SURABAYA NEWSWEEK- Sekitar pukul setengah
empat sore, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan sidak di jembatan
Ujung Galuh kawasan Darmo Kali – Ngagel dan rumah pompa di jalan flores. Di dua
tempat tersebut, wali kota Risma memamerkan infrastruktur dengan wajah baru
yang akan segera dinikmati masyarakat Surabaya.
Menggunakan
kemeja putih, celana hitam ditemani handey
talkey (HT), Wali Kota Risma menyusuri jembatan Ujung Galuh. Menurutnya,
pemilihan nama jembatan Ujung Galuh berdasarkan sejarah Zaman Mojopahit. “Dulu
Surabaya itu namanya Ujung Galuh, makanya saya pilih nama itu,” kata Wali Kota
Risma.
Selain itu,
dirinya berencana untuk melabeli setiap infrastruktur sesuai karakter Surabaya. Seperti halnya Stadion Bung Tomo yang ada di
kawasan Tandes, nantinya, nama jalannya akan diubah sesuai dengan nama aslinya.
“Tapi itu nanti, kan butuh waktu dan proses yang panjang,” ucapnya.
Ditanya
perbedaan jembatan Ujung Galuh dengan jembatan yang lain, Wali Kota Risma
mengaku bahwa jembatan ini memiliki keunikan ketimbang jembatan yang lain.
“Jembatan ini menyatu dengan lingkungan, beda dengan yang lain,”
tandasnya.
Ditanya soal
desain dan penambahan-penambahan apa yang dirasa kurang, Wali Kota Perempuan
pertama di surabaya ini menuturkan, desain jembatan merupakan garapannya
sendiri. Selain itu, lanjut Wali Kota Risma, jembatan Ujung Galuh sudah rampung
100 persen, hanya saja, masih perlu penambahan lampu, traffic light, pelebaran jalan dan penataan taman serta
penambahan jogging track di sekitar
jembatan.
“Nanti di
sekitar taman akan dibuat jogging track. Bahannya, terbuat dari
potongan-potongan sandal jepit, jadi kalau diinjak tidak sakit. Ya, itung-itung
daur ulang barang bekas, sayang kalau nggak dimanfaatkan,” ungkapnya.
Ditanya kapan
rampungnya jembatan ratna, Wali Kota Risma menuturkan akhir bulan ini
diusahakan selesai. “Pak Irvan (Kepala Dinas Perhubungan) minta waktu 2 minggu
untuk menyelesaikan pemasangan rambu dan lain-lain, insyallah bulan ini
selesai,” imbuhnya.
Secara terpisah,
Kepala Dinas Perhubungan Irvan Wahyu Drajad mengatakan bahwa proses pemasangan
rekaya lalu lintas serta pendukung untuk rambu marka jalan sudah selesai.
Tinggal proses pemasangan traffic light dan CCTV. “Direncanakan selesai akhir
Maret sekaligus uji operasional,” terang Irvan.
Usai melakukan
sidak di jembatan Ujung Galuh, Wali Kota Risma beranjak ke rumah pompa yang
terletak di jalan Flores. Disana, Wali Kota Risma memamerkan kondisi rumah
pompa yang tampak berbeda dari sebelumnya. “Liaten rek wes apik yo. Di cat warna-warni,” katanya sambil tersenyum lebar.
Ide awal
pengecetan rumah pompa ketika Wali Kota Risma kerap melihat petugas PU Bina
Marga menjemur pakaian dan kain di sekitar rumah pompa. “Kan kelihatan di
kamera, akhirnya saya suruh Bu Erna (Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan)
untuk mengecat dan ternyata hasilnya bagus,” ujarnya.
Rencananya, hal
serupa juga dilakukan di 56 rumah pompa lain untuk menghindarkan kesan kumuh
ketika warga melihat rumah pompa. “Saya ingin menciptakan kesan bersih dan
menyenangkan sekaligus memberi tanggung jawab bagi petugas yang menjaga rumah
pompa untuk,” urai wali kota sarat akan prestasi.
Kendati
demikian, Risma menuturkan, 56 rumah pompa yang ada di Surabaya belum semuanya
ideal. Pasalnya, ada beberapa titik seperti saluran Romokalisari, Sumberejo,
Kalianak dan Sememi masih belum mempunyai pintu air dan belum memiliki rumah
pompa. “Nanti kita akan bikin 5 rumah pompa lagi seperti di Kalimas, Kalianak, Sememi,
Romokalisari dan Kali Perbatasan. Kalau yang lain sudah relatif sudah punya,”
pungkasnya.( Ham )