Surabaya – GP Ansor Surabaya bersama Banser dan Pemuda Pusura meminta Polrestabes Surabaya mengusut tuntas kasus penembakan mobil Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Surabaya, H.M. Faridz Afif mengharapkan, bukan hanya pelaku yang ditangkap. Pihaknya juga meminta kepolisian mengusut siapa oknum yang menyuruh pelaku melakukan aksi terror.
“Ini menyangkut kewibawaan pemerintah kota,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Kantor Bagian Humas. Kamis (15/3)
Ia menegaskan, jika proses hukum tak sesuai dengan yang diharapkan, GP Ansor dan Banser akan bertindak dengan caranya sendiri.
Afif menyatakan, insiden penambakan yang terjadi, Rabu (14/3) di depan rumah pejabat pemerintah kota tersebut melanggar hukum dan merusak citra Kota Surabaya sebagai Kota Layak Singgah. Ia mengaku, pihaknya risau denga adanya aksi teror. Pasalnya, perbuatan tersebut dinilai tak lazim dan haus diberantas hingga akar-akarnya.
“Jangan mentang-mentang punya segalanya, kemudian bisa bersikap semaunya,” terang putra mantan Anggota DPRD Surabaya, Ali Yakub.
Ia menegaskan, GP Ansor dan Banser akan menjaga dan mengawal Eri Cahyadi yang dalam keorganisasian menjabat selaku dewan Penasehat PC GP Ansor beserta keluarganya. Meski, Eri sendiri sempat menolaknya.
“Ancaman terror harus disikapi dengan tegas,” tandasnya
Pria yang menjabat Panglima Banser Surabaya ini mengingatkan kepada siapapun, baik individu maupun kelompok untuk tidak sekali-kali berbuat terror kepada masyarakat, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, khususnya kepada Kyai dan Ulama.
“Jika terjadi, kewajiban GP Ansor menjadi garda depan untuk membentengi dan melawannya,” tegas Afif.
Ia meminta kepada jajaran GP Ansor dan Banser di semua tingkatan di Kota Surabaya untuk menjalin komunikasi dan kerjasama yang intens dengan aparat kepolisian, TNI dan aparat pemerintah dengan meningkatkan kewaspadaan dan penjagaan wilayah masing-masing.
“Guna memberikan rasa aman dan tentram bagi warga Surabaya,” katanya.
Seruan senada juga disampaikan Pemuda Pusura. Biro Hukum Pemuda Pusura, Mukti Priyono menyatakan, aka mendukung dukungan moral dan upaya yang dilakukan GP Ansor dan Banser. Menurutnya, kasus terror yang menimpa pejabat pemeritah kota tersebut tak bisa dipandang sebelah mata.
“Tahun 2018-2019 ini tahun politik, maka kita juga harus menjaga pesta demokrasi yang berlangsung,” katanya
Meski telah menyatakan pernyataan sikap atas kejadian teror yang terjadi, sejumlah pengurus GP Ansor, Banser dan Pusura masih menunggu kedatangan Eri Cahyadi dari Polrestabes Surabaya. Dihadapan GP Ansor, Banser dan Pusura, Eri mengapresiasi atas dukungan moral yang diberikan.
“Support ini tak bisa dinilai dengan materi. Ini yang membuat mental saya semaki berlipat,” ucapnya
Eri mengaku, kejadian yang dialami menjadi introspeksi. Namun, dengan sikap amar makruf nahi mungkar akan siap menghadapi apapun resiko yang dihadapi.
“Saya memohon sahabat-sahabat Ansor untuk berkolaborasi, dengan kejadian ini untuk menunjukkan bersama sama memajukan Surabaya dan mengangkat derajat wong cilik,” katanya.( Ham)