Surabaya Newsweek- Sepakat Mulai tahun depan, DPRD dan Pemerintah Kota Surabaya memberikan
perhatian lebih berupa jaminan pementasan kesenian ludruk. Hal itu diwujudkan
dengan mengalokasikan anggaran pementasan ludruk selama satu tahun penuh dalam
APBD 2018.
Anggaran sebesar Rp 250 juta
dialokasilkan khusus untuk membiayai pementasan ludruk di Surabaya. Menurut
Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha, para pemain kesenian ludruk diberi job
untuk pentas empat kali dalam satu bulan.
"Dalam sebulan mereka akan dibayar pemkot sampai empat kali
tampil. Setiap penampilan akan diberikan biaya pementasan sebesar Rp 5
juta," kata Masduki, kemarin.
Pementasan ludruk, kata Masduki, bisa dilakukan di Taman Hiburan
Remaja (THR) ataupun di gedung teater Balai Pemuda yang baru.
Dengan adanya anggaran pentas, tambah Masduki, akan menjamin
para pelaku seni lokal Surabaya untuk berkarya, sehingga upaya pelestarian
budaya di kalangan anak muda dapat berjalan.
Legislator dari PKB ini menambahkan, di era sekarang kesenian
ludruk sudah semakin jarang diminati. Anak-anak muda zaman sekarang lebih
memilih kesenian dari luar negeri. "Kami tidak ingin itu
berkepanjangan," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya mendorong agar pementasan ludruk
semakin sering ditampilkan dan mengundang anak-anak sekolah dalan setiap
pementasannya.
"Sebenarnya di perubahan anggaran keuangan tahun 2017 kita
sudah alokasikan. Namun kita tambahkan jumlahnya sampai seminggu sekali
penampilan ludruk," tambah dia.
Meski ada gelontoran dana untuk pementasan, ungkap Masduki, di
tahun 2018 mendatang pihaknya masih belum memberikan alokasi anggaran untuk
revitalisasi THR. Karena dewan masih menunggu pengajuan dari pemkot.
"Kalau dirasa perlu revitalisasi tentu kami mendukung.
Nanti Dinas Cipta Karya yang akan mengajukan. Tapi untuk tahun depan sepertinya
belum," jelas Masduki.
Terkait revitalisasi THR, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Surabaya Widodo Suryantoro kepada wartawan menjelaskan, sampai sekarang
pihaknya belum menerima perencanaan pengembangan kawasan THR dari Bappeko
Surabaya.
"Tapi pasti ada. Namun masalahnya sekarang aset kita di Hi
Tech Mall kan masih digunakan pihak ketiga. Nantinya akan ada penataaan kawasa
terintegrasi antara THR, Taman Remaja Surabaya, serta Hi Tech Mall, tapi
menunggu masa berakhirnya BOT dengan pihak Hi Tech Mall," urai Widodo.
Saat ini, sistem built operation and transfer (BOT) dari pihak
Hi-Tech Mall masih belum selesai, sehingga belum bisa dilakukan sentuhan
revitalisasi. Berakhirnya BOT dari pengelola Hi Tech Mall ini akan jatuh pada
tahun 2019 mendatang.
"Karena yang sekarang ini kita rugi karena tidak dapat
tampak muka, dan posisinya THR ada di belakang. Nanti kalau sudah berakhir
BOT-nya kita bisa tata secara keseluruhan," ucapnya. ( Ham )