Surabaya Newsweek- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya terus mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di daerah Jeruk,
Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Area seluas enam hektar itu rencananya akan
digunakan sebagai lahan untuk Pertanian Terpadu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan
Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Joestamadji mengatakan progres pengerjaan pertanian
terpadu saat ini sudah masuk dalam tahap lelang. Ia memastikan pengerjaannya
akan dimulai pada tahun 2018. "Pertanian terpadu yang luasnya enam hektar
itu, nantinya akan kita siapkan untuk area pertanian, peternakan dan
perikanan,” kata Joestamadji, Rabu, (21/02/18).
Pertanian terpadu ini, kata dia, nanti
akan terbagi menjadi tiga sektor. Pertama, yaitu sektor pertanian, selain padi
juga akan dikembangkan berbagai jenis sayuran. Kedua, sektor peternakan, di
area ini akan dikembangbiakkan hewan ternak seperti sapi dan kambing. “Sedangkan
pada sektor ketiga adalah perikanan. Nantinya, akan dibangun kolam khusus untuk
budidaya ikan,” katanya.
Menurut Joestamadji, sistem pertanian
terpadu ini merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu
lahan. Mekanisasi pertanian akan diterapkan di area ini, sehingga diharapkan
dapat menjadi solusi bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas,
meningkatkan produktifitas lahan dan menurunkan ongkos produksi.
Harapannya, hasil dari pertanian,
peternakan dan perikanan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka. Bahkan, Joestamadji berencana
menggandeng kelompok tani sekitar supaya ada sinergi antara Pemkot Surabaya
dengan masyarakat.
"Nanti kita akan menggandeng
salah satu kelompok tani sekitar yaitu Sri Sedono Jeruk, supaya bisa sinergi,"
imbuhnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa
lahan seluas 6 hektar ini juga akan dijadikan sebagai sarana edukasi wisata,
sehingga para pengunjung bisa belajar ilmu pertanian dan juga bisa menikmati
pemandangan eksotis persawahan dipinggiran kota. “Area ini akan menjadi sebuah
tempat wisata dan pendidikan bagi masyarakat,” ujarnya.
Pertanian terpadu tersebut nantinya,
benar-benar menjadi kawasan yang mendorong efisiensi pertanian, peternakan
maupun perikanan. Sehingga bisa saling bersinergi antara pertanian, peternakan
dan perikanan.
“Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang
tinggi dan keberlanjutan, serta produksi yang terjaga secara efektif dan
efisien,” pungkasnya. (Ham)