Surabaya Newsweek-
Adanya beras impor yang akan masuk Kota Pahlawan, Wakil Ketua Komisi D DPRD
Surabaya Junaedi meminta Pemerintah Kota
( Pemkot ) Surabatya untuk menolak, sebab ia menilai ketersedian beras dari
petani lokal sudah mencukupi
Misalnya beras yang berasal
dari Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Kediri dan beberapa daerah lain di
Jatim.
“Seyogianya beras impor tidak sampai masuk
Surabaya. Kita coba beras dari para petani yang kita konsumsi,” kata Junaedi,
kemarin.
Ia mengingatkan, sejak awal Gubernur Jatim
Soekarwo sudah sepakat menolak beras impor. Oleh karena itu, dia mengimbau
Pemkot Surabaya mengikuti kebijakan tersebut.
Junaedi menyebutkan, ada sejumlah manfaat jika
masyarakat tetap mengonsumsi beras dari petani lokal. Salah satunya, untuk
mengikis kesenjangan ekonomi.
Terkait melonjaknya harga beras akhir-akhir
ini, dia mendesak Pemkot Surabaya lebih sering dalam menggelar operasi pasar,
selain bazar murah yang selama ini sudah dilakukan.
Pihaknya pun minta Dinas Perdagangan Kota
Surabaya berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan Bulog dalam menggelar bazar
murah.
Sehingga masyarakat yang datang ke bazar bisa
mendapatkan beras murah yang dijual. “Saran kita bazar murah dilakukan lebih
sering,” tandas Junaedi.
Sedang Sugito yang juga nggota Komisi D minta
Dinas Perdagangan mengubah mekanisme jual beli dalam bazar. Tujuannya,
kebutuhan pokok yang dijual ke masyarakat bisa tepat sasaran.
“Selama ini kita tidak tahu yang beli itu
orang Surabaya atau bukan. Kita sarankan jual beli dilakukan lewat mekanisme by
name by address,” ujar Sugito.
Untuk mengantisipasi adanya pedagang nakal,
politisi dari Partai Hanura ini minta Pemkot Surabaya menyiapkan sanksi tegas.
“Kalau sampai ada yang ketahuan mencoba keuntungan, langsung diberi sanksi,”
tandasnya.
Sementara itu, Pemkot Surabaya menyikapi
serius terjadinya kenaikan harga beras. Sejak Selasa (16/1/2018) hingga Jumat
(19/1/2018), pemkot menggelar operasi pasar di seluruh kecamatan.
Sesuai jadwal, operasi pasar juga digelar
mulai Senin (22/1/2018) hingga Kamis (25/1/2018). Hal itu dilakukan untuk
mengantisipasi naiknya harga beras sehingga masyarakat bisa membeli bahan pokok
dengan harga lebih murah dibandingkan di pasar umum.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan,
dalam operasi pasar ini, Pemerintah Kota melalui Dinas Perdagangan tidak hanya
menjual beras saja. Tapi juga gula, minyak goreng, hingga daging.
Operasi pasar itu dilakukan sampai harga bahan
pokok khususnya beras bisa kembali ke harga normal.
"Kenaikan harga beras saya baca sampai Rp
2.000, kita akan coba jual dengan bahan pokok itu dengan murah supaya warga
juga tidak merasa kesulitan," ucap Risma.
Menurut Risma mahalnya bahan pokok juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah cuaca.
Perubahan cuaca yang mencolok, banjir juga
menyebabkan kawasan lain mengalami gagal panen, yang tentunya juga membawa
dampak bagi daerah konsumen seperti Surabaya. (Ham )