Surabaya Newsweek-
Ketua DPRD Surabaya Armuji mengatakan, kesebelasan Persebaya adalah salah satu
ikon Kota Pahlawan. Karena itu, Armuji minta pemerintah kota mendukung
sepenuhnya setiap penyelenggaraan kegiatan tim sepakbola kesayangan warga
Surabaya tersebut.
"Pemkot jangan
mempersulit izin untuk Persebaya, karena Persebaya kebanggaan kita semua,"
kata Armuji, saat hearing dengan manajemen Persebaya dan Dispora Kota Surabaya,
di gedung DPRD Surabaya.
Tidak hanya itu, terkait penutupan lahan
sirkuit untuk area parkir dalam laga terakhir Persebaya melawan PSS Sleman
belum lama ini, Armuji minta Pemkot Surabaya tidak mengulangi lagi.
Sebab, kata dia, fasilitas tersebut dibangun
dengan menggunakan dana APBD yang notabene adalah uang rakyat.
"Pemkot jangan takut rusak. Semua
fasilitas itu dibangun dengan uang rakyat. Kalau ada apa-apa, memang mau
dispora bertanggung jawab," ujarnya.
Sebelumnya, di depan anggota dewan, pengurus
Persebaya mengeluhkan sulitnya mendapatkan izin pemakaian sejumlah sarana
olahraga. Mulai dari Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Wisma Persebaya dan
Lapangan di Karangayam.
"Kami membawa nama Surabaya, tapi selama
bermain di Surabaya, kita merasa menjadi orang asing. Kami simple, sebagai ikon
Surabaya, kita ingin diterima seutuhnya," ujar Manajer Persebaya, Chairul
Basalamah.
Terkait penggunaan fasilitas olahraga,
pihaknya tidak masalah jika diberlakukan uang sewa, asalkan ada kepastian dalam
penggunaan fasilitas yang disewakan. "Kita tidak masalah jika disamakan
dengan penyewa umum. Kita siap membayar," katanya.
Puncak kekesalan Persebaya terjadi saat
pertandingan melawan PSS Sleman dalam laga bertajuk "Selebrasi Game"
di GBT, beberapa waktu lalu.
Saat itu areal sirkuit GBT yang disiapkan
sebagai lahan parkir, ditutup beberapa jam sebelum pertandingan. Akibatnya,
parkir dialihkan di sepanjang akses menuju GBT yang membuat macet total karena
akses jalan menuju stadion juga sempit.
Pelarangan sirkuit drag race sebagai lokasi
parkir itu pun tak diiringi solusi di mana tempat parkir yang mampu menampung
banyak kendaraan di sekitar Stadion GBT.
Sementara, Kepala Dispora Surabaya Afghani
Wardhana menyebut bahwa Dispora tidak bisa seorang diri memberi jalan keluar
mengenai masalah parkir. Dia menerangkan, bahwa hal tersebut juga terkait
dengan instansi pemerintah lainnya.
Dalam hearing itu, Afghani juga mengaku tidak
pernah mempersulit Persebaya. "Kita tidak pernah mempersulit. Siapapun
yang ingin menyewa tinggal mengajukan surat permohonan ke Dispora,"
katanya.
Melalui hearing tersebut, akhirnya disepakati,
di antaranya penyelenggaraan parkir tidak boleh menggunakan lapangan sirkuit
dalam kegiatan apapun. Termasuk kegiatan Pemkot Surabaya.
Dispora juga diperingatkan untuk tidak
mempersulit proses penyewaan Stadion GBT kepada Persebaya.( Ham )