Surabaya Newsweek- Di tengah maraknya razia orang gila di
berbagai daerah, langkah berbeda dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Melalui tangan
dingin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) termasuk
orang gila terus dirawat dan diobati.
Hingga
akhirnya, apabila sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter, langsung dipulangkan
ke daerahnya masing-masing. Proses pemulangan PMKS ini juga dilakukan pagi ini,
Selasa (27/2/2018). Wali Kota Risma memimpin langsung pemberangkatan atau
pemulangan para PMKS yang diantar menggunakan bus dan mobil.
Wali
Kota Risma mengatakan sudah sekian lama para PMKS itu tinggal bersama
Pemerintah Kota Surabaya di Liponsos. Dan saat ini, pihak dokter telah
menyatakan bahwa mereka bisa kembali ke daerah asalnya masing-masing. “Hari ini
yang dipulangkan 90 orang,” kata Risma seusai pemulangan PMKS di Taman Surya.
90
orang itu terdiri dari 22 orang gelandangan dan pengemis, sedangkan sisanya 68
orang psikotik. Mereka berasal dari berbagai daerah, diantaranya dari Jawa
Timur 19 gelandangan dan pengemis serta 23 orang yang psikotik, dari Jawa Barat
18 psikotik, Jawa Tengah 2 orang gelandangan dan pengemis serta 18 orang
psikotik, DKI Jakarta 1 orang gendangan dan pengemis serta 2 orang psikotik, Banten
3 orang psikotik, Lampung 2 orang psikotik, Bali satu orang psikotik dan
Sumatera Selatan satu orang psikotik.
Pada
kesempatan itu, Wali Kota Risma meminta kepada Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Surabaya untuk memberitahukan kepada keluarganya
supaya mengurus BPJS. Sebab, Pemkot Surabaya akan mengirimkan surat kepada
Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan untuk mereka dibuatkan BPJS. “Tolong
diurus saja supaya mereka bisa terus minum obat,” ujarnya.
Wali kota perempuan
pertama di Surabaya itu juga memastikan pihaknya akan terus berusaha merawat
dan mengobati serta menggalakkan pemulangan para PMKS ke daerah asalnya
masing-masing. Sebab, saat ini kapasitas daya tampung Liponsos sudah tidak
memadai. Bahkan, saat ini di Liponsos masih tersisa sekitar 1.485 orang,
sehingga akan terus dilakukan pemulangan.
Oleh karena
itu,Wali Kota Risma mohondengan sangat supaya tidak ada lagi PMKS yang dibuang di
Surabaya. Ia meminta untuk merawat para penyandang PMKS itu, karena dia menilai
berdosa apabila membuang manusia.
“Jadi, tolong
jangan dibuang ke Surabayalah, saya tahu ada yang by desain dibuang ke Surabaya. Jadi tolonglah dirawat, saya pikir kita bisa
member bantuan dengan BPJS, mereka bisa minum obat rutin, mereka juga manusia, binatang saja
kita rawat,
apalagi saudara - saudara kita, saya mohon sekali lagi tolong yang by desain itu
janganlah, itu dosa kalau kita membuang manusia,” harapnya.
Sementara itu,
salah satu psikiater di Liponsos Keputih Agung BS menjelaskan bahwa para
penyandang PMKS yang dipulangkan itu adalah orang yang sudah melewati fase-fase
akutnya. Meskipun pada hakekatnya mereka belum sembuh sempurna. “Mereka yang
dipulangkan itu remisi tidak sempurna namanya,” kata dia.
Agung menambahkan,
mereka itu sudah mendapatkan perawatan dan terapi, sehingga yang awalnya tidak
menyadari bahwa dirinya sakit, kini mereka sudah sadar bahwa dia sakit. Bahkan,
dia sudah tahu siapa dirinya, berada di mana dan sudah mulai kangen rumah,
serta sudah tahu alamat rumahnya. “Jadi, mereka sudah ingat semua tentang
dirinya,” ujarnya.
Setelah para PMKS
itu ingat alamat rumahnya, kemudian Pemkot Surabaya mengkonfirmasi ke alamat
rumahnya itu. Dan ternyata cocok, sehingga mulai dilakukan proses pemulangan.
“Ke depan, kami akan terus memulangkan para PMKS itu setelah dinyatakan sembuh
atau melewati masa akutnnya,”pungkasnya. (Ham )