukan tender proyek ini.Namun, karena kami menilai
anak-anak muda kreatif di Surabaya sangat banyak, dan Bu Wali Kota juga sangat
konsen dalam pengembangan ekonomi kreatif dan anak mudanya, maka kami bikinkan
challenge ini,” tegasnya.
Oleh karena itu,
ia berharap kepada para pelaku industri kreatif, mahasiswa dan anak-anak muda
kreatif untuk ikut serta dalam lomba yang memperebutkan hadiah puluhan juta
rupiah ini. Melalui cara ini, ia juga berharap pelaku industri kreatif di Kota
Surabaya terus bertumbuhan.
Creative Advisor
dari Kreavi, Anto Motulz, mengaku senang karena kreavi sudah diajak berkolaborasi
dengan PT PP Properti Suramadu dan Pemkot Surabaya. Bagi mereka, ini adalah
tantangan next level, karena selama ini biasanya hanya berkolaborasi dengan
pihak branding.
Makanya, untuk
mendukung semua rencana itu, kreavi mengadakan kumpul kreavi ke-35 dengan tema
“Conceptual Creative City” yang digelar di Koridor Coworking Space. Di acara
ini, akan ada dua acara penting, yaitu seminar tentang branding dan akan ada
workshop.
“Branding sebuah
kota bukan hanya sekadar membuat logo atau tagline saja, melainkan juga
membangun keselurahan strategi dengan detail dan dengan proses yang matang.
Melalui kumpul kreavi ini, kami akan membahas bagaimana membangun sebuah kota
beserta citranya yang dapat memberikan pengaruh yang luas pada persepsi
publik,” kata dia.
Sementara itu,
Pemkot Surabaya menyambut baik berbagai kolaborasi ini, mulai dari pengembangan
kawasan pesisir yang sudah disediakan 6,5 hektar hingga adanya kreavi challenge
ini. Sebab, dengan adanya kolaborasi ini, maka pesisir Kenjeran bisa semakin
bagus dan berkembang wisata dan perekonomian warganya.
“Ini wujud nyata
partisipasi publik untuk mengembangkan kawasan pesisir Kenjeran,” kata Kepala Sub
Bagian Layanan Informasi Humas Pemkot Surabaya Jefry S.
Selain itu, kata
Jefry, Pemkot Surabaya juga mendapatkan impact positif dari sisi pengembangan
industri kreatifnya dengan adanya kompetisi itu. Jadi, kawasan pesisirnya
berkembang dan industri kreatifnya juga berkembang.
Oleh karena itu,
ia berharap kompetisi untuk industri kreatif ini tidak hanya berhenti sampai
disitu. Namun, ia berharap ada kompetisi-kompetisi lain yang akan menyusul
setelah ini.
“Jadi, koridor
ini dibangun oleh Bu Wali bukan untuk titik akhir, tapi sebagai langkah awal
untuk mengembangkan industri kreatif, sehingga temen-temen kreatif bisa
menyalurkan ide-ide kreatifnya melalui kompetisi ini,” pungkasnya. (Ham)