Surabaya NewsWeek- Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI)
bersama Pemerintah Kota Surabaya menggelar kegiatan Jaga Bhumi Festival. Salah
satu kegiatannya adalah sarasehan yang diikuti oleh Pendiri YKRI Megawati
Soekarno Putri, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Menteri Kelautan dan
PerikananSusi Pudjiastuti dan 84 peraih kalpataru se-Indonesia.
Sarasehan yang digelar di Rumah Dinas
Wali Kota Surabaya itu memberikan kesempatan kepada para peraih kalpataru untuk
menyampaikan usulan dan rekomendasi tentang pembangunan lingkungan di
Indonesia.
Salah satu perwakilan peraih kalpataru
menyampaikan usulan dan rekomendasinya yang meminta untuk difasilitasi bertemu
dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Bahkan, mereka juga meminta untuk dibuatkan semacam organisasi yang dapat
menguatkan komunikasi diantara para peraih kalpataru.
Menanggapi permintaan itu, Megawati Soekarno
Putri selaku pendiri YKRI dan yang menginisiasi acara itu mengaku akan
menyampaikan semua usulan dan rekomendasi itu kepada pemerintah, termasuk
kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
“Tentunya, kami akan menghubungi Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta akan menyampaikan apa-apa yang sudah
diusulkan oleh mereka,” kata Megawati.
Megawati mengaku sangat mendukung
apabila para peraih kalpataru itu membuat forum atau organisasi yang bisa
menjalin komunikasi dan menjadi wadah pembelajaran kepada mereka.
Namun, ia mengingatkan supaya organisasi
itu tidak disalahgunakan untuk kepentingan lainnya.
“Saya sangat senang dan
mendukung kalau mau dibuat organisasi, tapi semangat untuk membangun lingkungan
dan ruhnya kalpataru harus tetap dijunjung tinggi, tidak boleh sampai hilang,”
tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Risma juga
mengapresiasi dikumpulkannya para peraih kalpataru itu. Sebab, dengan cara itu
mereka bisa saling berbagi untuk mengembangkan lingkungan dan diharapkan bisa
menambah semangat para peraih kalpataru untuk mengembangkan lingkungannya.
“Saya pikir ini bagus, karena kita bisa
saling berbagi. Bekerja di lingkungan itu tidak ada yang mengapresiasi, padahal
pekerjaanya itu sangat berat.Boleh dicek,kemarinnya kita kerja bakti cuman
sedikit aja, capeknya minta ampun. Melalui cara ini, diharapkan mereka bisa lebih
semangat lagi di lapangan,” kata Wali Kota Risma.
Di forum sarasehan itu, Wali Kota
perempuan pertama di Kota Surabaya itu banyak menjelaskan perkembangan
pembangunan lingkungan. Mulai dari menanam padi dan sayur-sayuran di Balai
Kota, pertanian yang semakin pesat hingga menyejahterakan para petani hingga
perkampungan yang masing-masing warganya gemar menanam.
Selain itu, Wali Kota Risma juga
menjelaskan kualitas cabai made yang tidak busuk hingga satu bulan, termasuk
pula setiap bulannya ada program minggu pertanian yang digelar di Balai Kota
Surabaya. Minggu pertanian ini untuk memasarkan hasil pertanian di Kota
Surabya. “Boleh dicek di perkampungan kami, warga sudah semakin gemar menanam
di lingkungannya masing-masing,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga
memastikan akan terus membangun hutan-hutan kota di semua wilayah di Kota
Surabaya. Baik di wilayah utara, barat dan selatan. Khusus di wilayah Surabaya
barat, ia mengaku sudah banyak karena daeranya lebih tinggi dan memang untuk
menyerap air.
“Di bara itu sudah ada tiga lokasi. Di
selatan ada satu di Balasklumprik , mungkin satu lagi lalu dikebraon. Mungkin di
Waru Gunung dan sekarang yang sedang dibangun di Mulyorejo,” kata dia.
Khusus untuk di Kebraon, lanjut dia,
Pemkot Surabaya berencana membangun hutan kota obat-obatan yang akan ditanami
daun kelor, bambu dan beberapa tanaman obat lainnya.
“Lokasinya, nanti yang hutan kota
obat-obatan di Kebraon, karena itu aset pemkot yang berhasil diamankan oleh
pihak kejaksaan. Suatu saat, hutan kota obat-obatan itu diharapkan bermanfaat
untuk pengembangan pengobatan di Indonesia,” pungkasnya. (Ham)