SURABAYA NEWSWEEK- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
menghadiri seminar data focus cyber security dan forensik yang diadakan Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya bekerjasama dengan
Universitas Narotama dan negara Kroasia, Kamis (8/3/3018).
Dalam acara
tersebut, turut hadir Iswachyu Dhaniarti selaku Rektor Universitas Narotama,
Drazen Margareta Duta Besar Kroasia di Indonesia, Goran Oparnica selaku CEO
Insig2 dan Esther George dari Rep.from IAP.
Di sela-sela sambutannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa teknologi informasi harus diimbangi dengan keamanan data. Sebab, Wali Kota Risma menilai, sebagian besar pencipta software hanya memikirkan cara membuatnya tetapi lupa cara mengamankan data.
“Kalau sudah berbicara teknologi, mulai sekarang kita harus peduli dengan pengamanan data-data yang ada,” kata Wali Kota Risma di convention hall Gedung siola lantai IV.
Berbicara soal kepeduliaan, Wali Kota Risma, menginginkan seluruh masyarakat dirasa perlu mengetahui ilmu tentang pengamanan data. “Kalau tidak belajar pengamanannya, nanti akun-akun media sosial akan dibobol kemudian terjerat masalah hukum,” ungkapnya.
Disampaikan Wali Kota Risma, proteksi yang paling diutamakan saat ini adalah pengamanan data administrasi dan sistem transaksi. Transaksi, kata Risma, tidak hanya uang, tetapi pengurusan administrasi seperti akta kematian dan kelahiran. “Dulu saya pernah menjadi saksi karena ada oknum yang menggunakan data orang meninggal untuk membobol bank,” ungkapnya.
Ke depan, langkah konkret yang dilakukan pemkot yakni mengadakan seminar-seminar kecil. “Saya minta masyarakat untuk peduli dahulu, nanti kalau masyarakat tertarik akan rutin diadakan seminar-seminar kecil tentang pengamanan data dari hacker,” tandas wali kota sarat akan prestasi itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Antiek Sugiharti menjelaskan goal dari acara ini baik di tingkat pemkot maupun instansi lainnya adalah melindungi data, informasi dan membangun sistem dengan baik. “Kami berharap ilmu maupun sharing pengalaman terkait cyber security dan forensik bermanfaat bagi pemkot, pihak swasta dan warga surabaya,” ujar Antiek.
Dijelaskan Antiek, forensik yang dimaksud adalah ketika suatu perusahaan mengalami permasalahan, maka terdapat ahli yang mampu menganalisa secara detail. “Kalau manusia ada dokter forensiknya, sama halnya di dunia IT ada forensiknya,” terang Antiek.
Ditanya apakah ada kerjasama dengan negara Kroasia seusai acara, Antiek menegaskan bahwa pemkot untuk sementara menjajaki expert dan ilmu yang dimiliki mereka untuk dibagikan kepada masyarakat surabaya. “Kami berharap, ilmu yang sudah diberikan mampu diserap dengan baik oleh warga Surabaya,” pungkasnya.
Pada seminar kali ini, topik yang dibahas antara lain, Infrastruktur cybersecurity negara modern, melawan pelecehan seksual anak di internet dan siapa yang mengatur internet. Masing-masing topik dibawakan oleh 5 narasumber yang kompeten di bidangnya.
Usai melakukan seminar, malam sekitar pukul 7, narasumber termasuk delegasi Kroasia berserta jajaran diundang oleh Wali Kota Risma untuk menikmati santapan makan malam khas Surabaya di rumah kediaman wali kota. ( Ham )