Surabaya Newsweek- Banyaknya Wisatawan domestik maupun mancanegara yang
datang di Kota Pahlawan ini, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana
menegaskan, Kota Pahlawan sangat potensial sebagai kota wisata. Dia
menyebutkan, banyak ikon, even, dan produk khas Surabaya, yang bisa dijual.
Menurut Agustin, untuk memperkenalkan sejumlah destinasi
wisata dan event penarik wisatawan, harus dilakukan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Surabaya dengan cara jemput bola.
“Banyak hal yang bisa dijual Disbudpar, dari ikon dan
produk-produk yang ada. Ini jika ingin menjadikan Surabaya Kota Wisata,” kata
Titin, sapaan Agustin Poliana, kemarin.
Tak hanya itu, agar kunjungan wisatawan meningkat, pihaknya
mendorong Pemerintah Kota Surabaya menggandeng travel agent dan hotel.
Dia menilai, kegiatan promosi wisata yang selama ini
dilaksanakan lebih banyak bersifat seremonial.
Semestinya, tambah Titin, seperti di Bali, para wisatawan
diikutkan paket-paket travel. Sehingga ketika mereka datang bisa dipandu untuk
mengunjungi sejumlah destinasi yang ada.
Legislator empat periode ini menyebutkan, banyak event dan
destinasi wisata yang bisa dikunjungi para wisatawan di Surabaya.
Beberapa kegiatan itu di antaranya, kegiatan Hari Pahlawan
pada bulan November, wisata religi di Ampel, Taman Bungkul dan lainnya.
“Ini untuk menunjukkan bahwa wisata religi ada di Surabaya,” ujarnya
Selain situs sejarah dan religi, wisatawan bisa mengunjungi
panorama alam Pantai Kenjeran, Jembatan Surabaya dengan air mancur menarinya,
kesenian ludruk di Taman Hiburan Rakyat (THR).
Sementara, untuk wisata kuliner, ada banyak makanan khas
Surabaya, seperti rujak cingur, dan semanggi. “Rujak cingur bisa didapat di
Genteng, sedangkan semanggi di samping Masjid Al Akbar,” terang Titin.
Dukungan anggaran untuk pariwisata, ungkapnya, cukup besar.
Total anggaran belanja langsung dan tak langsung di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, urai Titin, mencapai Rp. 47,3 miliar pada tahun 2018.
Rincinya, dalam APBD 2018, belanja langsung mencapai Rp 34
miliar dan belanja tak langsung Rp 13 miliar.
Belanja langsung ini adalah anggaran untuk kegiatan event
promosi wisata. Dalam APBD, kegiatan tersebut terdiri dari 24 kegiatan.
Di antaranya untuk penyelenggaraan event wisata seperti
festival layang-layang, pagelaran seni dan festival music islami sekitar Rp.
2,6 miliar, penyelenggaraan event di UPTD Tugu Pahlawan, Balai Pemuda dan THR
Rp 1,56 miliar.
Kemudian festival kuliner, di antaranya festival rujak uleg,
Surabaya Kuliner dan Kraft, penyelenggaraan event di UPTD THP Kenjeran dan
wisata religi di Ampel. ( Ham )