Surabaya
Newsweek- Tahun 2018 Walikota Surabaya Tri Rismaharini
meresmikan pahlawan Ekonomi dan pejuang muda, ia berharap semakin banyak ibu –
ibu yang mau untuk ikut bergabung dalam Pahlawan Ekonomi program Pemerintah
Kota Surabaya. Dalam penyampaiannya di depan peserta Pahlawan Ekonomi , Tri
Rismaharini Wali Kota Surabaya menyampaikan alasan mengapa ada Pahlawan Ekonomi
ini.
“Program Pahlawan
Ekonomi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan keluarga yang tergolong miskin
meskipun sang suami bekerja. Salah satu jalan untuk mengatasi ini yaitu
menggerakkan roda perekonomian keluarga kedua yaitu ibu atau istri,” kata Wali
Kota Surabaya.
Dalam kesempatan ini,
Wali Kota terus memotivasi para warga Surabaya yang hadir dengan bercerita
tentang pendapatan yang bisa diraih oleh
para UMKM di Pahlawan Ekonomi ini.
“Saya ingin warga
disini bukan menjadi warga yang punya bisnis yang biasa – biasa saja. Tetapi
juga berbeda. Contohnya saja bakso hitam, yang punya omset 500ribu rupiah
bersih per hari,” kata Tri Rismaharini.
Menurutnya, berjualan
di kelas bawah dan menengah ke atas sama – sama capek. Untuk itu, dengan bergabung di Pahlawan Ekonomi, produk –
produk UMKM akan dibranding dengan packaging yang menarik agar laku hingga
menyasar ke pasar menengah ke atas. Harapannya pun pendapatan juga lebih banyak
dari hasil menjual di pasar menengah ke atas.
Senada dengan Wali Kota
Surabaya, Yudi Humas Pahlawan Ekonomi mengatakan, di Pahlawan Ekonomi
masyarakat Surabaya tidak hanya diajarkan pelatihan saja. Tetapi juga dibantu
dalam pengurusan perijinan oleh Pemkot Surabaya secara gratis.
“Di Pahalawan Ekonomi dan Pejuang Muda, tidak hanya
diberikan pelatihan saja, tetapi perijinannya juga dibantu oleh Pemkot secara
cuma – cuma. Tunggu apa lagi kalau lahan ini sudah dibuka luas. Sangat
disayangkan bila peluang ini terbuang percuma,” kata Yudi.
Yudi juga mengatakan, PE dan PM ini merupakan
peluang yang besar dan bisa dimanfaatkan bagi anak muda. Menurutnya, kesempatan
seperti ini, mungkin tidak ada di kota lain yang mengadakan pelatihan secara berkala.
Saat ini sudah ada 8.656 ukm yang sudah bergabung di
UMKM Surabaya Pahlawan Ekonomi. Dari jumlah tersebut, ada 99 produk usaha
unggulan yang sudah dijual di pasar internasional dan usaha unggul 105 produk
yang sudah berstandar nasional dan ASEAN. “Selain itu, ada 234 produk usaha
utama yang dipasarkan di Jatim. Sedangkan di sisi lain, ada 999 produk mandiri
yang sudah bisa berproduksi setiap hari,” ujar pria berkacamata ini.
Harapannya, kata Yudi, di tahun 2018, jumlah UMKM
yang begabung di program PE dan PM ini bisa mencapai lebih dari 20.000 UKM.
“Ini akan bagus kalau kita mencapai target itu, mengingat Surabaya berpenduduk
3juta orang. Dan targetnya ada 20.000 UKM yang akan bergabung di Pahlawan
Ekonomi,” kata Yudi.
Sebagai tolak ukur, di awarding Pahlawan Ekonomi di
Jalan Tunjungan beberapa waktu lalu, omset penjualan bisa mencapai 1,6Milyar.
Menurut Yudi, ini melebih target yang ditentukan sebesar 1,5Milyar. “Banyak
factor yang mendukung, salah satunya produk yang dipasarkan melalui Pahlawan
Ekonomi sudah maju dan punya produk yang benar – benar unggul,” ujarnya.
Untuk omset per bulan, rata – rata UKM yang jualan
makanan mempunyai pendapatan rata – rata paling tinggi, yaitu diatas 5 juta per
bulan. Sedangkan usaha handicraft berada di bawahnya. Yudi menyampaikan, di
sisi lain, sudah ada 45 produk usaha yang tergabung dalam Tata Rupa Prime yang
bisa mempunyai omset sampai 20 – 50 juta per bulan.
Selanjutnya, Pahlawan Ekonomi akan lebih focus ke Go
Global, Go Financial dan Go Digital agar pemasaran produk para Pahlawan Ekonomi
lebih banyak karena memasarkannya melalui digital. “Selama ini kita sudah
memasarkan secara online melalui facebook, dan itu akan kita teruskan,”
katanya.
Selain adanya pelatihan untuk membuat produk –
produk unggulan, Pahlawan Ekonomi juga mengadakan pelatihan isidentil yang di
tahun 2017 sebanyak 3-4 kali pelatihan diadakan. Selanjutnya, kata Yudi, di
tahun 2018 ini, harapannya bisa mengadakan pelatihan isidentil sebanyak sebulan
sekali.
Contohnya saja pelatihan beauty class. Yudi mengaku,
dalam pelatihan beauty class ini, banyak warga Surabaya yang tertarik
mengikuti. Bahkan, kelas yang punya kuota sebanyak 50 orang selalu penuh. “Yang
paling banyak ikut memang anak – anak muda dan perempuan yang paling banyak ikut
dalam pelatihan beauty class. Harapannya dengan beberapa pihak bisa
memperbanyak, setidaknya bisa sebulan sekali,” katanya.( Ham )