SURABAYA NEWSWEEK- Macetnya penerima beasiswa sebanyak 702
mahasiswa yang tersebar di Universitas Negeri Surabaya, saat dipegang kendali oleh Dinas
Pendidikan Kota Surabaya, mendapatan sorotan DPRD Kota Surabatya, Junaedi Wakil
Ketua Komisi D DPRD Surabaya mengatakan
bahwa, peralihan dari Dinas Sosial ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya, tidak
bisa dijadikan alasan keterlambatan pencairan beasiswa.
“Peralihan
beasiswa sebenarnya tidak boleh dijadikan alasan macetnya pencairan beasiswa
terhadap mahasiswa penerima manfaat, nanti tak koordinasikan dulu, apa kendalanya,
kan kasihan mereka kalau tidak cair- cair, nanti akan saya panggil kepala
Dinasnya ”ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya
Ikhsan berdalih, pencairan
beasiswa terus dimatangkan karena memang ada beberapa perubahan kebijakan terkait
dengan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT). Hal ini juga berkaitan dengan
pengambilalihan pengelolaan beasiswa dari Dinas Sosial Surabaya ke Dinas
Pendidikan Kota Surabaya.
“Jadi, sebelumnya beasiswa
diberikan maksimal Rp 3 juta, sehingga kalau ada mahasiswa yang UKT-nya lebih
dari Rp 3 juta, maka hanya Rp 3 juta itu yang dibayarkan oleh Pemkot, dan
selebihnya dibayarkan sendiri oleh mahasiswa,” kata Ikhsan kepada wartawan,
Rabu (21/3/2018).
Menurut Ikhsan, skema semacam ini
tentunya masih memberatkan mahasiswa yang mendapat beasiswa Generasi Emas
Surabaya, karena mereka harus mencari biaya tambahan dari UKT itu.
“Nah, tahun ini
kebijakan dari Bu Wali Kota untuk biaya UKT dipenuhi semuanya, sesuai dengan
UKT yang ada pada masing-masing perguruan tinggi. Jadi, kalau UKT -nya Rp 5
juta, maka akan dbayari penuh Rp 5 juta, sehingga mahasiswa dan orang tuanya
tidak bingung lagi untuk mencari biaya UKT tambahan,” tegasnya.
Selain itu, uang
saku bulanan yang akan diterima oleh Generasi Emas Surabaya juga ada kebijakan
baru, yaitu penambahan uang sakut sebesar Rp 100 Ribu. “Jadi, jika sebelumnya
uang saku Rp 400 ribu, maka pada tahun ini menjadi Rp 500 ribu,” tegasnya.
Bahkan, uang
biaya penunjang pendidikan yang biasanya diterima setiap satu semester juga ada
perubahan. Sebelumnya, uang biaya penunjang pendidikan ini hanya untuk buku dan
beberapa keperluan lain, namun sekarang bisa digunakan untuk pendukung perkualihan
yang memang mereka butuhkan.
“Sebab, sangat
beda antara mahasiswa Fakultas Teknik dan dengan mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Tentunya, kebutuhannya juga berbeda-beda. Kita menyesuaikan dengan kebutuhan
mereka masing-masing,” ujarnya.
Ikhsan berharap
beasiswa ini akan segera cair. Namun, walaupun belum cair hingga saat ini, ia
mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak perguruan tinggi dan bertemu dengan
pihak rektorat. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan bahwa kalau dulu
pembayaran UKT diberikan langsung kepada masing-masing mahasiswa, dan selanjutnya
mahasiswa membayarkannya kepada pihak kampus.
“Namun, untuk
pembayaran selanjutnya, uang UKT ini akan langsung ditransfer oleh Pemkot
Surabaya kepada pihak kampus masing-masing,” tegasnya.
Mantan Kepala
Bapemas Kota Surabaya ini juga memastikan, apabila
selama ini mahasiswa yang mendapatkan beasiswa generasi emas belum melakukan
pembayaran, maka pihak perguruan tinggi sudah sepakat untuk memberikan
kemudahan kepada mahasiswa itu, sehingga tetap bisa mengurus KRS dan bisa
kuliah seperti biasanya. “Kami berkomitmen, kalau nanti proses ini sudah
selesai, maka kami akan langsung transfer pembayarannya ke perguruan tinggi
masing-masing,” kata dia.
Di samping itu,
apabila ada mahasiswa penerima beasiswa generasi emas yang sudah terlanjur
membayarkan uang UKT-nya, maka dipastikan akan diganti oleh Pemkot Surabaya.
“Kami sudah
minta datanya dari komunitas generasi emas
ini, mereka ada grup bersama. Yang sudah membayar akan didata dan uang
pencairan semester ini akan diberikan kepada mereka langsung, bukan
universitas,” katanya.
Salah
satu penerima manfaat beasiswa mengatakan bahwa ia mengeluh, karena lambatnya
pencairan beasiswa dan uang saku perbulannya belum kunjung cair.
“Memang benar sampai saat
unu belum ada yang cair, baik beasiswanya maupun uang saku perbulannya,”keluhnya.
( Ham )