Surabaya Newsweek- Satuan Polisi Pamong Pjara (Satpol PP)
Kota Surabaya memiliki cara unik untuk menghilangkan kesan sangar dan ditakuti
oleh warga Kota Surabaya. Salah satunya, mereka membuat tim-tim dengan nama
unik yang mudah diingat, tapi tetap tegas dalam penegakan perda.
Adapun 13 tim
Satpol PP Surabaya itu adalah Tim Kungfu Panda yang bertugas melakukan patroli
untuk menertibkan reklame illegal. Tim Kombros (kompor ngebros) yang bertugas
membantu petugas pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran di Surabaya. Tim
Judge Bao yang bertugas sebagai tim eksekutor penindakan di lapangan seperti
penindakan penertiban bangunan liar dan PKL yang berjualan tidak pada tempatnya
dan penertiban lainnya. Tim Kaypang yang bertugas menjaring gelandangan dan
pengemis yang berkeliaran di Surabaya.
Ada pula Tim
Segway yang anggotanya semua perempuan Satpol PP dan tugasnya menangani
pengamanan ibu-ibu dan anak-anak ketika penertiban berlangsung, tim ini juga memiliki
tugas khusus untuk melaksanakan patroli pengawasan pedestrian di sepanjang
Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Embong Malang dengan
menggunakan segway. Selanjutnya, ada Tim Undur-Undur yang bertugas mensterilkan
jalur pedestrian dari PKL dan tim ini menggunakan kelengkapan bersepatu roda
dalam patroli penyisirannya.
Selain itu, ada
juga Tim Rembug yang bertugas memberikan penjelasan dan sosialisasi mengenai
peraturan daerah pada para PKL dan orang-orang yang menempati bangunan liar
sebelum dan saat penertiban. Lalu ada Tim Becak Air yang bertugas melakukan
patroli dan pengamanan di sepanjang sungai dan daerah pesisir di Kota Surabaya.
Tim Pikachu yang merupakan tim huru-hara Satpol PP Surabaya dan dibentuk pada
saat penutupan lokalisasi Dolly. Tim Asuhan Rembulan yang tugasnya menjaga kondusifitas
Surabaya, biasanya berpatroli mulai pukul 20.00 hingga pagi.
Selanjutnya, ada
Tim Odong-Odong yang tugasnya berpatroli keliling kota dengan menggunakan motor
trail untuk menindak segala jenis pelanggaran perda. Dan Tim Pinky Trail yang
semua anggotanya perempuan menggunakan trail warna pink dan selalu keliling
kota. Dan yang terbaru adalah Tim Wiro Sableng untuk menjaga markas komando dan
siap diterjunkan dalam menghadapi segala jenis situasi. “Diberi nama Wiro
Sableng karena tim ini dibentuk pada tanggal 2 Bulan 12 atau Desember, dan ini
sama persis dengan tatonya 212 di dada Wiro Sableng,” tegasnya.
Menurut Irvan,
pemberian nama-nama itu sebenarnya terinsipirasi dari nama-nama tim di jajaran kepolisian,
sehingga ia pun menilai perlu untuk membentuk tim-tim. Namun, karena Satpol PP
berhadapan dengan masyarakat, bukan penjahat, maka timnya harus unik dan akrab
di telinga warga dan mudah penyebutannya. “Harapannya, masyarakat melihat tim
ini tidak terkesan sangar. Tapi harus sebaliknya, warga melihat tim ini bisa
tersenyum, sehingga Satpol PP tidak ditakuti warga, dan harus selalu berkawan
dengan warga,” ujarnya.
Irvan juga menjelaskan
bahwa penentuan nama-nama tim itu secara spontan. Namun, ada pula penetuan
namanya yang disesuaikan dengan latar belakang tim, seperti Kaypang atau partai
pengemis. Nama itu disematkan kepada salah satu tim karena tugas mereka adalah
merazia gelandangan, pengemis dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) di Surabaya.
Sementara itu,
tim Kungfu Panda disematkan kepada tim penertiban reklame karena komandan tim
itu berbadan gemuk seperti Panda. Sedangkan nama Tim Pikachu disematkan kepada
tim huru-hara karena dibentuk pada saat penutupan Dolly untuk mengantisipasi
keamanan di Dolly. “Kami sengaja memberi nama itu karena sudah akrab di tengali
masyarakat, tidak mungkin kami beri nama huru-hara karena terlalu sangar,”
imbuhnya.
Irvan
menambahkan, tim-tim itu sudah mendapatkan pelatihan khusus dari tenaga ahli
masing-masing sesuai tugasnya. Ia mencontohkan Tim Becak Air yang mendapatkan
pelatihan dan keahlian khusus dalam menyelam.