Surabaya Newsweek-
Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya Camelia Habiba mendesak pemerintah kota
memasang plengsengan atau turap di sepanjang Kali Tebu di kawasan Kelurahan
Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran.
Hal ini terkait adanya keluhan masyarakat,
khususnya warga RW 3 Tanah Merah, Kelurahan Tanah Kalikedinding. Mereka
mengeluhkan kondisi Kali Tebu yang ada di kampungnya tersebut karena tidak
memiliki plengsengan dan rawan ambrol.
Camelia Habiba mengatakan, pemasangan
plengsengan ini menjadi kewajiban Pemkot Surabaya agar tidak terjadi longsor di
kawasan tersebut.
"Kami sudah melakukan komunikasi dengan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Surabaya terkait pemasangan plengsengan di Kali Tebu.
Ternyata pada 2017 tidak ada anggarannya," kata Habiba, kemarin.
Legislator dari PKB ini mengungkapkan,
pihaknya mendapat laporan dari warga setempat kalau ada longsor di dekat
jembatan Kali Tebu. Karena itu, dia minta pemlengsengan sisi-sis saluran air
ini menjadi program prioritas pada tahun 2018.
Selain itu, lanjut Habiba, di dekat jembatan
sudah pernah longsor dan di sepanjang Kali Tebu juga terdapat beberapa sekolah
yang tentu banyak dilewati anak-anak.
"Saya yakin akan
ada longsor lagi, karena kami sudah cek. Pemkot melakukan penanganan longsor
itu sifatnya hanya sementara," tambah dia.
Sebelumnya, seorang warga RW 3 Tanah Merah
Budi Buceng menyayangkan Kali Tebu dengan lebar 21 meter dan panjang 1.505
meter yang memanjang di kampungnya tidak memiliki plengsengan.
Sungai yang hanya berjarak lima meter dari
permukiman tersebut saat ini sering dikeruk dengan alat berat. Dia khawatir
akan menimbulkan longsor dan membahayakan warga dan pengendara lalu lintas yang
biasa melintas di kampung mereka.
Budi mengungkapkan, sepanjang tahun 2017 ini,
sudah ada kejadian dua kali jalan ambrol akibat tergerus aliran sungai.
"Sudah dua kali jalan ambrol. Tepatnya di
depan SDN Tanah Kalikedinding. Itu efek pengerukan dan memang sungainya tidak
ada plengsengannya," kata pria yang juga penasihat Komunitas Peduli
Kalitebu.
Setelah ada jalan longsor, warga sudah
mengajukan ke Pemkot Surabaya agar Kali Tebu segera dilakukan pembangunan
plengsengan.
Warga juga sudah melakukan aksi pemasangan
pohon pisang di lokasi longsor. Namun, imbuh dia, pengajuan itu belum
dikabulkan dan jalan yang ambrol hanya ditambal saja tanpa membangun
plengsengan di Kali Tebu.
"Terlebih saat ini sedang musim hujan,
kondisi permukaan air sering naik dan meluap. Kami hanya khawatir jika sampai
menimbulkan longsor lagi karena tanahnya terus tergerus oleh pengerukan, pasti
bahaya," ucapnya.( Ham )