SURABAYA NEWSWEEK- Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya melalui
Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
(DP5A) Surabaya, terus memperhatikan dan memfasilitasi kebutuhan anak-anak yang
mengalami permasalahan kesejahteraan sosial. Melalui acara tatap muka secara
langsung bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, diharapkan bisa
menyelesaikan problematika anak putus sekolah di Surabaya.
Dihadapan puluhan anak putus sekolah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
menyampaikan agar mereka bisa belajar untuk hidup secara mandiri dan tidak
terus bergantung kepada orang tua. Sebab, tidak selamanya orang tua mampu
menopang kehidupan mereka.
"Mulailah diri dengan hidup mandiri, dan jangan terus
menggantungkan dengan orang tua kalian," kata Wali Kota Risma, saat
memberikan pengarahan kepada anak putus sekolah, bertempat di eks Gedung Siola
lantai IV.
Wali kota yang akrab disapa bu Risma ini mengatakan bahwa setiap orang pasti
butuh untuk makan dan butuh untuk masa depan. Maka dari itu, wali kota sarat
akan prestasi tersebut berpesan agar anak-anak putus sekolah ini mau mengubah
jalan hidupnya menjadi lebih baik.
“Kalau kalian tidak bisa memikirkan masa depan kalian sendiri, terus
siapa yang akan memikirkan, karena orang tua kalian tidak bisa mendampingi
kalian terus,” ujar wali kota kepada puluhan anak putus sekolah ini.
Dalam kesempatan ini, wali kota yang akrab disapa Bu Risma ini kemudian
memberikan kesempatan kepada anak-anak putus sekolah untuk menyampaikan secara
langsung apa saja keluhan dan problematika mereka. Salah satu yang menarik
adalah pernyataan yang disampaikan oleh Adi Wicaksono (16) tahun, dirinya yang
putus sekolah SMK ini, kemudian memilih untuk mencari uang setiap malam dengan
cara mengamen.
“Kamu nanti saya ikutkan kejar paket, ojok keluyuran ae (jangan
keluyuran saja), kasihan orang tuamu,” kata wali kota kepada Adi.
Disampaikan Wali Kota Risma, bahwa sebenarnya permasalahan anak putus
sekolah ini bermacam-macam alasannya. Mulai dari karena memang mereka malas
sekolah, ada yang nakal. Namun, ada pula yang memang mereka tidak mampu untuk
membayar biaya sekolah.
"Kita treatment dulu anak-anak ini. Tapi yang paling penting adalah
bagaimana mereka bisa mengakses masa depan mereka," tutur wali kota
kelahiran kediri tersebut.
Menurut Wali Kota Risma, selain akan mengembalikan mereka ke pendidikan
formal dan non formal, pihaknya juga akan menyisipkan beberapa kegiatan dalam
upaya mengembangkan minat dan bakat anak, seperti mengarahkan mereka yang
kreatif menuju ke koridor, dan memberikan bimbingan usaha bagi anak yang ingin berwirausaha
melalui program pejuang muda.
"Yang ingin usaha nanti akan kita latih, dan nanti kalau usianya
sudah 18 tahun, baru kita berikan modal," imbuhnya.
Wali Kota Risma menambahkan, bahwa esensi utama dari acara ini adalah
bagaimana bisa mengembalikan mereka ke sekolah, supaya mampu mengubah hidupnya
ke arah yang lebih baik, karena orang hidup itu harus punya bekal, yakni
pendidikan.
“Kita coba akan treatment lebih detail lagi, untuk bagaimana mereka
tertarik dibidang apa, supaya dia langsung kita fokuskan kemana dan ke bisnis
apa,” pungkasnya. (Ham)