Surabaya
Newsweek- Masih adanya, para Lansia di Surabaya barat yang
tidak dapat jatah permakanan dari Pemkot Surabaya padahal sudah sudah dianggarkan,
untuk itu Komisi D DPRD Surabaya meminta pemerintah kota Surabaya untuk
meng-update data penerima permakanan bagi warga lanjut usia (lansia) di Kota
Pahlawan.
Pasalnya,
Dinas Sosial Kota Surabaya selaku penyelenggara permakanan untuk lansia masih
menggunakan data RT/RW lama.
"Pastinya
ada penambahan, karena sudah ada RT/RW baru. Seyogianya menggunakan yang baru,
di-update lagi," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi, kemarin.
Namun
demikian, Junaedi mengatakan bahwa, pihaknya masih menemukan adanya lansia yang
belum dapat jatah permakanan. Hal tersebut membuktikan data yang ada sekarang,
belum menjangkau seluruh lansia di Surabaya.
Pertumbuhan
lansia di Kota Pahlawan, menurut Junaedi, terus meningkat dari data awal 2017
yang hanya 11 ribuan, telah mencapai 15 ribuan.
Tidak
menutup kemungkinan, tambah legislator dari Partai Demokrat ini, data tersebut
masih terus bertambah ketika diperbarui oleh perangkat RT dan RW baru. Dia
berharap program permakanan ini dapat menjangkau seluruh lansia dan tepat
sasaran setelah di-update.
Agustin Poliana Ketua Komisi D DPRD Surabaya menambahkan,
biaya jatah makan tiap hari untuk para lansia naik dari sebelumnya Rp 11 ribu
menjadi Rp 15.040 pada 2018. Tambahan biaya jatah makan tersebut karena ada
peningkatan harga pangan yang terus naik.
“Kita
sesuaikan dengan harga di pasar. Sudah lama nggak naik,” jelas Agustin yang
juga sependapat, bahwa up-date data lansia memang harus dilakukan Dinsos
Surabaya.
Sekarang
ini, kata Agustin, untuk jatah makanan itu hanya diberikan pada sekitar 15 ribu
lansia. Padahal masih banyak lansia yang butuh jatah makan dengan anggaran dari
APBD.
“Kami
ingin Dinsos Surabaya selalu meng-update data lansia, agar penganggaran bisa
disesuaikan,” ucapnya.
Sedangkan,
Kepala Dinsos Supomo melalui Kepala Bidang Keagamaan dan Perlindungan Sosial
Dinsos Kota Surabaya Januar Rizal mengatakan, lansia berusia 60 tahun ke atas
dengan kondisi ekonomi rendah yang jadi prioritas dalam program permakanan.
Dia
mengungkapkan, saat ini total lansia di Surabaya mencapai 65 ribu. Namun, belum
semua lansia ter-cover karena ada prioritas kriteria yang harus dipenuhi.
Meski
demikian, sebutnya, Dinsos Surabaya akan terus menambah dan mengusulkan jumlah
lansia penerima bantuan permakanan.
Dalam
menambah sasaran penerima manfaat, pihaknya selalu bekerja sama dengan
kelurahan RT/RW untuk melakukan pendataan. Saat ini, warga tidak mampu yang
dapat bantuan makanan di Surabaya ada tiga golongan, yaitu lansia, penyandang
cacat dan anak yatim.
Penyandang cacat yang menerima jatah permakanan ada
sebanyak 4.806 orang, sedangkan anak yatim sebanyak 6.000 orang. Alokasi
anggaran untuk program permakanan di Surabaya tahun 2017 mencapai Rp 120
miliar.( Ham )